Sambas (Antara Kalbar) - Seleksi penerimaan CPNS sebagai tenaga dosen pendidik di lingkungan kampus Politeknik Negeri Sambas (Poltesa) diduga tidak transparan.

  Hal ini diungkapkan satu peserta CPNS, Erifa Syhanas (34) melalui suaminya, Ari Funatiq (38) yang menilai ada kejanggalan-kejanggalan saat proses rekruitmen tenaga dosen PNS di lingkungan kampus tersebut tahun 2014 lalu.

"Awalnya istri saya dan peserta lainnya mengikuti tes tertulis sistem online yang langsung  dilaksanakan oleh dikti," ujar Ari.

Kemudian saat pengumuman istrinya Erifa Syhanas dinyatakan lulus di peringkat pertama. Sementara dibawah Erifa terdapat nama tes peserta lainnya yakni EF. Atas lolosnya dua peserta ini kemudian mengikuti tes kemampuan bakat (TKB) tak lama kemudian, dari hasil inilah peserta yang dinyatakan lolos baru diajukan ke Dirjen Dikti di pusat untuk menjadi dosen PNS.

Namun tanpa pengetahuan dan hasil yang jelas, dikatakan Ari pihak Poltesa tiba-tiba mengumumkan nama yang dinyatakan lolos adalah EF tersebut.

"Saat ditanyakan ke panitia, alasannya  dikatakan mau konsultasi dengan Direktur Poltesa Tedy, kemudian ditanya lagi alasannya  data yang di minta tidak ada dan karena itu sudah keputusaan dikti," ungkapnya.

Sehingga, ia mengkhawatirkan ada indikasi permainan saat pelaksanaan  Tes Kemampuan Bakat (TKB) yang dilakukan panitia secara internal lantaran untuk hasilnya tidak dilakukan secara transparan.

Kejanggalan lainnya yang tercium oleh Erifa yakni permasalahan persyaratan yang dipaparkan oleh Dirjen Dikti yakni masalah pengalaman kerja dan batas usia yakni untuk pelamar yang mendaftar saat batas usia 35 tahun harus melampirkan pengalaman kerja selama 14 tahun. 

Dimana Erifa dan EF yang sebelumnya sejak tahun 2008 sama-sama sudah honor tetap di Poltesa ini terpaut satu tahun dimana saat mendaftar EF juga sudah berumur 35 sekarang sudah 36 tahun.

"Jadi kalau lihat syaratnya dimana dia mendapat pengalaman kerja, kita khawatir bisa saja ini dimanipulasi," ungkapnya.

Untuk itu, ia berharap melalui pihak terkait dapat menjelaskan terkait transparan hal ini lantaran pihaknya merasa dirugikan.

Terpisah, saat mencoba mengkonfirmasi masalah ini kepada pihak Poltesa, Direktur Tedy Heryanto tidak bisa dihubungi.

Saat ditanya satpam sempat mengakui yang bersangkutan ada ditempat. "Ada, tapi dari mana," ujar satpam. Saat dijawab dari media, ia mengaku akan mengecek dulu keberadaan yang bersangkutan. Namun saat satpam keluar dia mengatakan Direktur Poltesa tidak ada ditempat.

"Pak Tedy tidak ada,  lagi keluar," jelasnya. Sementara saat dicoba dikonfirmasi melalui telepon dan pesan singkat yang bersangkutan tidak merespon.

Pewarta: Nova

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015