Pontianak (Antara Kalbar) - Wakil Sekjen DPP Partai Kebangkitan Bangsa Daniel Johan mengatakan Tahun Baru Imlek dapat menjadi momentum untuk mengakhiri kegaduhan politik yang tidak berguna dalam memajukan Indonesia.
    "Kita harus mengakhiri kegaduhan dan politik aliran dengan memperkuat politik kebangsaan, politik yang mampu mengayomi dan melindungi segenap rakyat, yang akan membawa kita menuju Indonesia yang lebih baik," ungkap Daniel Johan anggota DPR RI dapil Kalbar saat acara refleksi menyambut Imlek 2016 di DPP PKB Jakarta.
    Berdasarkan penanggalan Imlek, 8 Februari 2016 merupakan awal memasuki tahun Monyet Api. Shio Monyet diyakini memiliki karakter kemandirian yang tinggi, energik, sangat kreatif dan berprestasi, serta memiliki jiwa kepemimpinan untuk melakukan perubahan besar. Sementara api yang membawa energi besar menjadi unsur dominan di tahun Monyet ini.
    PKB, tegas Daniel, akan senantiasa berjuang di garis politik kebangsaan, yang berlandasakan nilai-nilai demokrasi, keadilan, dan kemanusiaan guna mewujudkan Indonesia yang sejahtera lahir dan batin.
    "PKB siap dan terbuka menjadi rumah kebangsaan bagi segenap elemen masyarakat untuk bersama-sama memperjuangkan Indonesia yang lebih mandiri, sejahtera, dan mampu berdiri tegak di panggung global. Kita harus memenangkan rakyat di dalam persaingan global saat ini," kata Daniel.
    Daniel juga berharap agar tahun Monyet Api menjadi momentum bagi Indonesia untuk memperkuat diri dalam segala aspek, khususnya dalam menghadapi persaingan global yang semakin keras dan tidak adil.
    Dengan segala sumber daya alam dan kekuatan rakyat serta keanekaragaman budaya Indonesia yang ada, Indonesia harus menjadi penentu dalam persaingan global tersebut.
    "Ini doa dan harapan kita di tahun Monyet Api. Atas pribadi maupun keluarga besar PKB, kami mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek 2016, Xin Nian Kuai Le, Gong Xi Fa Chai, khususnya kepada segenap warga Kalimantan Barat yang merayakannya," tutup Daniel, anggota DPR RI komisi 4 yang membidangi pertanian, perikanan, dan kehutanan tersebut.

Pewarta:

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016