Ketapang (Antara Kalbar) - Amplang, salah satu makanan ringan khas Kota Ketapang, menarik minat pengunjung pada pameran pariwisata, investasi, perdagangan, kerajinan dan seni budaya di Bandung, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
    "Amplang yang dibawa hanya  contoh produk unggulan rumah tangga di wilayah Ketapang ternyata cukup digemari," kata C.Enny A, Kabag Perekonomian Setda Ketapang.
    Melalui pameran yang dilakukan di luar Kalbar, diharapkan dapat memperkenalkan potensi wilayah ini kepada investor. Ditambahkan Sy Mahadi, salah satu Kasubbag di Bagian Perekonomian Setda Ketapang bahwa dari sejumlah pameran memang amplang sangat diminati dan laris manis. Dengan demikian potensi amplang mempunyai segmen pasar di luar Kalbar.
    Demikian juga potensi kerajinan asal Ketapang cukup diminati warga Bandung. Salah satu masukan dari warga dalam produksi juga harus didukung dengan kualitas produk kerajinan. Misalnya kerapian hasil pekerjaan tangan.
  Keingintahuan akan potensi wisata di Ketapang juga terlihat dari pertanyaan pengunjung. Salah satu yang sangat diminati untuk diketahui adalah seni budaya yang ada di Kalimantan.
    Selain menjadi ajang promosi potensi wisata, perdagangan, investasi, kerajinan tangan dan seni budaya. Pameran yang pertama kali diiikuti Pemkab Ketapang di Kota Bandung sekaligus juga ajang mempererat silaturahmi Bandung yang pernah berdomisili di Ketapang, dan Kalimantan Barat pada umumnya.
    Dengan meningkatnya silaturahmi dan bertukar informasi daerah tersebut, selaian "pengobat rindu" akan kampung halaman juga memberikan informasi peluang dan tantangan dalam menggali potensi wilayah.
   "Saya cari-cari stand Kalbar, ternyata ada peserta dari Ketapang, saya senang sekali ketemu orang Kalbar disini, sudah 25 tahun saya menetap disini (Bandung)," ujar  Hendro Purnomo, salah satu dosen di Jawa Barat.
   Pameran yang berakhir pada hari Minggu malam tersebut, maka cukup banyak pertukaran informasi dalam mengembangkan potensi wisata, kerajinan, perdagangan, investasi dan seni budaya. Apalagi menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akhir 2015. Masyarakat dan pelaku usaha diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah produk sehingga tidak terlibat dalam penerapan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Pewarta: Andi Chandra

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015