Sambas (Antara Kalbar) - Masyarakat Dusun Pinang Desa Simpang Empat meminta bupati Sambas, Kalimantan Barat, memperhatikan pembangunan infrastruktur seperti jalan dan listrik.
"Terutama di Dusun Merah yang bisa dikatakan merupakan Dusun paling terbelakang dari empat dusun yang ada di Desa Simpang Empat Kecamatan Tangaran," ujar tokoh pemuda setempat, Arisko di saat dihubungi di Sambas, Senin.
Kondisi jalan rusak berat menyebabkan masyarakat yang berprofesi sebagai petani dan nelayan kesulitan menjual hasil panen mereka.
Arisko mengatakan, kondisi jalan di Dusun mereka rusak berat. Kondisi jalannya adalah pasir bercampur tanah sehingga jika cuaca panas mengakibatkan berdebu dan ketika hujan jalan becek.
"Kasihan juga ketika kita melihat anak-anak pergi ke sekolah karena jalan yang dilalui sangatlah berat medannya. Petani juga demikian, arus barang hasil petani juga terhambat untuk pemasaran," kata dia.
Arisko menambahkan masalah yang dihadapi masyarakat diperparah lagi dengan kondisi wilayah yang belum teraliri aliran listrik PLN. Hal itu membuat bertambah penderitaan masyarakat di Dusun Pinang Merah.
"Dusun kami sangat terisolir dan perlu perhatian khusus Pemkab Sambas. Bagaimana agar masalah ini sebagai salah satu program andalan bupati baru," katanya.
Dia mengatakan, buruknya kondisi jalan dan belum adanya jaringan listrik PLN membuat suasana di Dusun Pinang Merah ini begitu sunyi pada malam hari. Untuk mengisi baterai telepon genggam (HP) saja harus bersusah payah membeli mesin genset atau mesin biodiesel. Itupun hanya beberapa warga saja yang mampu.
Apalagi kalau memakai fasilitas seperti di daerah yang dialiri listrik harus mengeluarkan uang yang begitu besar.
"Untuk menonton televisi dan mengisi baterai Hp saja kadang-kadang harus patungan belinya bahan bakarnya. Itupun pemakainya terbatas," katanya.
Masyarakat Pinang Merah rata-rata berprofesi sebagai petani, sebagian lainnya adalah nelayan, budidaya ikan ditambak hingga peternak. Dengan banyaknya potensi yang ada seharusnya daerah tersebut bisa maju dan berkembang di bidang perekonomian.
Namun karena faktor minimnya infrastruktur, masyatakat kesulitan menjual hasil dari usaha mereka.
"Kami berharap semoga Dusun Pinang Merah pada masa jabatan Bupati Sambas baru ini lima tahun ke depan dapat memperhatikan dan memprioritaskan masalah yang sudah puluhan tahun dirasakan oleh masyarakat kami yang sampai saat ini belum terpecahkan," kata dia.
(U.KR-DDI/S023)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Terutama di Dusun Merah yang bisa dikatakan merupakan Dusun paling terbelakang dari empat dusun yang ada di Desa Simpang Empat Kecamatan Tangaran," ujar tokoh pemuda setempat, Arisko di saat dihubungi di Sambas, Senin.
Kondisi jalan rusak berat menyebabkan masyarakat yang berprofesi sebagai petani dan nelayan kesulitan menjual hasil panen mereka.
Arisko mengatakan, kondisi jalan di Dusun mereka rusak berat. Kondisi jalannya adalah pasir bercampur tanah sehingga jika cuaca panas mengakibatkan berdebu dan ketika hujan jalan becek.
"Kasihan juga ketika kita melihat anak-anak pergi ke sekolah karena jalan yang dilalui sangatlah berat medannya. Petani juga demikian, arus barang hasil petani juga terhambat untuk pemasaran," kata dia.
Arisko menambahkan masalah yang dihadapi masyarakat diperparah lagi dengan kondisi wilayah yang belum teraliri aliran listrik PLN. Hal itu membuat bertambah penderitaan masyarakat di Dusun Pinang Merah.
"Dusun kami sangat terisolir dan perlu perhatian khusus Pemkab Sambas. Bagaimana agar masalah ini sebagai salah satu program andalan bupati baru," katanya.
Dia mengatakan, buruknya kondisi jalan dan belum adanya jaringan listrik PLN membuat suasana di Dusun Pinang Merah ini begitu sunyi pada malam hari. Untuk mengisi baterai telepon genggam (HP) saja harus bersusah payah membeli mesin genset atau mesin biodiesel. Itupun hanya beberapa warga saja yang mampu.
Apalagi kalau memakai fasilitas seperti di daerah yang dialiri listrik harus mengeluarkan uang yang begitu besar.
"Untuk menonton televisi dan mengisi baterai Hp saja kadang-kadang harus patungan belinya bahan bakarnya. Itupun pemakainya terbatas," katanya.
Masyarakat Pinang Merah rata-rata berprofesi sebagai petani, sebagian lainnya adalah nelayan, budidaya ikan ditambak hingga peternak. Dengan banyaknya potensi yang ada seharusnya daerah tersebut bisa maju dan berkembang di bidang perekonomian.
Namun karena faktor minimnya infrastruktur, masyatakat kesulitan menjual hasil dari usaha mereka.
"Kami berharap semoga Dusun Pinang Merah pada masa jabatan Bupati Sambas baru ini lima tahun ke depan dapat memperhatikan dan memprioritaskan masalah yang sudah puluhan tahun dirasakan oleh masyarakat kami yang sampai saat ini belum terpecahkan," kata dia.
(U.KR-DDI/S023)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016