Ketapang (Antara Kalbar) - Syahminan (65) salah satu Anak Buah Kapal (ABK) Kapal Samudera Jaya I yang pecah dihantam gelombang akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat oleh seorang nelayan. Syahminan ditemukan mengapung menggunakan sebuah papan sekitar 24 jam usai kejadian, Selasa (15/12).
    Dari pantauan  di lapangan, Syahminan ditemukan oleh nelayan di laut di daerah Sungai Besar Kecamatan Matan Hilir Selatan Ketapang sekitar pukul 08.00 WIB. Ia langsung dibawa ke Rumah Sakit Fatima Ketapang untuk diberikan pertolongan pertama, mengingat kondisi kaki sebelah kiri luka akibat terkena paku saat hendak meloncat dari kapal.
    Ia menceritakan kejadian saat kapal akan tenggelam. Saat itu ia masih di palka mesin. Saat dihempas gelombang dan kapal miring iapun sempat menggunakan baju pelampung, tidak lama gelombangpun kembali lagi. "Jadi kami semua di kapal terhempas oleh ombak yang datang mengantam kapal setinggi 4 meter," kata dia.
    Syahminan mengaku, dirinya sempat akan memegang tali tetapi terlepas lantaran gelombang tinggi yang di perkirakannya mencapai 3-4 meter. Dirinyapun kemudian terpisah dari teman-temannya dan mendapatkan sebuah kayu berukuran sekitar 4 meteran untuk berpegangan.
    Sebelum terhempas gelombang, ia sudah lepas semua pakaian, hanya menggunakan celana dalam dan baju pelampung. Tujuannya supaya di laut tidak berat saat berenang, kemudian kaki dan tangan saya lumuri oli agar saat di laut ikan tidak mengejar.
    Menurut dia, kalau tidak diberi oli kaki dan tangan akan tampak putih di dalam air dan dapat membuat ikan-ikan besar mengejar,  kemudian ada kayu saya mengapung menggunakan kayu itu.
    Lebih lanjut ia menambahkan, pada saat dirinya terus menjauh dari lokasi kejadian karena dibawa gelombang, ia mengaku secara tiba-tiba datang sebuah papan besar bekas serpihan kapal yang pecah mendekat kepadanya. Dirinya langsung melepas kayu yang awalnya menjadi pegangan dan berpindah ke papan tersebut dan menaikinya.
    Ia ditemukan sekitar pukul 08.00 WIB di daerah Sungai Besar. "Yang nemukan nelayan yang sedang narik pukatnya, dari jauh saya terus berteriak minta tolong, ternyata nelayan itu memang sudah melihat saya kemudian bergegas membantu saya, saya dibawa naik ke darat," tuturnya.
    Syahminan merupakan warga asli Desa Kauman, Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang yang sudah lama menetap dan tinggal di Pontianak. Ia mengaku dirinya sudah 4 kali mengalami tenggelam pada saat bekerja di kapal.
    Sbelumnya ia juga pernah tiga kali tenggelam bekerja di kapal lain, itupun tenggelamnya di lautan besar. "Seperti di Laut Karimun hampir sepekan saya hilang di laut, ini kejadian ke 4 kalinya saya mengapung dilaut," ujar Syahminan.  
    Sementara itu, Yunia (29) salah satu Ponakan korban yang ditemui di Rumah Sakit Fatima Ketapang, mengaku pihak keluarga terus berusaha mencari korban yang dinyatakan hilang pada Senin (14/12) lalu.
    Ia mendapat info pamannya tenggelam dari istrinya yang di Pontianak. "Dapat info kami langsung mengecek ke Basarnas, setelah di cek ternyata teman satu kapal paman saya sudah ditemukan, hanya paman saya yang belum ditemukan," kata Yunia.
    Mendengar hal tersebut, pihak keluarga terus berusaha mencari keberadaan pamannya, namun hingga malam hari informasi mengenai keberadaan pamannya belum juga diketahui, bahkan pihak keluarga yang khawatir dan sedih, sempat berkumpul di rumahnya untuk kemudian membacakan doa dan Yasin agar pamannya segera ditemukan.
    "Kami semua tadi malam tidak ada yang tidur, semua berdoa, baca Yasin, berharap apapun kondisinya hidup atau mati kami ingin bertemu sama paman kami, alhamdulillah dapat info tadi pagi, paman ditemukan selamat," ujar Yunia.

Pewarta: John

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015