Ketapang (Antara Kalbar) - Sejumlah petani di Kabupaten Ketapang mengandalkan pompa air untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman padi karena curah hujan yang masih minim meski sudah memasuki bulan Januari.
Kondisi cuaca yang tidak menentu, yaitu hujan yang belum rutin turun, juga mengakibatkan belum semua petani di Kabupaten Ketapang bisa memulai tanam padi.
Biaya produksi akan bertambah dengan pembelian BBM dan operasional mesin pompa.
Usuludin petani Desa Sukamaju Kecamatan Muara Pawan Kabupaten Keetapang mengemukakan, saat ini hampir semua petani di wilayahnya belum seluruhnya bertanam padi.
Hal serupa juga dialami petani-petani di wilayah  Kecamatan Matan Hilir Utara dan Matan Hilir Selatan.
Menurut dia, hal itu akibat ketersediaan air belum memadai, karena hujan belum rutin turun di wilayah tersebut.
"Kalau pun memaksa memulai tanam, petani harus menggunakan mesin pompa air untuk menyedot air dari sungai dan parit drainase yang ada. Namun bagi petani yang lokasinya lebih rendah sudah mulai hijau tanaman padinya," ujar dia.
Ia menambahkan, musim tanam kali ini juga mundur bila dibandingkan tahun lalu. Sesuai siklus musim, musim tanam pertama seharusnya sudah dimulai pada Oktober, November.
Namun untuk tahun ini, musim tanam pertama di desa mereka diperkirakan baru berakhir pada bulan Januari.
Para petani berharap hasilnya lebih baik dari tahun sebelumnya, karena biasanya saat usai kemarau panjang produksi padi akan meningkat dari musim sebelumnya.

Pewarta: John

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016