Pontianak (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat menggelar pelatihan bilal, imam, dan kultum tarawih pada 2025 dengan peserta ratusan orang berasal dari berbagai daerah setempat di Pendopo Gubernur Kalbar di Pontianak, Senin.
"Kegiatan ini diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai daerah di Kalbar dengan tujuan meningkatkan kompetensi dalam berdakwah serta memperkuat peran imam dan bilal dalam membangun harmoni sosial," kata Penjabat Gubernur Kalimantan Barat Harisson.
Ia menjelaskan pelatihan ini selaras dengan misi Asta Cita Presiden Prabowo-Wapres Gibran dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045, yang menitikberatkan pada harmoni kehidupan beragama, budaya, dan lingkungan demi mencapai masyarakat adil dan makmur.
"Sebagai agama yang rahmatan lil-'alamin, Islam menganjurkan umatnya untuk menjaga kerukunan dalam seluruh aspek kehidupan, baik bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara. Kebebasan beragama dan hak asasi manusia harus tetap menjadi nilai utama dalam kehidupan beragama di Indonesia," katanya.
Ia menjelaskan pemahaman nilai-nilai agama perlu ditanamkan sejak dini kepada generasi muda agar mereka dapat berperan sebagai penjaga harmoni sosial sekaligus mitra pemerintah dalam mewujudkan keadilan sosial.
"Atas nama Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, saya mengapresiasi terselenggaranya pelatihan ini sebagai bentuk upaya membentuk generasi penerus yang memiliki kompetensi dalam berdakwah dan menyampaikan nilai-nilai keislaman, terutama menjelang bulan suci Ramadhan," katanya.
Harisson menilai seorang bilal, imam, dan penceramah tidak hanya berperan sebagai pemimpin shalat berjamaah, tetapi juga memiliki tanggung jawab menjadi teladan kehidupan sehari-hari.
"Melalui pelatihan ini, saya harapkan para peserta mampu memahami teknik penyampaian khutbah yang benar, memberikan motivasi kepada jamaah, serta membawa pesan dakwah yang jelas, menyentuh hati, dan berbasis ilmu pengetahuan serta teknologi, namun tetap berlandaskan iman dan takwa," katanya.
Selain meningkatkan kompetensi individu, dia mengharapkan, pelatihan ini memperkuat peran masjid sebagai pusat pendidikan Islam dan ekonomi berbasis keumatan.
Sebagai provinsi dengan masyarakat yang majemuk, ia berharap, Kalimantan Barat menjadi contoh moderasi beragama di Indonesia.
"Saya berharap agar Kalbar dapat menjadi provinsi percontohan dalam moderasi beragama, dengan penguatan SDM bilal, imam, dan penceramah yang kompeten untuk semakin memajukan pembinaan umat Islam di Kalbar," kata Harisson.