Pontianak (Antara Kalbar) - Bagi Zulhadir Fitriyadi, pencak silat seolah sudah menjadi nadi dalam tubuhnya. Olahraga asli Indonesia itu sudah ia tekuni sejak duduk di bangku kelas 5 SD. Hingga kini, ia menjadi guru di SMK Negeri 6 Pontianak, mungkin sudah ratusan yang menjadi muridnya.
Setelah berlatih hampir setahun, ia terpaksa berhenti karena harus mempersiapkan diri mengikuti Ujian Nasional. Setelah ujian nasional berakhir, Zulhadir kembali berlatih saat duduk di Kelas I SMP. Bahkan di kelas I ini, ia sudah mengikuti kejuaraan pencak silat.
Pada tahun 2001, ketika ia duduk di bangku kelas 3 SMP, ia menjadi pelatih pencak silat. Yang dilatih adalah pelajar SMA dan mahasiswa. Mula-mula, ia hanya melatih di SMK Negeri 5 Pontianak. Kemudian ia kembali mendapat tawaran untuk melatih di SMK Negeri 2 Pontianak dan SMK Negeri 6 Pontianak. Di SMK Negeri 6, ada siswa dari beberapa sekolah yang juga ikut bergabung dan berlatih disana.
Zulhaidir memilih pencak silat karena sebagai bagian dari budaya bangsa Indonesia. Menurut dia, pada zaman penjajahan Jepang dan Belanda, pencak silat ini sudah ada. Semakin lama terus berkembang sebagai olahraga bela diri. Sebagai olahraga asli Indonesia, tentu pencak silat harus terus dilestarikan.
Ia punya pengalaman saat bertanding dalam kejuaraan Pekan Olahraga Mahasiswa di Batam, Kepulauan Riau pada tahun 2010. Saat itu, ia sudah masuk ke babak final. Ia pun berpeluang besar menjadi jawara. Namun, sehari menjelang final, ia mendapat berita duka. Ibundanya tercinta, meninggal dunia di Pontianak. Ia lalu memutuskan untuk pulang ke Pontianak dan batal bertanding.
"Jadi saya di diskualifikasi , dan saya hanya mendapatkan juara 2 saja," kata Zulhaidir yang belum lama mengakhiri masa lajangnya itu.
Selama mengikuti berbagai kejuaraan pencak silat, ia mengantungi sedikitnya 12 medali. Tujuh diantaranya adalah medali emas. Ia pernah mewakili sejumlah daerah selain Kota Pontianak. Seperti Ketapang, Sintang dan Singkawang.
Alumni IKIP PGRI Pontianak tahun 2014 itu bersyukur minat pelajar dan mahasiswa mendalami pencak silat tak pernah surut. Bahkan cenderug meningkat. Pencak silat kini masuk dalam cabang olahraga yang dipertandingkan dari tingkat SD, SMP, SMA. Setiap tahun, ada pertandingan yang digelar mulai tingkat lokal hingga nasional. Dengan pencak silat, selain berolahraga juga melestarikan budaya bangsa.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
Setelah berlatih hampir setahun, ia terpaksa berhenti karena harus mempersiapkan diri mengikuti Ujian Nasional. Setelah ujian nasional berakhir, Zulhadir kembali berlatih saat duduk di Kelas I SMP. Bahkan di kelas I ini, ia sudah mengikuti kejuaraan pencak silat.
Pada tahun 2001, ketika ia duduk di bangku kelas 3 SMP, ia menjadi pelatih pencak silat. Yang dilatih adalah pelajar SMA dan mahasiswa. Mula-mula, ia hanya melatih di SMK Negeri 5 Pontianak. Kemudian ia kembali mendapat tawaran untuk melatih di SMK Negeri 2 Pontianak dan SMK Negeri 6 Pontianak. Di SMK Negeri 6, ada siswa dari beberapa sekolah yang juga ikut bergabung dan berlatih disana.
Zulhaidir memilih pencak silat karena sebagai bagian dari budaya bangsa Indonesia. Menurut dia, pada zaman penjajahan Jepang dan Belanda, pencak silat ini sudah ada. Semakin lama terus berkembang sebagai olahraga bela diri. Sebagai olahraga asli Indonesia, tentu pencak silat harus terus dilestarikan.
Ia punya pengalaman saat bertanding dalam kejuaraan Pekan Olahraga Mahasiswa di Batam, Kepulauan Riau pada tahun 2010. Saat itu, ia sudah masuk ke babak final. Ia pun berpeluang besar menjadi jawara. Namun, sehari menjelang final, ia mendapat berita duka. Ibundanya tercinta, meninggal dunia di Pontianak. Ia lalu memutuskan untuk pulang ke Pontianak dan batal bertanding.
"Jadi saya di diskualifikasi , dan saya hanya mendapatkan juara 2 saja," kata Zulhaidir yang belum lama mengakhiri masa lajangnya itu.
Selama mengikuti berbagai kejuaraan pencak silat, ia mengantungi sedikitnya 12 medali. Tujuh diantaranya adalah medali emas. Ia pernah mewakili sejumlah daerah selain Kota Pontianak. Seperti Ketapang, Sintang dan Singkawang.
Alumni IKIP PGRI Pontianak tahun 2014 itu bersyukur minat pelajar dan mahasiswa mendalami pencak silat tak pernah surut. Bahkan cenderug meningkat. Pencak silat kini masuk dalam cabang olahraga yang dipertandingkan dari tingkat SD, SMP, SMA. Setiap tahun, ada pertandingan yang digelar mulai tingkat lokal hingga nasional. Dengan pencak silat, selain berolahraga juga melestarikan budaya bangsa.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016