Ngabang (Antara Kalbar) - Calon Bupati Landak, dr Karolin Margret Natasa mengatakan dirinya masih akan fokus pada pelaksanaan pilkada Landak, dan belum memikirkan untuk maju dalam bursa pemilihan Gubernur Kalimantan Barat seperti yang dikabarkan berbagai pihak selama ini.

"Di lapangan, santer terdengar bahwa saya akan maju mencalonkan diri dalam bursa pemilihan Gubernur Kalbar 2018 mendatang, itu nanti dulu lah. Terus terang saja, saya belum memikirkan itu dan masih fokus pada pilkada Landak karena ini saja belum selesai, bagaimana bisa saya mau mikir sampai kesana (pilgub Kalbar), kata Karolin di Ngabang, Jumat.

Menurutnya, Pilkada Landak yang berlangsung saat ini cukup menguras perhatiannya, dimana sudah lebih dari tiga bulan ini dirinya selalu turun ke lapangan untuk melakukan Kampanye.

Menurutnya, maju atau tidak dirinya dalam pemilihan Gubernur Kalbar nanti semua belum bisa dipastikan karena dirinya masih disibukan dengan Pilkada Landak

"Sejak dijadwalkan oleh KPU Landak, untuk masa kampanye pada November kemarin, saya selalu turun untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat, karena saya ingin menunjukkan keseriusan saya untuk maju kepada masyarakat Landak, meski dalam pilkada ini, saya dan wakil saya Pak Heriadi merupakan calon tunggal," tuturnya.

Lawan tangguh yang akan dihadapinya dalam pilkada Landak itu adalah kotak kosong, dimana juga santer terdengar di masyarakat, banyak pihak yang memprovokasi masyarakat agar memilih kotak kosong untuk mengalahkannya.

"Semua kita kembalikan kepada masyarakat Landak, karena nantinya masyarakat yang akan memilih. Namun, jika sampai kotak kosong yang menang, jelas masyarakat sendiri yang akan rugi karena pilkada akan di ulang dan biaya untuk biaya ulang itu sangat besar," katanya.

Selain itu, lanjutnya, jika belum ada bupati definitif yang dilantik karena kotak kosong menang, tentu Landak akan kembali dipimpin oleh Pj Bupati yang tentu dalam mengambil kebijakan tidak bisa penuh sehingga pembangunan di Landak jelas akan terhambat.

Dirinya menegaskan, hal ini harus menjadi perhatian dan dipahami bersama, bahwa pelaksanaan pilkada dengan calon tunggal tentu bukan suatu hal yang salah, namun karena dalam pelaksanaannya memang menjadi solusi untuk mengatasi tidak adanya lawan politik dari pelaksanaan pilkada.

Mantan anggota DPR RI itu juga menjelaskan, fenomena calon tunggal itu muncul dalam pemilihan umum kepala daerah (pilkada) 2017 yang bakal berlangsung serentak di 101 daerah pada 15 Februari mendatang.

Hingga batas waktu pendaftaran calon pada 23 September lalu, ada tujuh daerah yang hanya memiliki satu calon, yaitu Kabupaten Pati, Jawa Tengah; Landak, Kalimantan Barat; Buton, Sulawesi Tenggara; Kulon Progo, Yogyakarta; Tulang Bawang Barat, Bandar Lampung; Tambrauw, Papua Barat; dan Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara.

"Jadi, saya kembali mengingatkan masyarakat agar bisa bersama-sama menyukseskan pelaksanaan pilkada Landak kali ini dengan datang ke TPS pada tanggal 15 Februari mendatang. Silahkan gunakan hak pilih, untuk menentukan masa depan Landak lima tahun ke depan," kata Karolin.

(U.KR-RDO/N005)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017