Sekadau (Antara Kalbar)Â - SMP Negeri 1 Sekadau didapuk sebagai sekolah Adiwiyata tahun 2015 oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Sekadau. Adiwiyata sendiri adalah penghargaan untuk sekolah yang serius memperhatikan kelestarian lingkungan di sekitar sekolah.Â
Tahun 2015 ini, ada 74 sekolah tingkat SLTP yang dinilai oleh tim khusus. Proses penilaian memakan waktu selama satu tahun penuh. Berbagai aspek menjadi fokus penilaian. Misalnya kebersihan sekolah, penghijauan di sekolah, potret kepedulian terhadap sampah, dan aspek lingkungan lainnya.
 "Kami mendidik para siswa untuk peduli terhadap lingkungan. Mulai dari hal-hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya. Di sekolah anak-anak dibiasakan untuk buang sampah di tempatnya serta mendaur ulang sampah plastik,†kata Kepala SMPN 1 Sekadau, Albinus.
Bapak dua anak itu melanjutkan, setelah menerima Adiwiyata, SMPN 1 akan mengikuti penilaian serupa tingkat nasional.
Predikat itu diharapkan menjadi pelecut semangat siswa-siswi agar lebih peduli menjaga lingkungan baik di sekitar sekolah maupun tempat tinggal masing-masing.
“Yang terpenting adalah para siswa memiliki kesadaran untuk melestarikan lingkungan. Penghargaan bukan apa-apa kalau hanya sebagai simbol, tapi fakta yang sebenarnya itu adalah penghargaan sesungguhnya," tutup pria asal tanah Maboh itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
Tahun 2015 ini, ada 74 sekolah tingkat SLTP yang dinilai oleh tim khusus. Proses penilaian memakan waktu selama satu tahun penuh. Berbagai aspek menjadi fokus penilaian. Misalnya kebersihan sekolah, penghijauan di sekolah, potret kepedulian terhadap sampah, dan aspek lingkungan lainnya.
 "Kami mendidik para siswa untuk peduli terhadap lingkungan. Mulai dari hal-hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya. Di sekolah anak-anak dibiasakan untuk buang sampah di tempatnya serta mendaur ulang sampah plastik,†kata Kepala SMPN 1 Sekadau, Albinus.
Bapak dua anak itu melanjutkan, setelah menerima Adiwiyata, SMPN 1 akan mengikuti penilaian serupa tingkat nasional.
Predikat itu diharapkan menjadi pelecut semangat siswa-siswi agar lebih peduli menjaga lingkungan baik di sekitar sekolah maupun tempat tinggal masing-masing.
“Yang terpenting adalah para siswa memiliki kesadaran untuk melestarikan lingkungan. Penghargaan bukan apa-apa kalau hanya sebagai simbol, tapi fakta yang sebenarnya itu adalah penghargaan sesungguhnya," tutup pria asal tanah Maboh itu.
Editor : Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015