Pontianak (Antara Kalbar) - Pemerintah Kota Pontianak, saat ini mempertahankan arsitektur bangunan lama, agar wisatawan bisa melihat ciri khas bangunan di Pontianak, seperti melakukan renovasi terhadap Kantor Wali Kota setempat dengan arsitektur budaya Melayu.

"Saat ini kami sedang mempertahankan arsitektur bangunan-bangunan perkantoran lama yang sebagian masih berdiri kokoh di lingkungan Kantor Wali Kota Pontianak dipugar tanpa mengubah bentuk aslinya," kata Wali Kota Pontianak Sutarmidji di Pontianak, Selasa.

Ia menjelaskan, tidak hanya itu, Pemkot Pontianak juga berupaya mengembalikan bangunan-bangunan perkantoran terutama di lingkungan Pemkot dengan bergaya arsitektur bangunan lama layaknya sediakala.

"Gedung Kantor Wali Kota sudah diubah tampilan depannya memadukan model lima keraton Melayu yang ada di Kalimantan Barat. Sekarang tahap bangunannya sudah selesai, tahap selanjutnya adalah pembangunan taman di depan kantor itu," ujarnya.

Selain itu, menurut dia, eks Gedung Bank Indonesia yang terletak bersebelahan dengan Kantor Wali Kota juga rencananya akan dikembalikan ke bentuk semula seperti sejak dibangun pertama kali, yang saat ini sedang dicari gambar bangunan asalnya.

"Ada satu sekolah yang juga akan kami pertahankan bentuk bangunannya yang masih asli sejak tahun 1900-an atau zaman penjajahan Belanda, yang juga akan dilakukan renovasi tahun depan," katanya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kacung Marijan menyatakan pujiannya kepada Wali Kota Pontianak, Sutarmidji yang sangat concern dalam mempertahankan seni dan budaya termasuk berbagai arsitektur khas masyarakat Melayu Pontianak.

"Kami ucapkan terima kasih kepada wali Kota Pontianak karena punya perhatian serius dalam pelestarian tradisi dan warisan budaya. Saya titip pesan, mohon pak Sutarmidji agar membentuk tim ahli cagar budaya supaya cagar budaya yang ada di Pontianak bisa diidentifikasi secara baik," ujarnya.

Terkait pembentukan tim ahli cagar budaya ini, Kacung mengatakan, para anggota tim akan mendapat pelatihan termasuk sertifikasi dengan biaya yang ditanggung pihaknya. Sebab, untuk menjadi ahli cagar budaya harus mengantongi sertifikat profesional.

"Mudah-mudahan kepala Museum Negeri juga ikut membantu pak wali Kota Pontianak untuk terbentuknya tim ahli cagar budaya di Kota Pontianak ini," katanya.

Mulai tahun depan, lanjut Dirjen, pihaknya akan mulai memperbaiki keraton-keraton yang ada di Kalbar. "Nah, mulai dari keraton yang mana, saya tidak buka dulu," katanya.

(A057/N005)

Pewarta: Andilala

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015