Ketapang (Antara Kalbar) - Kepolisian Resor Ketapang tengah menyelidiki pembangunan Masjid Al Ikhlas seiring adanya laporan dugaan penyimpangan dana sejak tahun 2011.
    "Kami sudah meminta data ke Pemda terkait pembangunan Masjid Al-Ikhlas tapi datanya belum kita terima, jadi nanti kita akan surati resmi ke Pemda mengenai persoalan data tersebut," kata Kapolres Ketapang AKBP Hady Poerwanto di Ketapang.
    Ia melanjutkan, sejumlah pihak sudah dimintai keterangan termasuk panitia pembangunan masjid yang menerima dananya. Pihaknya akan terus melakukan penyelidikan dan mengembangkan persoalan ini hingga ke pelaksanaan bangunan.
    Mengenai berapa total anggaran yang telah digunakan untuk pembangunan Masjid Agung Al-Ikhlas, dirinya mengaku tidak mengetahui pasti dan menunggu data dari Pemda soal dana yang telah dikeluarkan untuk membangun masjid tersebut.
    Sementara itu, Ketua LSM Sipewarta, Muzahidin meminta kepada pihak terkait baik kepolisian maupun Kejari Ketapang untuk dapat mengusut persoalan tersebut agar mendapat titik terang.
    Selain itu ia meminta Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) untuk melakukan audit khusus mengenai pertanggungjawaban penggunaan anggaran pembangunan Masjid Agung Al-Ikhlas tersebut.
    "Kalau tidak salah anggaran yang sudah digunakan sebesar Rp37 miliar dari APBD sejak tahun 2011 hingga 2015, kemudian tahun 2016 dianggarkan lagi sebesar Rp16 miliar," ungkapnya.
    Ia menjelaskan, penggunaan anggaran sebesar itu diketahuinya ketika mempertanyakan hal tersebut ke Ketua Pembangunan masjid Al-Ikhlas, H Hamimzar Yahya. Bahkan selain dana APBD, pembangunan masjid Al-Ikhlas juga dibantu menggunakan dana CSR perusahaan yang ada di Ketapang.
    "Jadi tidak hanya menggunakan APBD, ada juga penggunaan dana CSR serta sumbangan masyarakat, tapi nyatanya sampai sekarang pembangunan fisiknya belum juga selesai," kata dia.
    Padahal, jika dibandingkan dengan pembangunan masjid dengan kontruksi yang kurang lebih sama di daerah Banjarmasin anggaran yang ditelan untuk membangun masjid Al-Ikhlas lebih besar lantaran masjid di Banjarmasin hanya sebesar Rp35 miliar.
    "Sudah bertahun-tahun belum juga selesai, progresnya ada tapi hanya sedikit-dikit, padahal masyarakat selalu berharap pembangunan masjid segera selesai, kita harap semua dapat titik terang, apa kendala yang sebenarnya terjadi dan apakah ada oknum yang memanfaatkan pembangunan masjid demi kepentingan pribadi atau kelompok, jadi kita harap penegak hukum dapat segera mengusut persoalan ini," kata dia.

Pewarta: John

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016