Pontianak (Antara Kalbar) - Pemerintah Kota Pontianak kini sedang membangun ruang rawat inap tambahan untuk Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) sebanyak 150 tempat tidur (bed) dari sebelumnya juga sebanyak 150 bed.
"Insa Allah tahun ini pembangunan ruang rawat inap yang akan menampung 150 bed bisa selesai," kata Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Minggu.
Ia menjelaskan, pembangunan ruang rawat inap tersebut menggunakan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Kota Pontianak sebesar Rp45 miliar.
"Kami berharap, dengan adanya penambahan ruang rawat inap tanpa kelas tersebut, maka akan bisa lebih banyak lagi menampung masyarakat yang membutuhkan perawatan di RSUD SSMA Kota Pontianak," kata Edi.
Edi menambahkan, dengan model pelayanan tanpa kelas yang diterapkan oleh RSUD SSMA Kota Pontianak, telah mengantar rumah sakit tersebut masuk dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik tahun 2016 se-Indonesia.
"Rumah sakit Kota Pontianak ini, satu-satunya di seluruh Indonesia yang masuk dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik tahun 2016 se-Indonesia adalah RSUD Kota Pontianak, sebab rumah sakit ini melayani tanpa kelas atau tanpa diskriminasi. Semua orang diperlakukan sama dengan fasilitas yang sama," ungkapnya.
Masuknya RSUD SSMA Kota Pontianak dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik tahun 2016 se-Indonesia, karena inovasi unggulannya, yakni memberikan pelayanan antidiskriminasi, sehingga mendapat penghargaan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) RI, 31 Maret 2016.
Dalam kesempatan itu, Wakil Wali Kota Pontianak menambahkan, RSUD SSMA saat ini masih membutuhkan alat-alat kesehatan untuk mendukung pelayanan kesehatan, sehingga masih membutuhkan dana yang cukup besar, seperti untuk sebuah alkes Computed Tomography (CT) scan dengan 260 slices, yang harganya bisa mencapai Rp30 miliar.
Sebelumnya, Wakil Ketua MPR RI, Oesman Sapta Odang (OSO) saat melakukan kunjungan kerjanya di Pontianak, memuji keberadaan RSUD SSMA Kota Pontianak sebagai sarana kesehatan yang dibutuhkan masyarakat, dan termasuk karya yang bagus.
"Saya menilai, RSUD SSMA Kota Pontianak sebagai suatu karya yang bagus dari seorang wali kota yang menggagas dibangunnya infrastruktur kesehatan yang lebih baik dari rumah sakit yang ada di tingkat provinsi itu," katanya.
Ia berharap, dengan adanya RSUD tersebut, masyarakat tidak perlu berobat ke negara tetangga seperti ke Kuching, Sarawak dan "check up" juga tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri.
"Rumah sakit ini harus jadi ikon. Perlengkapan maupun peralatan kesehatan harus ditingkatkan sehingga tidak perlu berobat sampai ke luar negeri lagi," ujarnya.
(U.A057/J003)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Insa Allah tahun ini pembangunan ruang rawat inap yang akan menampung 150 bed bisa selesai," kata Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Minggu.
Ia menjelaskan, pembangunan ruang rawat inap tersebut menggunakan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Kota Pontianak sebesar Rp45 miliar.
"Kami berharap, dengan adanya penambahan ruang rawat inap tanpa kelas tersebut, maka akan bisa lebih banyak lagi menampung masyarakat yang membutuhkan perawatan di RSUD SSMA Kota Pontianak," kata Edi.
Edi menambahkan, dengan model pelayanan tanpa kelas yang diterapkan oleh RSUD SSMA Kota Pontianak, telah mengantar rumah sakit tersebut masuk dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik tahun 2016 se-Indonesia.
"Rumah sakit Kota Pontianak ini, satu-satunya di seluruh Indonesia yang masuk dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik tahun 2016 se-Indonesia adalah RSUD Kota Pontianak, sebab rumah sakit ini melayani tanpa kelas atau tanpa diskriminasi. Semua orang diperlakukan sama dengan fasilitas yang sama," ungkapnya.
Masuknya RSUD SSMA Kota Pontianak dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik tahun 2016 se-Indonesia, karena inovasi unggulannya, yakni memberikan pelayanan antidiskriminasi, sehingga mendapat penghargaan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) RI, 31 Maret 2016.
Dalam kesempatan itu, Wakil Wali Kota Pontianak menambahkan, RSUD SSMA saat ini masih membutuhkan alat-alat kesehatan untuk mendukung pelayanan kesehatan, sehingga masih membutuhkan dana yang cukup besar, seperti untuk sebuah alkes Computed Tomography (CT) scan dengan 260 slices, yang harganya bisa mencapai Rp30 miliar.
Sebelumnya, Wakil Ketua MPR RI, Oesman Sapta Odang (OSO) saat melakukan kunjungan kerjanya di Pontianak, memuji keberadaan RSUD SSMA Kota Pontianak sebagai sarana kesehatan yang dibutuhkan masyarakat, dan termasuk karya yang bagus.
"Saya menilai, RSUD SSMA Kota Pontianak sebagai suatu karya yang bagus dari seorang wali kota yang menggagas dibangunnya infrastruktur kesehatan yang lebih baik dari rumah sakit yang ada di tingkat provinsi itu," katanya.
Ia berharap, dengan adanya RSUD tersebut, masyarakat tidak perlu berobat ke negara tetangga seperti ke Kuching, Sarawak dan "check up" juga tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri.
"Rumah sakit ini harus jadi ikon. Perlengkapan maupun peralatan kesehatan harus ditingkatkan sehingga tidak perlu berobat sampai ke luar negeri lagi," ujarnya.
(U.A057/J003)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016