Nanga Pinoh (Antara Kalbar) - Sebanyak 54 peserta program Sarjana Mendidik di Daerah Terpencil, Terluar dan Terdepan (SM3T) tiba di Kabupaten Melawi untuk bertugas di sejumlah sekolah di pedalaman sambil mengisi kekurangan guru setahun kedepan.

"SM3T merupakan program Kemendikbud bersama Kementerian Riset dan Dikti untuk memajukan pendidikan di sejumlah daerah di Indonesia, yang telah berjalan empat tahun salah satunya dilaksanakan di Melawi," kata Perwakilan pendamping program SM3T dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Maman Suryaman di Nanga Pinoh, Melawi, Rabu.

Ia juga memberikan pesan agar para guru SM3T beradaptasi dengan lingkungan sekitar dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama studi di kampus.

Menurut dia, tak semua ilmu yang diberikan dapat diterapkan di tempat tugasnya.

"Saya minta teman-teman SM3T ini membangun budaya literasi atau budaya membaca, sehingga ini tidak hanya jadi jargon, apalagi program SM3T akan melakukan kewajiban akademik untuk ikut membangun bangsa dan negera selama satu tahun," tegas Maman.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Melawi Joko Wahyono mengatakan kehadiran para sarjana mendidik ini sangat membantu dunia pendidikan Melawi mengingat banyak sekolah yang hanya diajar satu hingga dua guru saja.

"Kita tempatkan mereka pada sekolah yang gurunya kurang dan berada di pedalaman. Rata-rata satu sekolah satu guru. Inipun masih kurang. Penempatannnya di seluruh kecamatan mulai dari jenjang SD, SMP hingga SMA dan SMK," jelasnya.

Dilanjutkan Joko, para sarjana yang menjadi bagian dari program SM3T itu langsung menuju tempat tugasnya mengajar. Dalam proses serah terima sarjana ini, para kepala sekolah tempat mereka bertugas juga ikut hadir.

"Nanti mereka akan langsung membawa para sarjana ini ke tempat tugasnya," katanya.

Sementara itu, Sekda Melawi Ivo Titus Mulyono ikut memberikan pesan kepada peserta program SM3T yang bertugas di daerahnya. Ia meminta agar para sarjana ini bisa menghormati adat istiadat dan berbagai kebiasaan masyarakat ditempat baru nanti.

"Istilahnya dimana bumi dipijak, disana langit dijunjung. Jadi pelajari dan hormati adat istiadat setempat," katanya.

Tidak hanya itu, Ivo juga berharap para pendidik ini sudah mendapatkan pemahaman karakteristik orang Melawi. Dalam kesempatan tersebut, dia juga menggambarkan kondisi geografis sejumlah desa dan kecamatan yang akan menjadi tempat program SM3T berlangsung.

"Ada beberapa daerah yang hanya bisa ditempuh dengan menyeberangi sungai. Nanti juga siap-siap kalau tempat tugasnya tak ada sinyal dan listrik," kata Ivo.

Meskipun demikian, ia berharap, dari Melawi nanti, para peserta SM3T akan mendapatkan pengalaman pengabdian dan bisa menjadi guru yang profesional kedepannya.

Pewarta: Timotius

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016