Jakarta (Antara Kalbar) - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta semangat awal pendirian organisasi dagang Syarikat Islam (SI) digalakkan kembali di saat perekonomian negara sedang melambat seperti sekarang ini.

"Saya membaca 'khittah' SI tujuannya ialah mengembangkan jiwa dagang, karena pada waktu itu (1905) perdagangan di Indonesia dikuasai oleh pengusaha besar Belanda dan Tionghoa. Kalau kita kembalikan dewasa ini, sangat relevan lagi semangat itu dikembalikan," kata Wapres Kalla saat menghadiri Pelantikan Dewan Pengurus Pusat Syarikat Islam dan Pengurus Pusat Wanita Syarikat Islam di Jakarta, Sabtu.

Di tengah kondisi perekonomian Indonesia yang mengalami perlambatan pertumbuhan sekarang ini, Wapres menilai perlu lagi mengajak anak-anak muda untuk berdagang sesuai dengan nilai-nilai agama Islam.

Wapres Kalla membandingkan kondisi pada saat pembentukan organisasi dagang tersebut, ketika pada 1905 banyak pemuda ingin bergabung dengan organisasi yang pada saat itu bernama Syarikat Dagang Islam (SDI) untuk meningkatkan perekonomian dalam negeri.

"Zaman dahulu banyak yang punya semangat tinggi, tetapi kalau pada hari ini tentu masih belum banyak para pemuda bergabung seperti SI pada masa dulu.  Itulah semangat yang harus dikembalikan dalam bentuk semangat yang berbeda," jelasnya.

Wapres juga meminta para ustadz dan anggota SI saat ini untuk mengampanyekan perdagangan kepada para pemuda Islam, sehingga semakin banyak orang yang berdagang untuk perbaikan ekonomi.

"Saya minta para ustadz dan semua yang ada di sini untuk mengampanyekan bahwa perdagangan itu sunnah.  Islam itu didirikan oleh para pedagang, Rasulullah itu pedagang.  Maka kenapa sekarang zakat itu terasa kurang, karena yang mampu atau orang yang berdagang itu kurang," katanya.    
   
Dalam acara pelantikan itu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Hamdan Zoelva menjabat sebagai Ketua DPP SI periode 2015-2020, dan Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Valina Singka sebagai Ketua PP Wanita Syarikat Islam.

SI merupakan organisasi dagang yang pertama kali didirikan di Indonesia pada 16 Oktober 1905 oleh Haji Samanhudi, dengan Sarekat Dagang Islam (SDI).

Awalnya, SDI berisi perkumpulan pedagang-pedagang Islam untuk menentang masuknya pedagang asing yang ingin menguasai ekonomi rakyat.

Kemudian pada 1912, HOS Tjokroaminoto menggagas organisasi SDI untuk berubah menjadi organisasi pergerakan dan berubah nama menjadi Syarikat Islam (SI) hingga saat ini.

Dalam perjalanannya, SDI membentuk diri sebagai partai politik dengan nama Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) yang pernah berfusi dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada era orde baru.

Dalam acara pelantikan tersebut hadir sejumlah politikus PPP seperti Suharso Monoarfa dan Dimyati Natakusumah. 

(F013/R. Chaidir)

Pewarta: Fransiska Ninditya

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016