Pontianak (Antara Kalbar) - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Daniel Johan siap mendukung keinginan masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu (Pehuluan) untuk membangun pabrik karet di wilayah itu.

"Karena meski karet tersebar merata di Kalimantan Barat, tapi dominasi pabrik ada di Kota Pontianak," ujar Daniel Johan disela kunjungan masa reses ke Kalbar di Pontianak, Selasa.

Menurut dia, adalah hal yang wajar kalau masyarakat di wilayah Pehuluan juga mendambakan pembangunan pabrik karet. "Kalau tidak, harga karet di Pehuluan yang harusnya bisa tinggi, jadi lebih rendah karena harus dipotong ongkos transportasi ke pabrik," kata anggota DPR RI dari Dapil Kalbar itu.

Pembangunan pabrik karet bisa memanfaatkan badan usaha milik daerah atau swasta. Namun ia menyarankan agar BUMD bermitra dengan swasta. "Supaya bisa berjalan dengan baik. Terlebih lagi kalau bisa langsung ekspor melalui Badau," katanya.

Daniel akan mendorong melalui berbagai jalur agar hal tersebut dapat terwujud. "Jangan hanya untuk ekspor satu komoditas saja, seharusnya karet juga bisa dieskpor melalui Badau," kata Wakil Sekjen DPP PKB ini.

Namun ia juga mengingatkan, berdiri atau tidak pabrik karet, tergantung dari pimpinan daerah. "Kalau bupati dan jajarannya tidak antusias, sulit harapan rakyat tersebut dapat terwujud," kata Daniel Johan.

Karet, lanjut dia, adalah tanaman rakyat. "Dari hulu sampai hilir, ada tanaman karet rakyat. Kalau harga karet jatuh, maka akan berkontribusi terhadap angka kemiskinan di Kalbar," ujarnya.

Sebelumnya, petani karet di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, sudah lama mendambakan pabrik karet. Namun hingga saat ini baik investor maupun pihak Pemerintah belum bisa membangun pabrik karet tersebut.

"Potensi karet itu ada, dari 23 kecamatan di Kapuas Hulu rata-rata ada kebun karet milik masyarakat, selama ini masyarakat menjual hasil karetnya ke Kota Pontianak, karena memang di Kapuas Hulu belum ada pabrik," kata Ujang (45) seorang petani karet Desa Seluan, Kecamatan Putussibau Utara, Kapuas Hulu, Kalbar.

Menurut Ujang, selama ini pemerintah hanya memikirkan pengembangan potensi perkebunan kelapa sawit, padahal perkebunan karet yang sudah turun temurun menjadi mata pencaharian masyarakat memiliki potensi luar biasa, meskipun harga karet naik turun.



(T.T011/F003)

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016