Singkawang (Antara Kalbar) - Salah satu pengelola parkir di Rumah Sakit dr Abdul Aziz Singkawang, Bambang Setiadi menyarankan agar Pemkot setempat mengkaji ulang rencana perparkiran dengan sistem "gate" (gerbang) di lahan tersebut.

"Menurut saya, lahan parkir di rumah sakit itu belum bisa untuk diterapkan dengan sistem `gate` oleh karena itu saya sarankan agar Dishubkominfo Singkawang mengkaji ulang rencana tersebut," kata Bambang, di Singkawang, Selasa.

Bambang berpendapat, ada beberapa pertimbangan guna penerapan perparkiran sistem gerbang di areal rumah sakit.

Pertama, jelas dia, lahan rumah sakit tidak cocok untuk ditarik retribusi parkir sampai berkali-kali, karena rumah sakit merupakan orang-orang susah. Kedua, apabila keluarga diharuskan bolak balik karena kebutuhan pasien ataupun rumah sakit, apa mungkin harus ditarik retribusinya setiap mau keluar.

"Kita saja, masih ada jiwa sosialnya. Bahkan, pernah samasekali tidak dipungut bayaran, lantaran uang sudah tidak ada di kantong celana pengguna jasa," tuturnya.

Tapi, lanjutnya, dengan diterapkannya sistem gerbang, apakah bisa seperti demikian. "Ketiga, lihat dari sisi sosial dan historisnya," katanya.

Dirinya menegaskan, selama 30 tahun lahan perparkiran di rumah sakit Abdul Aziz dikelola, sampai saat ini belum pernah ada masyarakat yang kehilangan kendaraan.

"Justru lahan perparkiran di situ sudah membuka lapangan pekerjaan bagi kawan-kawan, yang awalnya hanya beberapa orang, dan sekarang sudah menjadi 16 orang dengan penjagaan sistem sift," katanya.

Pada intinya, kata Bambang, masyarakat sangat mendukung program Pemkot Singkawang. Sepanjang, program tersebut tepat sasaran.

"Kalau seperti ini, apa iya bisa dikatakan tepat sasaran. Pemerintah mencari untung, tapi masyarakat yang dikorbankan, karena umumnya masyarakat yang datang ke rumah sakit bukan dari kalangan orang kaya, melainkan orang-orang susah semua," katanya.

Untuk itu, sekali lagi Bambang menegaskan, untuk mengkaji ulang perparkiran dengan sistem modern itu. Bila perlu dibatalkan.

Sementara Dewan Penasihat Persatuan Juru Parkir Kota Singkawang, Wahyu, menilai apa yang dilakukan Dishubkominfo samasekali tidak menghargai keputusan dewan sewaktu dengar pendapat beberapa hari kemarin.

"Dewan kan sudah memutuskan untuk menunggu hasilnya. Tapi, Dishubkominfo berjalan sendiri dan sudah membangun alat portal di lahan parkir Abdul Aziz," kata Wahyu.

Kawan-kawan jukir yang ada di rumah sakit, tentu merasa khawatir, seperti apa kelanjutannya dihari berikutnya.

Untuk itu, Wahyu menyarankan, agar Dishubkominfo bersabar untuk sama-sama menunggu mekanisme hasil rapat komisi DPRD Singkawang. "Sama-samalah kita tunggu," katanya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Singkawang, Sumastro, sebelumnya berharap dukungan dan kerjasama dari semua pihak dan masyarakat dalam rangka pembaharuan sistem perparkiran yang transparan dan akuntabel.

Menurutnya, dengan diberlakukannya sistem perparkiran modern di Kota Singkawang, salah satunya di lahan parkir Rumah Sakit Abdul Aziz, merupakan upaya pihaknya untuk mengantisipasi pungutan-pungutan liar (Pungli) yang mungkin saja biasa dilakukan oleh petugas.

Sehingga, hal ini dilakukan guna menepis anggapan miring dari publik yang selama ini belum bisa pihaknya respon dengan baik.

"Nah, inilah saatnya kita mulai berbenah. Namun, tolong dihargai, jangan di provokasi dengan adanya perubahan sistem seperti ini," katanya.
Nurul H

(U.KR-RDO/N005)

Pewarta: Rudi

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016