Sungai Raya (Antara Kalbar) - Bupati Kubu Raya, Rusman Ali melakukan panen raya padi pada lahan milik Gapoktan Sri Rahayu di Dusun Banjar Baru, dimana dalam satu hektare lahan disana mampu menghasilkan padi hingga 11 ton.
"Dengan hasil panen yang sangat melimpah ini, tentu bisa memberikan kontribusi besar bagi ketahanan pangan kita. Hal ini sesuai dengan program pertanian yang kita lakukan, dimana kita ingin menjadi daerah penyanggah pangan bagi Kalbar," kata Bupati Kubu Raya, Rusman Ali di Sungai Raya, Kamis.
Dalam kesempatan itu, Rusman Ali mengimbau kepada seluruh kepala desa di wilayahnya untuk memanfaatkan lahan tidur menjadi area pertanian, agar masyarakat bisa menggarapnya sehingga pendapatan mereka bertambah.
"Saya rasa ini menjadi sangat penting, karena Krisis pangan dan bahaya kelaparan saat ini sedang membayangi dunia. Jumlah kasus kekurangan pangan dan kelaparan saat ini paling tinggi sejak tahun 1970-an," katanya.
Berkaitan dengan hal tersebut, dia berharap pemerintah desa bisa terus meningkatkan luasan areal pertanian dan hasil pertaniannya. Salah satu caranya, memanfaatkan lahan tidur yang masih terbentang luas di seluruh desa yang ada di Kubu Raya.
"Jika setiap kepala desa bisa menggerakkan masyarakatnya untuk membuka areal pertanian baru, tentu bisa mengantisipasi krisis pangan. Program peningkatan pangan ini, bukan saja menjadi tugas dari pemerintah pusat, provinsi, atau kabupaten, melainkan pemerintah desa dan masyarakat yang lebih berperan," tuturnya.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kubu Raya, Gandhi Setyagraha mengatakan, dalam pengembangan area pertanian di Kubu Raya, pihaknya selalu mendukung berbagai kebutuhan petani, khususnya dalam pengadaan pupuk dan obat-obatan untuk tanaman.
"Saat ini kita terus memperhatikan peningkatan produktivitas beras di Kubu Raya. Setiap bantuan yang diberikan bagi para petani disesuaikan dengan kebutuhan petani daerah setempat, seperti bantuan obat-obatan pembasmi hama, pupuk dan sejumlah bantuan lainnya," katanya.
Namun, lanjut Gandhi, jika dalam perjalanannya bantuan yang diberikan belum memenuhi kebutuhan para petani, maka pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi untuk mencukupi kebutuhan atau keperluan petani lokal.
Sementara itu, Ketua Gapoktan Sri Rahayu, Anung mengatakan, panen raya yang dilakukan pihaknya itu didukung oleh Ertiga Club Indonesia (Erci), PT GLB, Dupont, dimana setiap hektar lahan yang mereka garap, menggunakan pengaplikasian penggunaan pupuk mikro melalui PLB.
"Perbandingannya menggunakan racikan pupuk mikroba GLB ini, ada perbedaan, dari 6,7 dan hasil tertinggi 11 ton per hektare bisa didapatkan," ujar
Dia menjelaskan, saat ini lahan yang digarap kelompoknya seluas 295 hektar, terdiri dari 15 kelompok tani. Keseluruhan telah menggunakan sistem penanaman yang dianjurkan seperti Hazton, sedangkan untuk pemupukannya berbagai metode dilaksanakan terutama GLB.
"Hasilnya sudah kita dapatkan. Menggunakan metode pemupukan GLB ini dapat menghemat penggunaan pupuk hingga 50 persen. Kemudian dengan metode Hazton, hasilnya menjadi berlipat-lipat," katanya.
(KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Dengan hasil panen yang sangat melimpah ini, tentu bisa memberikan kontribusi besar bagi ketahanan pangan kita. Hal ini sesuai dengan program pertanian yang kita lakukan, dimana kita ingin menjadi daerah penyanggah pangan bagi Kalbar," kata Bupati Kubu Raya, Rusman Ali di Sungai Raya, Kamis.
Dalam kesempatan itu, Rusman Ali mengimbau kepada seluruh kepala desa di wilayahnya untuk memanfaatkan lahan tidur menjadi area pertanian, agar masyarakat bisa menggarapnya sehingga pendapatan mereka bertambah.
"Saya rasa ini menjadi sangat penting, karena Krisis pangan dan bahaya kelaparan saat ini sedang membayangi dunia. Jumlah kasus kekurangan pangan dan kelaparan saat ini paling tinggi sejak tahun 1970-an," katanya.
Berkaitan dengan hal tersebut, dia berharap pemerintah desa bisa terus meningkatkan luasan areal pertanian dan hasil pertaniannya. Salah satu caranya, memanfaatkan lahan tidur yang masih terbentang luas di seluruh desa yang ada di Kubu Raya.
"Jika setiap kepala desa bisa menggerakkan masyarakatnya untuk membuka areal pertanian baru, tentu bisa mengantisipasi krisis pangan. Program peningkatan pangan ini, bukan saja menjadi tugas dari pemerintah pusat, provinsi, atau kabupaten, melainkan pemerintah desa dan masyarakat yang lebih berperan," tuturnya.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kubu Raya, Gandhi Setyagraha mengatakan, dalam pengembangan area pertanian di Kubu Raya, pihaknya selalu mendukung berbagai kebutuhan petani, khususnya dalam pengadaan pupuk dan obat-obatan untuk tanaman.
"Saat ini kita terus memperhatikan peningkatan produktivitas beras di Kubu Raya. Setiap bantuan yang diberikan bagi para petani disesuaikan dengan kebutuhan petani daerah setempat, seperti bantuan obat-obatan pembasmi hama, pupuk dan sejumlah bantuan lainnya," katanya.
Namun, lanjut Gandhi, jika dalam perjalanannya bantuan yang diberikan belum memenuhi kebutuhan para petani, maka pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi untuk mencukupi kebutuhan atau keperluan petani lokal.
Sementara itu, Ketua Gapoktan Sri Rahayu, Anung mengatakan, panen raya yang dilakukan pihaknya itu didukung oleh Ertiga Club Indonesia (Erci), PT GLB, Dupont, dimana setiap hektar lahan yang mereka garap, menggunakan pengaplikasian penggunaan pupuk mikro melalui PLB.
"Perbandingannya menggunakan racikan pupuk mikroba GLB ini, ada perbedaan, dari 6,7 dan hasil tertinggi 11 ton per hektare bisa didapatkan," ujar
Dia menjelaskan, saat ini lahan yang digarap kelompoknya seluas 295 hektar, terdiri dari 15 kelompok tani. Keseluruhan telah menggunakan sistem penanaman yang dianjurkan seperti Hazton, sedangkan untuk pemupukannya berbagai metode dilaksanakan terutama GLB.
"Hasilnya sudah kita dapatkan. Menggunakan metode pemupukan GLB ini dapat menghemat penggunaan pupuk hingga 50 persen. Kemudian dengan metode Hazton, hasilnya menjadi berlipat-lipat," katanya.
(KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016