Jakarta (Antara Kalbar) - Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa ada lima upaya yang dilakukan pemerintah dalam penanganan kanker paru di Tanah Air.
"Ada lima upaya untuk penanganan kanker paru," kata Kepala Balitbangkes Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Senin.
Tjandra yang juga merupakan Guru Besar Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI menjelaskan, upaya pertama adalah penanggulangan masalah merokok.
Yang kedua, penyuluhan kesehatan, mulai dari tingkat masyarakat, pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tertier.
Ketiga, penyediaan alat diagnostik seperti laboratorium klinik, patologi anatomik dan radiologik.
"Serta modalitas terapi pembedahan, radioterapi dan kemoterapi," katanya.
Keempat, penyiapan tenaga ahli seperti dokter spesialis paru, dokter bedah toraks, dokter radioterapi, dokter patologi anatomik dan klinik serta semua tim pendukungnya.
Kelima, sistem pembiayaan kesehatan dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Dia menambahkan, tanggal 1 Agustus ini diperingati sebagai "World Lung Cancer Day".
"Kanker paru adalah salah satu kanker terbanyak di dunia," katanya.
Kematian akibat kanker paru di dunia adalah lebih banyak daripada gabungan kematian akibat kanker payudara, kanker kolon dan kanker prostat.
"Satu dari lima kematian akibat kanker di dunia terjadi akibat kanker paru, dan setiap tahun ada lebih dari 1,8 juta kasus kanker paru baru di dunia," katanya.
(W004/A.F. Firman)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Ada lima upaya untuk penanganan kanker paru," kata Kepala Balitbangkes Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Senin.
Tjandra yang juga merupakan Guru Besar Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI menjelaskan, upaya pertama adalah penanggulangan masalah merokok.
Yang kedua, penyuluhan kesehatan, mulai dari tingkat masyarakat, pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tertier.
Ketiga, penyediaan alat diagnostik seperti laboratorium klinik, patologi anatomik dan radiologik.
"Serta modalitas terapi pembedahan, radioterapi dan kemoterapi," katanya.
Keempat, penyiapan tenaga ahli seperti dokter spesialis paru, dokter bedah toraks, dokter radioterapi, dokter patologi anatomik dan klinik serta semua tim pendukungnya.
Kelima, sistem pembiayaan kesehatan dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Dia menambahkan, tanggal 1 Agustus ini diperingati sebagai "World Lung Cancer Day".
"Kanker paru adalah salah satu kanker terbanyak di dunia," katanya.
Kematian akibat kanker paru di dunia adalah lebih banyak daripada gabungan kematian akibat kanker payudara, kanker kolon dan kanker prostat.
"Satu dari lima kematian akibat kanker di dunia terjadi akibat kanker paru, dan setiap tahun ada lebih dari 1,8 juta kasus kanker paru baru di dunia," katanya.
(W004/A.F. Firman)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015