Sungai Raya (Antara Kalbar) - Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Kubu Raya, Lugito mengatakan, kabupaten itu masih membutuhkan banyak investasi dari perbankan untuk memaksimalkan perputaran ekonomi.
"Sampai saat ini kita masih membutuhkan investasi perbankan, karena jumlah bank yang ada di Kubu Raya masih sangat minim," kata Lugito di Sungai Raya, Minggu.
Sebenarnya, menurut dia, nilai investasi di Kubu Raya sangat besar, namun hal itu tidak diikuti dengan nilai investasi perbankan.
Dia menyatakan, jika kondisi atau peluang tersebut bisa dimanfaatkan oleh pihak perbankan, maka nilai investasi di Kubu Raya bisa melesat tumbuh dari saat ini.
Jika perbankan memadai, tambahnya, maka para investor tidak perlu repot lagi pergi ke Pontianak, sehingga bisa menghemat waktu.
"Kebetulan kami ada pertemuan dengan asosiasi para pengusaha, mereka salah satunya juga mengeluh tentang pelayanan tempat perbankan yang masih minim di Kubu Raya. Padahal, di Kubu Raya ini banyak investasi yang bisa dikembangkan, termasuk perhotelan, wisata dan lainnya," tuturnya.
Terkait potensi investasi yang dapat dikembangkan, Lugito bersyukur karena posisi Kabupaten Kubu Raya yang berdekatakan dengan Kota Pontianak. Sehingga Kubu Raya sejauh ini menjadi kabupaten penyangga.
"Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Kubu Raya sangat tinggi sebagai daerah penyangga kota Pontianak. Saat ini investasi pembangunan property juga terus meningkat karena di Kota Pontianak lahan semakin sulit didapat dan banyak yang mengembangkan di Kubu Raya," katanya.
Lugito mengungkapkan, dari data yang ada, jumlah perizinan pertahunnya mengalami kenaikan luar biasa, pada 2014 sebanyak 3.594 izin naik menjadi 3.984 izin pada 2015.
Begitu juga dengan target investasi yang berpotensi surplus pada setiap tahunnya. Pada 2015 misalnya, dari target pertumbuhan 6,96 persen dengan nilai investasi yang dibutuhkan sebesar Rp3,4 triliun, namun terealisasi sebesar Rp5,74 triliun atau 164 persen.
"Untuk itu, kami terus mencoba melakukan berbagai inovasi agar investasi di Kubu Raya bisa terus meningkat. Salah satunya dengan membangun jalan poros," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Sampai saat ini kita masih membutuhkan investasi perbankan, karena jumlah bank yang ada di Kubu Raya masih sangat minim," kata Lugito di Sungai Raya, Minggu.
Sebenarnya, menurut dia, nilai investasi di Kubu Raya sangat besar, namun hal itu tidak diikuti dengan nilai investasi perbankan.
Dia menyatakan, jika kondisi atau peluang tersebut bisa dimanfaatkan oleh pihak perbankan, maka nilai investasi di Kubu Raya bisa melesat tumbuh dari saat ini.
Jika perbankan memadai, tambahnya, maka para investor tidak perlu repot lagi pergi ke Pontianak, sehingga bisa menghemat waktu.
"Kebetulan kami ada pertemuan dengan asosiasi para pengusaha, mereka salah satunya juga mengeluh tentang pelayanan tempat perbankan yang masih minim di Kubu Raya. Padahal, di Kubu Raya ini banyak investasi yang bisa dikembangkan, termasuk perhotelan, wisata dan lainnya," tuturnya.
Terkait potensi investasi yang dapat dikembangkan, Lugito bersyukur karena posisi Kabupaten Kubu Raya yang berdekatakan dengan Kota Pontianak. Sehingga Kubu Raya sejauh ini menjadi kabupaten penyangga.
"Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Kubu Raya sangat tinggi sebagai daerah penyangga kota Pontianak. Saat ini investasi pembangunan property juga terus meningkat karena di Kota Pontianak lahan semakin sulit didapat dan banyak yang mengembangkan di Kubu Raya," katanya.
Lugito mengungkapkan, dari data yang ada, jumlah perizinan pertahunnya mengalami kenaikan luar biasa, pada 2014 sebanyak 3.594 izin naik menjadi 3.984 izin pada 2015.
Begitu juga dengan target investasi yang berpotensi surplus pada setiap tahunnya. Pada 2015 misalnya, dari target pertumbuhan 6,96 persen dengan nilai investasi yang dibutuhkan sebesar Rp3,4 triliun, namun terealisasi sebesar Rp5,74 triliun atau 164 persen.
"Untuk itu, kami terus mencoba melakukan berbagai inovasi agar investasi di Kubu Raya bisa terus meningkat. Salah satunya dengan membangun jalan poros," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016