Sukadana (Antara Kalbar) - Kayong Utara sedianya akan menjadi tuan rumah pelaksanaan Sail Karimata, namun sayang, bom ikan justru semakin marak di Perairan Karimata.

Terungkap dari penuturan salah satu nelayan di Desa Padang Kepulauan Karimata, Kabupaten Kayong Utara yang namanya enggan dipublikasikan, bahwa dirinya mengetahui sedikitnya terdapat 3 unit kapal nelayan pengebom ikan dari Kabupaten Ketapang berlabuh di Pulau Buan Kecamatan Kepulauan Karimata

"Kapal-kapal itu bekerja malam hari, atau jika pada siang hari di saat-saat tidak ada kapal yang melintas," kata salah satu nelayan.

Dari hasil tangkapan, ikan yang ditangkap dengan menggunakan bom ikan, memiliki ciri-ciri dari remuknya tulang belulang ikan, sehingga ikan terlihat lembek ketika ditegakkan dengan cara memegang bagian kepala di bawah dan ekor di atas.

Selain itu, ikan akan lebih mudah rusak atau hancur karena dampak ledakan bom ikan tersebut.

Menurut nelayan, ciri-ciri kapal nelayan asal Ketapang yang menggunakan bom ikan, pada bagian atas kapal (geladak) banyak disimpan bubu ikan, dan terdapat satu buah sampan kecil.

Bom-bom ikan yang biasa digunakan untuk mengebom disimpan di bawah lunas kapal, sebagai upaya menyembunyikan barang bukti jika sewaktu-waktu dilakukan pemeriksaan.

"Bom disimpan di lunas kapal, di bawah, karena kalau di bawah relatif aman," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Desa Padang Kecamatan Kepulauan Karimata, Fauzi, saat dihubungi membenarkan adanya informasi tersebut.

Dia mengaku mendapat laporan dari beberapa nelayan yang baru saja pulang dari menangkap ikan.

"Benar ada laporan kapal nelayan Ketapang membawa bom ikan, saya baru saja dapat laporan itu," kata Kades Padang ini.

Dikatakannya, selama ini tudingan pengeboman ikan disandangkan kepada para nelayan di Kepulauan di Karimata, namun hal itu tidaklah benar, karena masyarakat nelayan di pulau sudah lama tidak melakukan hal itu dan mulai menangkap ikan dengan sistem bubu yang justru ramah lingkungan.

"Kami sebenarnya ingin menangkap, namun takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sehingga kami berharap kepada aparat penegak hukum untuk mengambil langkah cepat," kata Fauzi.

Dia menjelaskan, masyarakat di Karimata mulai memahami dampak negatif dari bom ikan, sehingga saat ini sangat membenci penggunaan bom ikan.  (Doel Wibowo/N005)

Pewarta: Doel Wibowo

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016