Pontianak (Antara Kalbar) - Deputi Pemberdayaan Masyarakat Badan Narkotika Nasional Bachtiar H Tambunan mengatakan pembangunan berwawasan diperlukan guna mengurangi masyarakat pengguna narkoba dan mencegah semakin banyaknya peredaran produk tersebut di tengah masyarakat.
    "Dalam membangun wawasan masyarakat, untuk menjauhi narkoba tidak bisa dilakukan sendiri oleh BNN, atau kepolisian, atau pemerintah saja. Namun semuanya harus bisa bersinergi dan berjalan bersama untuk mengantisipasi ini," kata Bachtiar saat menghadiri Seminar Pemerintah membangun jejaring pembangunan berwawasan anti-Narkoba Kalbar, di Pontianak, Kamis.
    Pada kesempatan tersebut dia mengatakan, untuk mengantisipasi masuknya narkoba di Kalbar dirasakan cukup sulit. Hal ini karena letak geografis Kalbar yang berdekatan dengan Malaysia dan beberapa negara lainnya mengakibatkan provinsi ini rawan peredaran narkoba antarnegara.
    "Apalagi banyak `jalan tikus` yang ada di Kalbar, yang tentu sulit untuk dipantau keluar masuk manusia maupun barang. Apalagi sejauh ini disinyalir ada peredaran narkoba dari Tiongkok yang transit ke Malaysia lalu masuk ke Indonesia melalui jalan tikus yang ada di Kalbar," katanya.
    Untuk itu, lanjutnya, peran serta masyarakat sangat diperlukan untuk mencegahnya. Dia mengimbau jika ada masyarakat yang mengetahui terkait pengedar barang itu, dia berharap agar masyarakat bisa dengan sigap melaporkan hal itu kepada pihak berwajib.
    Di tempat yang sama, Sekda Kalbar M Zeet Hamdi Assofie mengatakan, dalam kurun waktu satu dekade terakhir ini, permasalahan narkoba menjadi marak. Hal itu terlihat dengan bertambahnya jumlah penyalahguna atau pecandu narkoba secara signifikan, seiring meningkatnya pengungkapan kasus tindak kejahatan narkoba yang semakin beragam polanya dan semakin massif pula jaringan sindikatnya.
    "Meningkatnya penyebaran narkoba yang diiringi meningkatnya perkembangan pencandu di Indonesia, semakin mengindikasikan bahwa Indonesia tidak lagi hanya dijadikan sebagai tempat transit dan peredaran narkoba, tetapi sudah menjadi tempat memproduksi narkoba," tuturnya.
    Bahkan, lanjutnya, peredaran narkoba tidak hanya menyasar pada kelas ekonomi, usia maupun tingkat pendidikan, bahkan wilayah peredaran pun tidak hanya pada daerah perkotaan saja melainkan sudah menyentuh komunitas pedesaan.
    "Tentu saja haI ini, membuat kita khawatir. Kekhawatiran itu adalah, karena dampak dari penyalahgunaan narkoba tidak hanya mengancam kelangsungan hidup dan masa depan pengguna narkoba saja, kehidupan dan keharmonisan keluargapun menjadi hancur, keamanan dan ketahanan berbangsa dan bernegara menjadi terancam sehingga dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa dan negara ini di kemudian hari," katanya.
    Oleh karena itu, lanjutnya, perlu ditingkatkan sinergitas antarinstansi, perluasan jaringan kerja guna mengantisipasi masuknya Narkoba dari negara luar ke Indonesia khususnya ke Kalbar.
    Untuk itu, dirinya mengajak semua pihak untuk ikut menyukseskan Gerakan nasional penanganan ancaman narkoba dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas.
    "Gerakan ini dapat ditingkatkan lagi tingkat aktivitasnya dengan melibatkan seluruh pihak terkait yang ada di Kalbar," katanya.
    Untuk mencegah peredaran narkoba di tengah masyarakat, lanjutnya, diperlukan kepedulian dari seluruh komponen yang ada di masyarakat agar bergandengan tangan untuk mencegah dan memberantas narkoba, untuk mampu berperan sentral, untuk bersama melakukan pencegahan dan pemberantasan peredaran narkoba.
    "Karena bagaimanapun pencegahan, pemberantasan peredaran Narkoba, adalah merupakan tanggung kita semua," katanya.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016