Sambas (Antara Kalbar) - Majelis Budaya Adat Melayu Kabupaten Sambas mendorong agar pengetahuan budaya melayu dapat menjadi bagian dari kurikulum muatan lokal di sekolah agar nilai-nilai budaya dan adat istiadat Melayu Sambas tidak punah.

"Nilai-nilai kebudayaan dan adat istiadat melayu yang luhur dan bermartabat saat ini sudah semakin tergerus dengan perkembangan zaman khususnya di kalangan generasi muda di Kabupaten Sambas," ucap Ketua MBAM Kabupaten Sambas, Subhan saat dihubungi di Sambas, Rabu.

Guna menjaga kelestariannya diperlukan peran serta Dinas Pendidikan Kabupaten Sambas agar budaya melayu masuk dalam muatan lokal kurikulum sekolah.

Subhan mengatakan sebenarnya bangsa Melayu di Kabupaten Sambas tidak ada lagi yang perlu dibicarakan karena sudah beratus-ratus tahun melayu eksis disertai dengan adat istiadatnya.

"Hanya saja tinggal bagaimana mengembalikan bangsa Melayu ini kembali ke titah sebagai Khairul Ummah, Tinggal bagaimana mengkaji eksistensi ini,"ucapnya.

Subhan menjelaskan juga saat ini sudah tidak perlu bicara lagi soal lagi krisis orang pintar dan sumber daya manusia bangsa Melayu karena sudah dibuktikan banyak bangsa melayu yang memiliki kecerdasan dan itu sudah ada sejak zaman dahulu.

"Tinggal bagaimana melayu bisa eksis dari sisi budaya dan adat istiadatnya. Ini menjadi peran serta semua pihak, termasuk pemerintah yang telah memiliki otonomi daerah serta memiliki kekuatan untuk melakukan kebijakan-kebijakan termasuk mengembangkan adat-istiadat budaya melayu di Kabupaten Sambas," katanya.

Menurutnya untuk mewujudkan keinginan ini tentunya dibutuhkan kreativitas seorang pemimpin yang bersinergi dengan para tokoh-tokoh melayu yang ada di Kabupaten Sambas dan yang paling pas untuk meningkatkan kembali adat istiadat melayu di kalangan generasi muda adalah lewat pendidikan.

Munculnya kasus-kasus kriminal di Kabupaten Sambas yang melibatkan generasi muda di Kabupaten Sambas menjadi salah satu contoh kurangnya pendidikan adat-istiadat melayu yang jelas-jelas melarang segala perbuatan yang melanggar agama Islam.

Sudah lama kondisi ini menjadi kekhawatiran para tokoh melayu khususnya yang ada di Kabupaten Sambas, sebab jika tidak diperkenalkan sejak dini maka budaya melayu akan semakin dilupakan generasi penerus," terangnya.

Dikatakan dia, muatan lokal di sekolah-sekolah menjadi salah satu jalan keluar agar budaya melayu dan adat istiadatnya bisa diajarkan kepada generasi muda.

Muatan lokal budaya melayu juga bisa menjadi pagar dari munculnya era globalisasi budaya-budaya asing dengan tujuan utama untuk mempertahankan ciri khas budaya Melayu.

"Saya ingin menitipkan ini kepada bupati terpilih, muatan lokal tentang adat istiadat melayu yang bersumber dari ajaran Islam harus dimasukkan ke dalam muatan lokal dinas pendidikan di Kabupaten Sambas," kata dia.

(KR-DDI/M019)

Pewarta: Dedi

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016