Pontianak (Antara Kalbar) - Presiden Masyarakat Adat Dayak Nasional (MADN) Cornelis menegaskan agar organisasi kemasyarakatan seperti Dewan Adat Dayak untuk memfokuskan upaya keberlangsungan masa depan generasi masyarakat Dayak sehingga bisa bersaing di tingkat daerah, nasional maupun internasional.
"Jadi jangan lagi hanya berpikir jangka pendek dan masalah hukum adat, tetapi bagaimana memikirkan masa depan generasi kita, agar tidak ada lagi kata primitif untuk masyarakat Dayak," kata Cornelis, saat membuka Musyawarah Adat Dewan Adat Dayak Ke III Kabupaten Landak, Kamis.
Menurut Cornelis, banyak program pemerintah yang memerlukan bantuan dewan adat, seperti bidang pembangunan sumber daya manusia misalnya kesehatan, bagaimana memberitahu ke masyarakat adat bahaya rabies, sehingga jika ada anjing yang terjangkit harus di eliminasi. Demikian juga bidang pendidikan bagaimana memotivasi generasi muda agar sekolah.
Secara khusus, Cornelis yang juga Ketua Dewan Adat Dayak Kalbar itu meminta kepada kepengurusan baru nanti untuk mengantisipasi bahaya narkoba. Kalau yang menyangkut hukum adat sudah ada temenggung.
"Mengurus Dayak itu sulit, tidak hanya satu macam dan tidak hanya untuk sesaat, tetapi bagaimana seluruh kehidupan masyarakat dayak, bagaimana mereka bisa mengerti, cerdas, pintar sehingga bisa bersaing d Indonesia," tuturnya.
Menyinggung Sumber Daya Manusia (SDM) generasi muda Dayak agar menjadi generasi pintar dan cerdas, tidak mudah dipengaruhi dan tidak mudah dicuci otaknya oleh paham radikal, ISIS, sehingga gampang terpecah belah.
"Jangan sampai juga anak muda dayak tidak paham dengan kebudayaannya sendiri, sebagai identitas dan jati diri," katanya.
Terkait Musdad, Cornelis juga mengimbau agar setelah terpilih langsung dilantik dan didaftarkan ke Kesbangpol, sehingga pemerintah tidak kesulitan untuk memberi bantuan, dan organisasi pun bisa mempertanggungjawabkan bantuan pemerintah.
Cornelis, berharap kepengurusan Dewan Adat Dayak (DAD), yang baru nanti betul-betul mau mengurus masyarakat Dayak membantu pemerintah dalam pembangunan.
(U.KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Jadi jangan lagi hanya berpikir jangka pendek dan masalah hukum adat, tetapi bagaimana memikirkan masa depan generasi kita, agar tidak ada lagi kata primitif untuk masyarakat Dayak," kata Cornelis, saat membuka Musyawarah Adat Dewan Adat Dayak Ke III Kabupaten Landak, Kamis.
Menurut Cornelis, banyak program pemerintah yang memerlukan bantuan dewan adat, seperti bidang pembangunan sumber daya manusia misalnya kesehatan, bagaimana memberitahu ke masyarakat adat bahaya rabies, sehingga jika ada anjing yang terjangkit harus di eliminasi. Demikian juga bidang pendidikan bagaimana memotivasi generasi muda agar sekolah.
Secara khusus, Cornelis yang juga Ketua Dewan Adat Dayak Kalbar itu meminta kepada kepengurusan baru nanti untuk mengantisipasi bahaya narkoba. Kalau yang menyangkut hukum adat sudah ada temenggung.
"Mengurus Dayak itu sulit, tidak hanya satu macam dan tidak hanya untuk sesaat, tetapi bagaimana seluruh kehidupan masyarakat dayak, bagaimana mereka bisa mengerti, cerdas, pintar sehingga bisa bersaing d Indonesia," tuturnya.
Menyinggung Sumber Daya Manusia (SDM) generasi muda Dayak agar menjadi generasi pintar dan cerdas, tidak mudah dipengaruhi dan tidak mudah dicuci otaknya oleh paham radikal, ISIS, sehingga gampang terpecah belah.
"Jangan sampai juga anak muda dayak tidak paham dengan kebudayaannya sendiri, sebagai identitas dan jati diri," katanya.
Terkait Musdad, Cornelis juga mengimbau agar setelah terpilih langsung dilantik dan didaftarkan ke Kesbangpol, sehingga pemerintah tidak kesulitan untuk memberi bantuan, dan organisasi pun bisa mempertanggungjawabkan bantuan pemerintah.
Cornelis, berharap kepengurusan Dewan Adat Dayak (DAD), yang baru nanti betul-betul mau mengurus masyarakat Dayak membantu pemerintah dalam pembangunan.
(U.KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016