Sanggau (Antara Kalbar) - Puluhan hektare lahan padi milik petani di Desa Lintang Kapuas, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau, gagal panen.
Pasalnya padi yang ditanami petani di wilayah tersebut diserang hama walang sangit.
Menurut ketua kelompok tani (poktan) Sembada di Desa Lintang, Kapuas,Yohanes Sirinus, hama dengan nama ilmiah Leptocorixa Acuta Thund ini menyerang tanaman padi mereka, sejak mulai berbuah.
"Sejak berbuah diserang. Padi yang diserang hama Walang Sangit ini banyak yang mati dan jika pun tidak mati maka buahnya tidak bagus," ungkapnya.
Ia melanjutkan, hama walang sangit yang menyerang padi mereka ada dua jenis, berbentuk kecil dan memanjang, menyerang dalam jumlah ribuan ekor saat pagi dan sore hari.
"Padi yang terkena serangan hama ini, daunnya akan rusak dan butiran padi akan menjadi kosong," ujar dia.
Ia menambahkan, serangan hama ini sulit dikendalikan, dan untuk memberantas hama walang sangit mereka sudah mencoba berbagai cara akan tetapi tidak membuahkan hasil.
Di Desa Lintang Kapuas tersebut, tak kurang sekitar 75 hektare tanaman padi warga di serang walang sangit tersebut dan rata-rata gagal panen.
"Kalau tak salah saya, ada sekitar 75 hektare yang ditanami. Kan di Desa Lintang Kapuas ini, ada 5 kelompok tani dan semuanya gagal panen," jelasnya.
Akibat serangan hama tersebut, para petani setempat mengaku hasil panen mereka jauh menurun dan bahkan tak sedikit yang gagal panen. "Pada musim panen biasanya menghasilkan dua ton. akan tetapi sekarang ini, hanya menghasilkan 10 karung padi," keluhnya.
Saat ini, Yohanes Sirinus mengaku hanya bisa pasrah dan membiarkan padi mati, karena serangan hama walang sangit tersebut. "Saat ini, kita hanya bisa pasrah saja lah. Nanti baru nanam lagi," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
Pasalnya padi yang ditanami petani di wilayah tersebut diserang hama walang sangit.
Menurut ketua kelompok tani (poktan) Sembada di Desa Lintang, Kapuas,Yohanes Sirinus, hama dengan nama ilmiah Leptocorixa Acuta Thund ini menyerang tanaman padi mereka, sejak mulai berbuah.
"Sejak berbuah diserang. Padi yang diserang hama Walang Sangit ini banyak yang mati dan jika pun tidak mati maka buahnya tidak bagus," ungkapnya.
Ia melanjutkan, hama walang sangit yang menyerang padi mereka ada dua jenis, berbentuk kecil dan memanjang, menyerang dalam jumlah ribuan ekor saat pagi dan sore hari.
"Padi yang terkena serangan hama ini, daunnya akan rusak dan butiran padi akan menjadi kosong," ujar dia.
Ia menambahkan, serangan hama ini sulit dikendalikan, dan untuk memberantas hama walang sangit mereka sudah mencoba berbagai cara akan tetapi tidak membuahkan hasil.
Di Desa Lintang Kapuas tersebut, tak kurang sekitar 75 hektare tanaman padi warga di serang walang sangit tersebut dan rata-rata gagal panen.
"Kalau tak salah saya, ada sekitar 75 hektare yang ditanami. Kan di Desa Lintang Kapuas ini, ada 5 kelompok tani dan semuanya gagal panen," jelasnya.
Akibat serangan hama tersebut, para petani setempat mengaku hasil panen mereka jauh menurun dan bahkan tak sedikit yang gagal panen. "Pada musim panen biasanya menghasilkan dua ton. akan tetapi sekarang ini, hanya menghasilkan 10 karung padi," keluhnya.
Saat ini, Yohanes Sirinus mengaku hanya bisa pasrah dan membiarkan padi mati, karena serangan hama walang sangit tersebut. "Saat ini, kita hanya bisa pasrah saja lah. Nanti baru nanam lagi," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016