Ketapang (Antara Kalbar) - Harga daging sapi di sejumlah pasar Kota Ketapang mengalami kenaikan harga cukup tinggi, berada di kisaran Rp120.000- Rp130.000 per kilogram, sedangkan daging ayam Rp35.000-Rp37.000 per kilogram.

Kondisi ini menyebabkan, pembelian dari masyarakat yang memerlukan kebutuhan daging sapi maupun daging ayam untuk santapan di hari lebaran naik 100 persen.

Rudiansyah. (45) pedagang daging di Pasar Rangga Sentap Ketapang mengatakan permintaan dari masyarakat sebelum jelang puasa dan pertengahan puasa turun 50  persen jika dibanding mendekat H-2 lebaran ini permintaan daging sapi dan ayam meningkat 100 persen.

Dia mengaku harga pengambilan daging dari peternak memang masih tinggi apa lagi menjelang Lebaran Idul fitri ini .

"Kalau dibanding tahun lalu, permintaan dari masyarakat masih biasa saja, apalagi sepekan menjelang lebaran. Sekarang ada sedikit kenaikan," katanya.

Para pedagang menargetkan menjelang  Lebaran, pembelian melonjak.
"Saya harap besok penjualan bisa meningkat," katanya, saat di temui di Ketapang.
   
Sementara itu, saat dikonfirmasi, Wakil Ketua DPRD Ketapang, Jamhuri Amir menyikapi kenaikan harga daging sapi di sejumlah pasar yang ada di Kabupaten Ketapang, meminta Pemerintah Daerah (Pemda) melalui dinas terkait dalam hal ini, Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (Disperindagkop) Ketapang agar segera merespon kenaikan harga daging yang tentunya menjadi beban bagi masyarakat kecil di Ketapang.

"Kita minta Pemda dalam hal ini melalui Disperindagkop agar turun kelapangan, melakukan sidak ke pasar-pasar yang ada di Ketapang, jangan sampai persoalan ini dibiarkan, karena dampaknya akan sangat terasa bagi masyarakat kurang mampu di Ketapang yang juga ingin mengkonsumsi daging sapi saat lebaran," ungkapnya.

Menurutnya, walaupun ada keharusan untuk menaikkan harga barang-barang menjelang hari raya idul fitri, Jamhuri menekankan jangan sampai kenaikan berlebihan, selain itu, Pemerintah Daerah (Pemda) juga harus memberikan standar harga kepada seluruh pedagang yang ada di Ketapang.

"Saya yakin kalau Disperindagkop turun kelapangan dan memberikan standar harga, tentu para pedagang akan mengikuti harga tersebut," jelasnya.

Menurut dia, pemerintah tidak boleh diam saja, harus segera turun, sebab kemungkinan pada H-2 maupun H-1 kenaikan bisa saja terjadi.
"Maka dari itu, pemda dalam hal ini harus tegas dan tanggap mencari solusinya,"  katanya.  (Yopie/N005)

Pewarta: John

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015