Pontianak (Antara Kalbar) - Asisten II Bidang Administrasi Perekonomian dan Kesejahteraan Sosial Pemerintahan Provinsi Kalbar, Lensus Kandri mengatakan pihaknya akan mengubah target pertumbuhan ekonomi Kalbar tahun 2016 dari 6,04 persen menjadi hanya 5 persen lebih.

"Kita akan melakukan evaluasi dan segera merevisi target pertumbuhan ekonomi Kalbar dari 6,04 persen, menjadi 5 persen lebih. Hal ini dikarenakan, untuk mencapainya bukan suatu perkara mudah karena tahun ini kita akan dihadapkan pada tantangan ekonomi yang cukup kompleks," kata Lensus Kandri saat menjadi nara sumber dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan oleh Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Kalimantan Barat, Kamis.

Dia menjelaskan, pada tahun 2014 lalu, perekonomian Kalbar tumbuh dengan lambat sebesar 4,81 persen, sehingga target 6,04 persen yang ditetapkan pada tahun ini diharapkan bisa tercapai.

"Untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi Kalbar tersebut, kita bisa memanfaatkan peluang Masyarakat Ekonomi Asean yang sudah kita masuki saat ini. Tentu dengan catatan, kita harus bisa melakukan terobosan dan bersinergi dengan semua pihak terkait, agar ekonomi Kalbar terus tumbuh dan berkembang," tuturnya.

Lensus Kandri mengatakan, MEA tentunya menjadi peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia, khususnya pemprov Kalbar. Untuk itu dia mengharapkan agar semua pihak bisa bersinergi dalam memanfaatkan potensi dan meningkatkan daya saing setiap produk unggulan daerah.

Ditempat yang sama, Kepala BPS Kalimantan Barat, Pitono mengatakan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi Kalbar tahun 2016 ini, pemprov Kalbar harus meningkatkan kualitas belanja untuk menstimulus pertumbuhan.

"Selain itu, upaya peningkatan daya beli masyarakat dengan cara mendorong perekonomian lokal. Kemudian, promosi keunggulan daerah dan peningkatan iklim investasi kondusif dengan cara kemudahan dalam perizinan juga harus ditingkatkan," katanya.

Selain itu, pemerintah daerah yang ada di Kalbar juga harus bisa meningkatkan layanan satu pintu dan melakukan penyederhanaan peraturan daerah.

"Pemprov Kalbar juga harus meningkatkan sektor industrialisasi dan infrastruktur dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Kalbar," katanya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat, Dwi Suslamanto mengatakan lambatnya pertumbuhan ekonomi Kalbar tahun 2015 lalu kemungkinan besar masih akan membayangi pada tahun 2016 ini.

Menurut Dwi, beberapa faktor risiko penahan pertumbuhan ekonomi yang menjadi tantangan tahun ini meliputi tendensi ekonomi yang tumbuh tidak optimistis prakiraan sebelumnya dan ketepatan waktu dalam penyelesaian realisasi proyek infrastruktur.

"Berdasarkan assessment pertumbuhan ekonomi Kalbar tahun 2016, beberapa risiko eksternal yang dihadapi dan berpotensi sebagai risiko utama. Risiko eksternal tersebut seperti perekonomian Tiongkok sebagai mitra dagang utama yang diperkirakan kembali tumbuh melambat pada tahun 2016 ini," katanya.

Kemudian harga komoditas dunia yang semakin mengalami kontraksi walaupun diperkirakan tidak sedalam tahun 2015.

"Selain itu, pemulihan ekonomi global yang belum merata dan perekonomian negara mitra dagang lainnya seperti India dan ASEAN diperkirakan meningkat," kata Dwi. 

(KR-RDO/A029)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016