Sungai Raya (Antara Kalbar) - Pemerintah Kabupaten Kubu Raya
terus berupaya untuk menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB), salah satunya melalui kegiatan lomba Kecamatan Sayang Ibu.
"Kecamatan Sungai Ambawang merupakan kecamatan yang terpilih untuk mengikuti Lomba Kecamatan Sayang Ibu Tingkat provinsi," kata Wakil Bupati Kubu Raya, Hermanus, saat melakukan penilaian Lomba Kecamatan Sayang Ibu Tingkat Provinsi Kalimantan Barat, di Sungai Ambawang, Kamis.
Lebih lanjut, Hermanus mengatakan pengetahuan dan partisipasi masyarakat dalam mencegah kematian dan kesakitan ibu hamil, melahirkan dan nifas semakin meningkat.
"Hal ini ditandai dengan terbentuknya tabungan ibu bersalin (tabulin) dan dana sosial bersalin (dasolin), ambulans desa serta pondok sayang ibu dan lain-lain," tuturnya.
Menurutnya, GSI bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas melalui program penurunan kematian ibu.
"Dewasa ini ruang lingkup gerakan sayang ibu tidak lagi semata-mata terfokus pada penurunan kematian ibu, namun diharapkan gerakan sayang ibu berkembang," katanya.
Dia menambahkan, GSI meliputi beberapa program diantaranya peningkatan posisi penentuan dalam masyarakat, peningkatan derajat kesehatan perempuan terutama kesehatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya, mengurangi kematian ibu akibat kehamilan dan menurunkan kematian bayi.
Sementara itu, Ketua PKK Kubu Raya, Hj.Endang Indrawati didampingi wakil ketua tim penggerak PKK Alberta Jeniard Manao menjelaskan, peserta GSI tahun ini diikuti oleh delapan kabupaten/kota se Kalbar.
"Jadi kedelapan peserta ini akan kami terapkan penilaian dengan variabel-variabel yang juga kami nilai di sini," kata Endang.
Lomba itu merupakan suatu upaya untuk mendorong dan memotivasi pelaksana-pelaksana di lapangan.
"Artinya, bagaimana pokja pusat GSI di kabupaten/kota bekerja di kecamatan, di kelurahan dan lain sebagainya, bagaimana ibu-ibu PKK juga tukar pikiran di dalamnya," tuturnya.
Dia berharap, melalui kegiatan itu nantinya tidak terjadi kematian ibu dalam kondisi hamil dan melahirkan atau dalam kondisi nifas yang sia-sia.
"Program GSI di kecamatan ini tidak hanya untuk mencegah kematian ibu hamil atau bayi tetapi juga dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh Indonesia," kata Endang.
Ditempat yang sama, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB) Kubu Raya, Titus Nursiwan mengungkapkan angka kematian ibu dan bayi di Kubu Raya masih ada kendati sudah semakin sedikit dikarenakan didukung sarana dan prasarana yang memadai.
"Juga didukung akses jalan yang memadai. Jadi, tidak ada alasan bagi ibu-ibu untuk datang ke layanan kesehatan," katanya.
(KR-RDO/T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Kecamatan Sungai Ambawang merupakan kecamatan yang terpilih untuk mengikuti Lomba Kecamatan Sayang Ibu Tingkat provinsi," kata Wakil Bupati Kubu Raya, Hermanus, saat melakukan penilaian Lomba Kecamatan Sayang Ibu Tingkat Provinsi Kalimantan Barat, di Sungai Ambawang, Kamis.
Lebih lanjut, Hermanus mengatakan pengetahuan dan partisipasi masyarakat dalam mencegah kematian dan kesakitan ibu hamil, melahirkan dan nifas semakin meningkat.
"Hal ini ditandai dengan terbentuknya tabungan ibu bersalin (tabulin) dan dana sosial bersalin (dasolin), ambulans desa serta pondok sayang ibu dan lain-lain," tuturnya.
Menurutnya, GSI bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas melalui program penurunan kematian ibu.
"Dewasa ini ruang lingkup gerakan sayang ibu tidak lagi semata-mata terfokus pada penurunan kematian ibu, namun diharapkan gerakan sayang ibu berkembang," katanya.
Dia menambahkan, GSI meliputi beberapa program diantaranya peningkatan posisi penentuan dalam masyarakat, peningkatan derajat kesehatan perempuan terutama kesehatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya, mengurangi kematian ibu akibat kehamilan dan menurunkan kematian bayi.
Sementara itu, Ketua PKK Kubu Raya, Hj.Endang Indrawati didampingi wakil ketua tim penggerak PKK Alberta Jeniard Manao menjelaskan, peserta GSI tahun ini diikuti oleh delapan kabupaten/kota se Kalbar.
"Jadi kedelapan peserta ini akan kami terapkan penilaian dengan variabel-variabel yang juga kami nilai di sini," kata Endang.
Lomba itu merupakan suatu upaya untuk mendorong dan memotivasi pelaksana-pelaksana di lapangan.
"Artinya, bagaimana pokja pusat GSI di kabupaten/kota bekerja di kecamatan, di kelurahan dan lain sebagainya, bagaimana ibu-ibu PKK juga tukar pikiran di dalamnya," tuturnya.
Dia berharap, melalui kegiatan itu nantinya tidak terjadi kematian ibu dalam kondisi hamil dan melahirkan atau dalam kondisi nifas yang sia-sia.
"Program GSI di kecamatan ini tidak hanya untuk mencegah kematian ibu hamil atau bayi tetapi juga dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh Indonesia," kata Endang.
Ditempat yang sama, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB) Kubu Raya, Titus Nursiwan mengungkapkan angka kematian ibu dan bayi di Kubu Raya masih ada kendati sudah semakin sedikit dikarenakan didukung sarana dan prasarana yang memadai.
"Juga didukung akses jalan yang memadai. Jadi, tidak ada alasan bagi ibu-ibu untuk datang ke layanan kesehatan," katanya.
(KR-RDO/T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015