Ketapang (Antara Kalbar) - Ketua Dewan Adat Dayak Ketapang Henrikus mengatakan Paskah mempunyai makna yang cukup mendalam. Selain pembebasan, juga sebagai pintu masuk untuk memulai kehidupan baru yang lebih baik lagi, serta bangkit dari kesalahan dan keterpurukan.
"Memang tidak terlalu meriah, tapi makna Paskah ini sangat besar. Ini adalah pembebasan dan kebangkitan untuk menjadi lebih baik lagi," kata Henrikus di Ketapang.
Menurutnya, perayaan Paskah tidak harus dimeriahkan. Yang terpenting adalah bagaimana memaknai perayaan ini sehingga menjadi intropeksi diri sehingga menumbuhkan iman dan membimbing ke arah yang lebih baik lagi. "Intinya, kita harus lebih baik lagi dan meninggalkan hal-hal yang buruk," jelas Henrikus.
Ia mengungkapkan, banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengimplementasikan Paskah. Namun, sederhananya adalah tidak mengulangi kesalahan dan berusaha untuk memperbaikinya. Serta mampu membebaskan diri dari sifat-sifat buruk. "Jika kita mampu membebaskan diri dari sifat-sifat buruk, itulah makna Paskah sesungguhnya," ungkapnya.
Oleh karena itu, ia mengajak kepada masyarakat untuk selalu memperbaharui sikap. "Kita semua menginginkan hidup yang lebih baik, tapi kalau kita tidak mau meninggalkan hal-hal buruk, sangat susah mendapatkan hidup yang bahagia," paparnya.
Ia juga menambahkan, setiap perayaan Paskah, ia dan keluarganya selalu mengadakan open house. Meski tidak terlalu mewah, namun kebersamaan dan keterbukaan dengan seluruh masyarakat adalah tujuan utamanya. "Ini rutin dilakukan. Meski tak mewah seperti Natal, tapi bukan itu tujuannya," ujarnya.
"Kami ingin keterbukaan dan kebersamaan dengan masyarakat. Kami membuka pintu bagi siapa saja yang ingin datang ke rumah kami. Siapa pun dan dari mana pun, kami persilakan masuk. Karena menjalin hubungan baik itu adalah kunci kebahagiaan hidup," tutup Henrikus.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Memang tidak terlalu meriah, tapi makna Paskah ini sangat besar. Ini adalah pembebasan dan kebangkitan untuk menjadi lebih baik lagi," kata Henrikus di Ketapang.
Menurutnya, perayaan Paskah tidak harus dimeriahkan. Yang terpenting adalah bagaimana memaknai perayaan ini sehingga menjadi intropeksi diri sehingga menumbuhkan iman dan membimbing ke arah yang lebih baik lagi. "Intinya, kita harus lebih baik lagi dan meninggalkan hal-hal yang buruk," jelas Henrikus.
Ia mengungkapkan, banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengimplementasikan Paskah. Namun, sederhananya adalah tidak mengulangi kesalahan dan berusaha untuk memperbaikinya. Serta mampu membebaskan diri dari sifat-sifat buruk. "Jika kita mampu membebaskan diri dari sifat-sifat buruk, itulah makna Paskah sesungguhnya," ungkapnya.
Oleh karena itu, ia mengajak kepada masyarakat untuk selalu memperbaharui sikap. "Kita semua menginginkan hidup yang lebih baik, tapi kalau kita tidak mau meninggalkan hal-hal buruk, sangat susah mendapatkan hidup yang bahagia," paparnya.
Ia juga menambahkan, setiap perayaan Paskah, ia dan keluarganya selalu mengadakan open house. Meski tidak terlalu mewah, namun kebersamaan dan keterbukaan dengan seluruh masyarakat adalah tujuan utamanya. "Ini rutin dilakukan. Meski tak mewah seperti Natal, tapi bukan itu tujuannya," ujarnya.
"Kami ingin keterbukaan dan kebersamaan dengan masyarakat. Kami membuka pintu bagi siapa saja yang ingin datang ke rumah kami. Siapa pun dan dari mana pun, kami persilakan masuk. Karena menjalin hubungan baik itu adalah kunci kebahagiaan hidup," tutup Henrikus.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016