Sukadana (Antara Kalbar) - Ritual bakar kemenyan oleh seorang dukun laut, mengawali kegiatan penyelaman di perairan Pulau Karimata dalam memeriahkan Festival Karimata 2015, di Desa Betok Jaya, Kabupaten Kayong Utara.
"Kegiatan bakar kemenyan yang dilakukan di atas sabut kelapa, kami lakukan untuk meminta pertolongan kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar ketika para penyelam saat melakukan aktivitasnya tidak diganggu oleh mahluk gaib," kata Sukardi (57) seorang dukun laut di Desa Betok Jaya, Kecamatan Pulau Karimata, Selasa.
Ia menjelaskan ritual tersebut memang sudah menjadi kebiasaan warga setempat setiap akan melakukan kegiatan menyelam agar tidak diganggu oleh mahluk gaib.
"Ritual itu dilakukan agar para penyelam diberikan keselamatan oleh Tuhan Yang Maha Esa, juga agar tidak diganggu oleh mahluk gaib. Pernah ada warga kami yang tidak melakukan ritual tersebut, sehingga mereka saat menyelam diganggu oleh mahluk gaib," ungkapnya.
Ritual kegiatan menyelam yang berlangsung Minggu (18/10) itu, dilakukan oleh seorang dukun dengan membakar dan menaburkan kemenyan pada sabut kelapa yang sudah dibakar sehingga menimbulkan asap beraroma kemenyan. Lalu asap tersebut dikelilingkan pada peserta penyelam Festival Karimata 2015. Kemudian asap tersebut juga disapukan melalui tangan seorang dukun ke muka para penyelam tersebut.
"Ritual bakar kemenyan juga dimaksudkan agar para penyelam dikenal oleh para makhluk gaib yang ada di laut, sehingga mereka tidak mengganggu para penyelam," katanya.
Sementara itu, Ketua Rombongan Penyelam Festival Karimata 2015, Irwan Dirgantara menyambut positif dilakukannya ritual sebelum para peserta penyelam Festival Karimata menyelam di sejumlah objek-objek yang menarik untuk diselami.
"Mudah-mudahan dengan telah dilakukan ritual tersebut, kami semuanya diberikan kelancaran dan tidak mendapat halangan dalam menyelam untuk melihat secara langsung kegiatan menyelam ini," ujarnya.
Menurut dia, ada sebanyak 38 penyelam yang ikut dalam memeriahkan Festival Karimata 2015, empat penyelam dari Jakarta dan Yogyakarta, sisanya para penyelam dari Kalimantan Barat.
Festival Karimata 2015, dimulai 17-21 Oktober, sebagai persiapan untuk penyelenggaraan Sail Karimata 2016.
Pulau Karimata memiliki luas sekitar 77 ribu hektare yang berstatus Suaka Alam Laut (SAL) ini memang menjanjikan keindahan bawah laut yang belum banyak dikenal para pehobi kegiatan di bawah laut di Indonesia.
Di samping eksotisme taman lautnya, potensi "landscape" kepulauan yang dihuni oleh lebih dari 1.400 jiwa ini pun menawarkan pesona yang tidak kalah menawan.
Secara geografis, kepulauan ini berada di selat perairan antara Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera. Gugusannya terdiri dari dua pulau besar, yaitu Pulau Karimata dan Pulau Serutu, serta beberapa pulau kecil nan memesona, diantaranya Pulau Kelumpang, Pulau Buluh, Pulau Belian, Pulau Busung, Pulau Segunung, Pulau Genting, Pulau Serungganing dan Pulau Kera.
Karimata mungkin juga tempat wisata indah lain di tanah air, masih terbalut kesulitan klasik, yakni sulit dijangkau dan mahal transportasi untuk menuju "mutiara" Kalbar tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Kegiatan bakar kemenyan yang dilakukan di atas sabut kelapa, kami lakukan untuk meminta pertolongan kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar ketika para penyelam saat melakukan aktivitasnya tidak diganggu oleh mahluk gaib," kata Sukardi (57) seorang dukun laut di Desa Betok Jaya, Kecamatan Pulau Karimata, Selasa.
Ia menjelaskan ritual tersebut memang sudah menjadi kebiasaan warga setempat setiap akan melakukan kegiatan menyelam agar tidak diganggu oleh mahluk gaib.
"Ritual itu dilakukan agar para penyelam diberikan keselamatan oleh Tuhan Yang Maha Esa, juga agar tidak diganggu oleh mahluk gaib. Pernah ada warga kami yang tidak melakukan ritual tersebut, sehingga mereka saat menyelam diganggu oleh mahluk gaib," ungkapnya.
Ritual kegiatan menyelam yang berlangsung Minggu (18/10) itu, dilakukan oleh seorang dukun dengan membakar dan menaburkan kemenyan pada sabut kelapa yang sudah dibakar sehingga menimbulkan asap beraroma kemenyan. Lalu asap tersebut dikelilingkan pada peserta penyelam Festival Karimata 2015. Kemudian asap tersebut juga disapukan melalui tangan seorang dukun ke muka para penyelam tersebut.
"Ritual bakar kemenyan juga dimaksudkan agar para penyelam dikenal oleh para makhluk gaib yang ada di laut, sehingga mereka tidak mengganggu para penyelam," katanya.
Sementara itu, Ketua Rombongan Penyelam Festival Karimata 2015, Irwan Dirgantara menyambut positif dilakukannya ritual sebelum para peserta penyelam Festival Karimata menyelam di sejumlah objek-objek yang menarik untuk diselami.
"Mudah-mudahan dengan telah dilakukan ritual tersebut, kami semuanya diberikan kelancaran dan tidak mendapat halangan dalam menyelam untuk melihat secara langsung kegiatan menyelam ini," ujarnya.
Menurut dia, ada sebanyak 38 penyelam yang ikut dalam memeriahkan Festival Karimata 2015, empat penyelam dari Jakarta dan Yogyakarta, sisanya para penyelam dari Kalimantan Barat.
Festival Karimata 2015, dimulai 17-21 Oktober, sebagai persiapan untuk penyelenggaraan Sail Karimata 2016.
Pulau Karimata memiliki luas sekitar 77 ribu hektare yang berstatus Suaka Alam Laut (SAL) ini memang menjanjikan keindahan bawah laut yang belum banyak dikenal para pehobi kegiatan di bawah laut di Indonesia.
Di samping eksotisme taman lautnya, potensi "landscape" kepulauan yang dihuni oleh lebih dari 1.400 jiwa ini pun menawarkan pesona yang tidak kalah menawan.
Secara geografis, kepulauan ini berada di selat perairan antara Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera. Gugusannya terdiri dari dua pulau besar, yaitu Pulau Karimata dan Pulau Serutu, serta beberapa pulau kecil nan memesona, diantaranya Pulau Kelumpang, Pulau Buluh, Pulau Belian, Pulau Busung, Pulau Segunung, Pulau Genting, Pulau Serungganing dan Pulau Kera.
Karimata mungkin juga tempat wisata indah lain di tanah air, masih terbalut kesulitan klasik, yakni sulit dijangkau dan mahal transportasi untuk menuju "mutiara" Kalbar tersebut.
(A057/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015