Pontianak (Antara Kalbar) - Dinas Kesehatan Kalimantan Barat membentuk "Rabies Center" di setiap pusat kesehatan masyarakat di Kalbar untuk menanggulangi penyakit zoonosis tersebut secara cepat.

"Rabies Center ini sebagai pusat informasi bagi masyarakat yang berkaitan dengan rabies. Mulai dari apa itu rabies, gigitan, penanganan hingga tindakan pertama yang harus dilakukan ketika digigit anjing yang terjangkit virus rabies," kata Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat Andy Jap di Pontianak. Jumat.

Andy berkeyakinan kehadiran Rabies Center berjalan efektif terutama dalam pemberian informasi kepada masyarakat mulai dari penanganan hingga tindakan pertama ketika mendapat gigitan rabires.

"Rabies Center sudah ada di setiap puskesmas. Kami berharap bukan sekadar nama tapi menjadi pusat yang berkaitan dengan rabies," tuturnya.

Dengan Rabies Center itu, pihaknya juga bisa menyampaikan informasi terkait rabies kepada masyarakat. Selain itu pihaknya juga bisa cepat mengetahui jika ada warga yang terkena gigitan anjing rabies.

Pada Rabies Center itu juga pihaknya menyiapkan vaksin dan VAR secara memadai sehingga masyarakat yang terkena gigitan bisa ditangani langsung.

� Namun, katanya pada Rabies Center tersebut belum dilengkapi dengan vaksinator hewan yaitu tenaga yang dibutuhkan untuk memvaksin hewan penular rabies.

"Kendala itu hanya di ketersedian VAR. Dan ini bukan hanya di Kalbar tapi dunia juga," kata dia.

Terpisah, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Abdul Manaf mengatakan saat ini jumlah penderita rabies di Provinsi Kalbar tercatat 1.319 orang dan dari jumlah itu sekitar 1.200 lebih penderita sudah divaksin antirabies.

"Untuk korban meninggal dunia terdata berjumlah sebanyak 22 orang," katanya.

Terkait hal itu, pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin dalam mencegah meluasnya virus rabies tersebut, salah satunya dengan melakukan rapat koordinasi dengan sepuluh kabupaten dan kota, agar virus tersebut tidak meluas dan bagaimana cara penanggulangannya terhadap daerah yang belum ada kasus rabies tersebut.

Manaf menambahkan awalnya penyakit rabies tersebut hanya ditemukan di Kabupaten Melawi dan Ketapang, tetapi kini menyebar ke delapan kabupaten lain seperti Kabupaten Sekadau, Sanggau, dan terakhir di Kabupaten Landak.

"Dalam mencegah meluasnya virus tersebut, kami sudah bekerja sama dengan pemerintah kabupaten agar melakukan vaksin antirabies, terutama terhadap anjing liar dan menutup daerahnya agar virus tersebut tidak meluas ke daerah lain," tuturnya.***4***

(KR-RDO)

(U.KR-RDO/B/N002/N002) 26-08-2016 10:09:42

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016