Pontianak (Antara Kalbar) - Kapolda Kalimantan Barat, Brigjen Polisi Arief Sulistyanto, mengajak semua lapisan masyarakat untuk bersama-sama menciptakan "Zero Hotspot" sepanjang tahun 2016 dengan tidak membakar lahan.
"Saya tekankan agar di tahun 2016 jangan sampai ada hotspot (titik api) khususnya di wilayah Kalbar," katanya.
Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya bersama Kodam dan Manggala Agni telah membentuk "peleton desa".
"Satu desa satu peleton. Yang bertugas, pertama, melakukan patroli antisipasi kebakaran sekaligus sebagai pemadam kebakaran apabila terjadi kebakaran," ujarnya.
Sehingga, apabila ditemukan api yang masih kecil, maka akan segera bisa di padamkan agar tidak sampai membesar. Tugas yang kedua, lanjutnya, kampanye atau sosialisasi ke masyarakat. Adapun bentuknya, memasang maklumat baliho yang cukup besar untuk menyampaikan kepada masyarakat secara Door to Door.
"Hal ini juga tentunya akan melibatkan rekan-rekan media untuk menyampaikannya ke masyarakat. Tolong suarakan hal ini kepada masyarakat," pintanya.
Kemudian, instansi terkait yang bergerak di bidang pertanian, diminta untuk harus memberikan solusi kepada petani. "Bahwa untuk membuka lahan dengan cara membakar itu tidak dibolehkan. Lalu apa solusinya," ungkapnya.
Menurutnya, Dinas Pertanian Provinsi Kalbar saat ini sudah menyiapkan suatu cairan yang bisa disiramkan ke rumput supaya membusuk yang nantinya bisa menjadi pupuk.
Untuk itulah, dia mengajak semua pihak untuk bersama-sama menanggulangi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) demi menciptakan "Zero Hotspot" sepanjang tahun 2016.
Kemarin, katanya, kunjungan dari Bapak Presiden RI, Jokowi ke Kalimantan Barat, telah memberikan apresiasi kepada warga Kalbar, karena sepanjang 2015 dinilai sudah cukup baik di dalam pengelolaan bencana kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Saya tekankan agar di tahun 2016 jangan sampai ada hotspot (titik api) khususnya di wilayah Kalbar," katanya.
Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya bersama Kodam dan Manggala Agni telah membentuk "peleton desa".
"Satu desa satu peleton. Yang bertugas, pertama, melakukan patroli antisipasi kebakaran sekaligus sebagai pemadam kebakaran apabila terjadi kebakaran," ujarnya.
Sehingga, apabila ditemukan api yang masih kecil, maka akan segera bisa di padamkan agar tidak sampai membesar. Tugas yang kedua, lanjutnya, kampanye atau sosialisasi ke masyarakat. Adapun bentuknya, memasang maklumat baliho yang cukup besar untuk menyampaikan kepada masyarakat secara Door to Door.
"Hal ini juga tentunya akan melibatkan rekan-rekan media untuk menyampaikannya ke masyarakat. Tolong suarakan hal ini kepada masyarakat," pintanya.
Kemudian, instansi terkait yang bergerak di bidang pertanian, diminta untuk harus memberikan solusi kepada petani. "Bahwa untuk membuka lahan dengan cara membakar itu tidak dibolehkan. Lalu apa solusinya," ungkapnya.
Menurutnya, Dinas Pertanian Provinsi Kalbar saat ini sudah menyiapkan suatu cairan yang bisa disiramkan ke rumput supaya membusuk yang nantinya bisa menjadi pupuk.
Untuk itulah, dia mengajak semua pihak untuk bersama-sama menanggulangi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) demi menciptakan "Zero Hotspot" sepanjang tahun 2016.
Kemarin, katanya, kunjungan dari Bapak Presiden RI, Jokowi ke Kalimantan Barat, telah memberikan apresiasi kepada warga Kalbar, karena sepanjang 2015 dinilai sudah cukup baik di dalam pengelolaan bencana kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016