Singkawang (Antara Kalbar) - Korban banjir yang diungsikan Tagana Singkawang sejak Rabu kemarin membutuhkan perhatian pemerintah kota setempat, karena sampai saat ini para korban belum mendapatkan bantuan.

"Dari mereka berada di Posko pengungsian sejak Rabu, sampai dengan hari ini belum ada satupun dari Pemkot Singkawang yang datang menjenguk," kata Ketua Tagana Singkawang, Zulfian Agus, Jumat.

Dengan begitu, apa yang menjadi keinginan warga (korban banjir) belum dapat disampaikan ke Pemkot Singkawang.

Agus mencontohkan, salah satunya air bersih. Guna memenuhi kebutuhan itu, pihaknya harus mengeluarkan uang sebesar Rp150 ribu.

"Karena dari Pemkot Singkawang tidak ada menyalurkan. Mau tidak mau kita yang harus keluar uang," tuturnya.

Sementara, lanjut Agus, persediaan air bersih sudah semakin menipis. "Apakah kita yang harus membeli lagi," katanya.

Untuk itu, dia berharap agar dari pihak Pemkot Singkawang bisa meluangkan waktunya sedikit untuk menjenguk korban banjir di posko pengungsian.

"Mereka inikan rakyat yang memerlukan perhatian pemerintah. Jadi luangkan lah waktu sedikit untuk memantau mereka," kata Agus.

Zulfian Agus menambahkan, jumlah korban banjir yang dievakuasi saat ini bertambah menjadi 25 KK atau sekitar 70 jiwa.

"Ini kita evakuasi pada Kamis sore kemarin, semuanya merupakan korban banjir yang berada di bantaran sungai Kompleks Pasar Baru Singkawang," katanya.

Dikhawatirkan debit air semakin bertambah. Oleh sebab itulah kita evakuasi ke tempat yang lebih aman, yakni di Kelurahan Pasiran, Kecamatan Singkawang Barat, ujarnya.

Agus merincikan, dari 70 jiwa korban banjir tersebut, terdiri dari laki-laki dewasa sebanyak 17 orang, perempuan dewasa sebanyak 22 orang, anak laki-laki 18 orang, dan anak perempuan 13 orang.

"Kita lihat sampai tiga atau empat hari ke depan. Apabila kondisi banjir sudah surut, maka akan kita pulangkan ke rumahnya masing-masing," katanya.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016