Sungai Raya (Antara Kalbar) - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya, Berli Hamdani, mengimbau masyarakat untuk mewaspadai penyebaran DBD.
"Saat ini Kubu Raya memasuki musim hujan, dimana air yang tertampung di tempat-tempat barang bekas akan lebih banyak. Itu jelas bisa menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dan ini harus diwaspadai oleh masyarakat," kata Berli di Sungai Raya, Minggu.
Di Kubu Raya, katanya, sepanjang tahun 2015 terdapat sekitar 123 kasus DBD dengan korban meninggal tiga orang. Dengan adanya berbagai upaya yang dilakukan Berli berharap tahun 2016 ini jumlah kasus DBD bisa semakin menurun.
Berli menerangkan pada dasarnya menghadapi DBD sangat mudah sama seperti melakukan aktivitas sehari-hari, yaitu dengan 3 M (menguras tempat penampungan air, mengubur barang bekas dan menutup tempat penampungan air) ditambah lagi dengan memantau jentik ditempat penampungan air seperti, memakai obat nyamuk atau kelambu saat tidur.
Selama ini, lanjutnya, penderita DBD terbanyak adalah anak-anak, dari balita sampai usia sekolah. Untuk itu, guna menekan jumlah kasus DBD, kedepan Berli menginginkan para pelajar bisa mengenakan pakaian lengan panjang dan celana panjang sebagai seragam sekolah dan hal tersebut akan direkomendasikan kepada dinas pendidikan kabupaten Kubu Raya.
Siswa sekolah adalah kekuatan yang tidak bisa diabaikan kedahsyatannya. Dengan itulah Berli berharap peran serta siswa dalam program 1 rumah 1 jumantik.
"Masalah kesehatan adalah masalah kita bersama, jadi harus diselesaikan secara bersama pula. Termasuk pengendalian kasus DBD," katanya.
Terpisah, Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia Kalimantan Barat, Nursyam Ibrahim mengimbau kepada seluruh tenaga kesehatan yang ada di Kalbar untuk mewaspadai peningkatan kasus DBD di darah, dengan menerapkan gerakan 4 M, melihat kondisi cuaca hujan yang terjadi saat ini.
"Pada tahun 2015 lalu, merupakan siklus lima tahunan kasus DBD. Meski sudah melewati siklus tersebut, bukan berarti kita bisa santai, karena efek rentetan dari kasus DBD masih bisa terjadi pada tahun 2016 ini," kata Nursyam.
Dia mengatakan, selama ini yang selalu digaungkan oleh pemerintah hanya ada 3 M (menutup, menguras dan menimbun), namun ada satu hal yang mesti ditambah, katanya, yaitu membersihkan.
"Setelah menguras penampungan air, biasanya kita kurang memperhatikan kegiatan membersihkannya. Perlu diketahui, setelah air dikuras, biasanya telur nyamuk masih tersisa menempel di dinding tempat penampungan air makanya itu harus dibersihkan," tuturnya.
Terkait hal itu, dia mengimbau kepada seluruh masyarakat, untuk melakukan antisipasi dengan melakukan kegiatan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSM) dan gerakan 3M + 1 M.***4***

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016