Pontianak (Antara Kalbar) - Pemerintah Kota Pontianak bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya Direktur Jenderal Kebudayaan menggelar pameran permainan tradisional nusantara di halaman Museum Negeri Pontianak.
"Digelarnya pameran permainan tradisional nusantara ini, guna melestarikan permainan tradisional ditengah kemajuan teknologi, seperti permainan game-game komputer, play station, gadget, handphone dan permainan lainnya," kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kacung Marijan di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan, permainan itu memungkinkan seseorang untuk berimajinasi, seperti permainan petak umpet dan tembak-tembakan, jenis-jenis permainan itu membawa alam pikir seorang anak berimajinasi untuk menjadi polisi, tentara dan lain sebagainya.
"Imajinasi sangat bagus untuk membentuk pikiran kita dalam rangka menggapai sesuatu. Hanya orang yang punya imajinasi yang memungkinkan punya energi besar mengejar cita-citanya," katanya.
Namun demikian, lanjutnya, imajinasi belumlah cukup bila tanpa diiringi dengan kreatifitas. Kreatifitas merupakan wujud realisasi apa yang ada di dalam imajinasi seseorang, sehingga tidak sedikit hasil-hasil ciptaan seseorang yang berawal dari imajinasi.
Misalnya permainan enggrang adalah hasil imajinasi orang yang ingin berjalan tanpa kaki. Itu tercipta hasil kreatifitas untuk mewujudkan imajinasi, seperti pesawat itu tercipta lantaran ingin mewujudkan imajinasi untuk bisa terbang.
"Hanya bangsa yang punya imajinasi dan kreativitaslah akhirnya menjadi bangsa yang besar," ujarnya.
Menurutnya, peran orang tua maupun guru dalam mengembangkan kreatifitas anak-anak adalah memberi ruang seluas-luasnya kepada mereka untuk berimajinasi dan berkreativitas. "Kita buka ruang lebar-lebar, anak-anak mau bercerita, silakan bercerita, anak-anak mau membangun kreatifitas apapun kita beri kesempatan. Supaya mereka tumbuh menjadi generasi yang jauh lebih baik dari kita," katanya.
Kacung menambahkan, permainan tradisional yang dipamerkan saat ini merupakan karya kreatif generasi pendahulu. Permainan-permainan tradisional ini tercipta dengan memanfaatkan sesuatu yang sederhana yang ada di lingkungan sekitar.
Ia berharap, anak-anak nanti juga mampu menciptakan permainan tradisional baru, sehingga ke depannya dalam pameran permainan tradisional, juga digelar lomba menciptakan permainan tradisional baru.
Sementara itu, Wali Kota Pontianak, Sutarmidji mendukung digelarnya pameran permainan tradisional nusantara tersebut. Permainan tradisional perlu terus ditumbuhkembangkan, karena lebih mampu mempengaruhi daya pikir anak untuk melakukan inovasi dan mengembangkan kreativitasnya.
"Dalam setiap permainan tradisional itu selalu membawa alam pikir anak ke arah hal-hal yang membuat mereka lebih disiplin, kreatif, menumbuhkembangkan kemampuannya berinovasi," katanya.
Ia berharap, melalui pameran permainan tradisional nusantara itu, anak-anak tidak terpengaruh dengan era globalisasi sekarang ini dimana IT mudah sekali memberi pengaruh pada perubahan karakter anak.
(A057/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Digelarnya pameran permainan tradisional nusantara ini, guna melestarikan permainan tradisional ditengah kemajuan teknologi, seperti permainan game-game komputer, play station, gadget, handphone dan permainan lainnya," kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kacung Marijan di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan, permainan itu memungkinkan seseorang untuk berimajinasi, seperti permainan petak umpet dan tembak-tembakan, jenis-jenis permainan itu membawa alam pikir seorang anak berimajinasi untuk menjadi polisi, tentara dan lain sebagainya.
"Imajinasi sangat bagus untuk membentuk pikiran kita dalam rangka menggapai sesuatu. Hanya orang yang punya imajinasi yang memungkinkan punya energi besar mengejar cita-citanya," katanya.
Namun demikian, lanjutnya, imajinasi belumlah cukup bila tanpa diiringi dengan kreatifitas. Kreatifitas merupakan wujud realisasi apa yang ada di dalam imajinasi seseorang, sehingga tidak sedikit hasil-hasil ciptaan seseorang yang berawal dari imajinasi.
Misalnya permainan enggrang adalah hasil imajinasi orang yang ingin berjalan tanpa kaki. Itu tercipta hasil kreatifitas untuk mewujudkan imajinasi, seperti pesawat itu tercipta lantaran ingin mewujudkan imajinasi untuk bisa terbang.
"Hanya bangsa yang punya imajinasi dan kreativitaslah akhirnya menjadi bangsa yang besar," ujarnya.
Menurutnya, peran orang tua maupun guru dalam mengembangkan kreatifitas anak-anak adalah memberi ruang seluas-luasnya kepada mereka untuk berimajinasi dan berkreativitas. "Kita buka ruang lebar-lebar, anak-anak mau bercerita, silakan bercerita, anak-anak mau membangun kreatifitas apapun kita beri kesempatan. Supaya mereka tumbuh menjadi generasi yang jauh lebih baik dari kita," katanya.
Kacung menambahkan, permainan tradisional yang dipamerkan saat ini merupakan karya kreatif generasi pendahulu. Permainan-permainan tradisional ini tercipta dengan memanfaatkan sesuatu yang sederhana yang ada di lingkungan sekitar.
Ia berharap, anak-anak nanti juga mampu menciptakan permainan tradisional baru, sehingga ke depannya dalam pameran permainan tradisional, juga digelar lomba menciptakan permainan tradisional baru.
Sementara itu, Wali Kota Pontianak, Sutarmidji mendukung digelarnya pameran permainan tradisional nusantara tersebut. Permainan tradisional perlu terus ditumbuhkembangkan, karena lebih mampu mempengaruhi daya pikir anak untuk melakukan inovasi dan mengembangkan kreativitasnya.
"Dalam setiap permainan tradisional itu selalu membawa alam pikir anak ke arah hal-hal yang membuat mereka lebih disiplin, kreatif, menumbuhkembangkan kemampuannya berinovasi," katanya.
Ia berharap, melalui pameran permainan tradisional nusantara itu, anak-anak tidak terpengaruh dengan era globalisasi sekarang ini dimana IT mudah sekali memberi pengaruh pada perubahan karakter anak.
(A057/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015