Pontianak (Antara Kalbar) - Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) Cornelis, mengajak semua sub-sub suku dayak yang ada untuk selalu bersatu serta menolak setiap ajaran sesat yang mencoba masuk ke Pulau Kalimantan.

"Saya minta kepada semua sub suku Dayak yang ada di seluruh Indonesia untuk bisa bersatu menolak ajaran sesat. Karena, faham radikalisme atau kekerasan yang berkedok agama sesungguhnya bersumber dari manusia, bukan agama," kata Cornelis, Minggu.

Pernyataan tersebut disampaikannya pada Perayaan Natal dan silaturahmi Dewan Adat Dayak se-Kalimantan di Kalimantan Selatan.

Secara normatif, lanjutnya, agama-agama di dunia ini menebarkan kasih sayang, persaudaraan, cinta kasih.

"Sebagai bangsa Indonesia tentunya kita sangat bangga karena kita masih memiliki Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika," tuturnya.

Menurutnya, Pancasila bukan sekadar ideologi, karena Pancasila adalah sari pati dari kearifan lokal budaya-budaya yang ada di Indonesia, termasuk kearifan lokal masyarakat adat Dayak.

Cornelis menegaskan kepada semua suku Dayak agar tidak menjual tanah dan tidak terpengaruh atau percaya terhadap orang yang baru datang yang menawarkan ini dan itu untuk mendapatkan tanah.

"Tanah di Kalimantan sangat subur ditanam apa saja pasti akan ada hasilnya, semua harus dipertahankan. Jadikan lahan yang kosong untuk bercocok tanam sendiri agar dapat membantu kebutuhan ekonomi dalam keluarga sendiri," katanya lagi.

Masyarakat Dayak, lanjutnya, jangan sampai menjadi penonton di tanah sendiri tetapi harus ikut serta dalam pembangunan.

Dia menambahkan, pulau Kalimantan adalah pulau yang aman, damai, tidak ada gempa, tidak ada gunung berapi, tidak ada tsunami, beberapa hal tersebut yang membuat pulau Kalimantan menjadi pulau yang sangat digemari.

Perayaan Natal dan silaturahmi Dewan Adat Dayak se-Kalimantan dihadiri Ketua DAD se-Kalimantan, Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, Gubernur Kalimantan Selatan periode 2005-2015 Rudy Ariffin, serta undangan lainnya.

(KR-RDO/N005)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016