Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat Dwi Suslamanto mengatakan, investasi Kalbar pada triwulan III 2015 tumbuh 7,17 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yaitu 3,00 persen (yoy).
"Tldak dapat dipungkiri bahwa aliran investasi yang mengalir pesat di wilayah Kalimantan Barat telah menjadi salah satu penopang utama perbaikan ekonomi Kalimantan Barat terutama dalam periode satu tahun terakhir," kata Dwi di Pontianak, Selasa.
Menurutnya, peningkatan pesat pada aliran investasi terutama didorong oleh peningkatan yang terjadi pada investasi non perbankan terutama dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA). Kendati demikian, investasi non perbankan dalam bentuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terpantau mengalami kontraksi.
Berdasarkan sumber aliran investasi PMA dapat diketahui bahwa sumber aliran PMA di wilayah Kalimantan Barat masih didominasi oleh aliran investasi yang berasal dari Singapura dan Malaysia. Pesatnya aliran investasi PMA di wilayah Kalimantan Barat terutama terkait erat dengan proyek pembangunan pabrik pengolahan di wilayah Kalimantan Barat.
"Seperti yang kita ketahui, aktivitas perdagangan Kalimantan Barat terutama didorong oleh aktivitas perdagangan luar negeri dengan pangsa sebesar 85 persen terhadap total net ekspor Kalimantan Barat. Berdasarkan perkembangan ekspor dan impor luar negeri Kalimantan Barat sepanjang triwulan III 2015, neraca perdagangan luar negeri Kalimantan Barat berada pada posisi defisit. Kondisi defisit neraca perdagangan ini terjadi seiring dengan penurunan ekspor yang cukup dalam dan peningkatan tajam yang terjadi pada komponen impor," katanya.
Kontraksi yang terjadi pada ekspor luar negeri Kalimantan Barat pada triwulan ini didorong oleh penurunan ekspor komoditas kayu lapis olahan (plywood), sena ekspor komoditas mineral alumina. Sementara itu, ekspor komoditas perkebunan utama Kalimantan Barat, yaitu getah karet menunjukkan peningkatan signifikan.
Relatif terhadap triwulan sebelumnya, ekspor Kalimantan Barat dengan tujuan Korea Selatan terpantau mengalami kontraksi yang cukup dalam dari 5,28 persen (yoy) menjadi -20,58 persen (yoy). Penurunan ekspor tujuan negara Korea Selatan tersebut didorong oleh penurunan ekspor komoditas karet remah (crumb rubb) serta komoditas ekspor kayu olahan (plywood).
"Di sisi lain, aktivitas impor Kalimantan Barat pada triwulan III 2015 mengalami akselerasi dengan pertumbuhan hingga 12,03 persen (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang masih mengalami kontraksi sebesar-6,22 persen (yoy). Peningkatan impor luar negeri Kalbar terjadi pada seluruh komponen impor dimana peningkatan komponen impor tertinggi terjadi pada komponen barang modal. Peningkatan tajam juga terjadi pada komponen bahan baku dengan peningkatan sebesar 184,86 persen (yoy)," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Tldak dapat dipungkiri bahwa aliran investasi yang mengalir pesat di wilayah Kalimantan Barat telah menjadi salah satu penopang utama perbaikan ekonomi Kalimantan Barat terutama dalam periode satu tahun terakhir," kata Dwi di Pontianak, Selasa.
Menurutnya, peningkatan pesat pada aliran investasi terutama didorong oleh peningkatan yang terjadi pada investasi non perbankan terutama dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA). Kendati demikian, investasi non perbankan dalam bentuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terpantau mengalami kontraksi.
Berdasarkan sumber aliran investasi PMA dapat diketahui bahwa sumber aliran PMA di wilayah Kalimantan Barat masih didominasi oleh aliran investasi yang berasal dari Singapura dan Malaysia. Pesatnya aliran investasi PMA di wilayah Kalimantan Barat terutama terkait erat dengan proyek pembangunan pabrik pengolahan di wilayah Kalimantan Barat.
"Seperti yang kita ketahui, aktivitas perdagangan Kalimantan Barat terutama didorong oleh aktivitas perdagangan luar negeri dengan pangsa sebesar 85 persen terhadap total net ekspor Kalimantan Barat. Berdasarkan perkembangan ekspor dan impor luar negeri Kalimantan Barat sepanjang triwulan III 2015, neraca perdagangan luar negeri Kalimantan Barat berada pada posisi defisit. Kondisi defisit neraca perdagangan ini terjadi seiring dengan penurunan ekspor yang cukup dalam dan peningkatan tajam yang terjadi pada komponen impor," katanya.
Kontraksi yang terjadi pada ekspor luar negeri Kalimantan Barat pada triwulan ini didorong oleh penurunan ekspor komoditas kayu lapis olahan (plywood), sena ekspor komoditas mineral alumina. Sementara itu, ekspor komoditas perkebunan utama Kalimantan Barat, yaitu getah karet menunjukkan peningkatan signifikan.
Relatif terhadap triwulan sebelumnya, ekspor Kalimantan Barat dengan tujuan Korea Selatan terpantau mengalami kontraksi yang cukup dalam dari 5,28 persen (yoy) menjadi -20,58 persen (yoy). Penurunan ekspor tujuan negara Korea Selatan tersebut didorong oleh penurunan ekspor komoditas karet remah (crumb rubb) serta komoditas ekspor kayu olahan (plywood).
"Di sisi lain, aktivitas impor Kalimantan Barat pada triwulan III 2015 mengalami akselerasi dengan pertumbuhan hingga 12,03 persen (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang masih mengalami kontraksi sebesar-6,22 persen (yoy). Peningkatan impor luar negeri Kalbar terjadi pada seluruh komponen impor dimana peningkatan komponen impor tertinggi terjadi pada komponen barang modal. Peningkatan tajam juga terjadi pada komponen bahan baku dengan peningkatan sebesar 184,86 persen (yoy)," tuturnya.
Editor : Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015