Sintang (Antara Kalbar) - Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Sintang, Sudirman mengungkapkan kalau kabupaten itu menjadi satu dari enam daerah pilot project untuk pengembangan tenun asli daerah.
   
Menurut dia, hal itu diketahui setelah tim dari Kementerian Perindustrian RI mengunjungi Kantor Disperindagkop dan UKM Kabupaten Sintang dan menyampaikan bahwa ada enam daerah yang dijadikan pilot project untuk tenun. "Salah satunya Kabupaten Sintang," kata Sudirman.
   
Sudirman  menambahkan, kedatangan tim ke Sintang untuk mengetahui apa permasalahan dari industri tenun ikat yang ada di Sintang. "Kami sudah menjelaskan bahwa kondisi pembuatan tenun ikat di Sintang mengalami banyak persoalan seperti kurangnya peralatan, SDM dan bahan baku," kata dia.
   
Tim Kementerian Perindustrian inipun turun langsung ke lapangan untuk menyaksikan pembuatan tenun ikat. Mereka mengunjungi Desa Ensaid Panjang, Kubus dan Galeri sebagai tempat pemasaran tenun ikat.
   
Setelah mengetahui permasalah tenun ikat di Sintang, pasti akan ada tindak lanjut seperti pembinaan dari pemerintah pusat. Kata Sudirman, pemerintah pusat juga akan memberikan bantuan alat dan bahan baku.
   
"Tidak kalah pentingnya, kami juga minta bantuan kemasan untuk produk kerajinan yang ada di Sintang, agar produk kerajinan memiliki kemasan yang baik," ujar Sudirman.
   
Kata dia, produk-produk lokal Kabupaten Sintang ini baru bisa diekspor jika telah memenuhi standar seperti kemasannya. Selama ini tenun yang dijual masih belum memiliki kemasan.
   
Sudirman melanjutkan, Sintang terpilih sebagai pilot project tenun karena produk tenun ikat daerah ini sudah diakui secara nasional. "Sehingga pemerintah pusat ingin melakukan pembinaan agar bisa diakui secara internasional dan masuk UNESCO," demkian Sudirman.

Pewarta: Faiz

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016