Pontianak (Antara Kalbar) - Wali Kota Pontianak, Sutarmidji, Rabu, meresmikan operasional lima unit Bus Rapid Transit (BRT) bantuan dari Kementerian Perhubungan RI untuk angkutan pelajar dan umum di kota itu.

"Hari ini, lima BRT resmi beroperasi guna melayani angkutan untuk pelajar dan umum," kata Sutarmidji di Pontianak.

Ia memastikan, tarif yang berlaku khususnya bagi pelajar jauh lebih murah dibandingkan dengan penumpang umum karena disubsidi oleh Pemerintah Kota Pontianak.

Diakuinya, meskipun BRT tersebut juga mengangkut penumpang umum, namun lebih diprioritaskan bagi para pelajar. Terutama pelajar SMP yang dilarang membawa kendaraan bermotor karena belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM).

"Pelajar hanya dikenakan tarif antara Rp1.000 - Rp1.500. Tapi dalam dua pekan ini saya minta digratiskan dulu," ujarnya.

Sementara, untuk tarif penumpang umum, diperkirakan berkisar antara Rp4.500 - Rp5.000. Tarif itu sengaja dipatok di atas tarif oplet yang berlaku supaya tidak mematikan transportasi yang sudah ada lebih dulu. "Kalau tarif bus lebih murah, dikhawatirkan penumpang oplet semakin berkurang," ungkapnya.

Untuk operasionalnya, pihaknya akan bekerja sama dengan Perusahaan Damri dengan dana subsidi senilai sekitar Rp1,3 miliar - Rp1,4 miliar selama setahun. Sedangkan pendapatan yang diperoleh dari bus itu menjadi pemasukan bagi Pemkot.

Sementara itu, Kapolresta Pontianak, Kombes (Pol) Iwan Imam Susilo mendukung dengan keberadaan bus Trans Pontianak Kota Khatulistiwa itu. Sebagaimana diketahui, pihaknya kerap melakukan pembinaan kepada para pelajar di bawah umur karena menggunakan kendaraan sepeda motor dan belum memiliki SIM.

"Semua itu sekarang sudah terjawab dan direspons oleh Pemkot dengan menyediakan BRT tersebut," sebutnya.

Ia mengatakan, dari segi ukuran, bus ini ideal, baik panjang maupun lebarnya untuk beroperasi di ruas jalan yang ada di Kota Pontianak. Namun, lanjut Iwan, mungkin ada skala prioritas untuk kelima bus itu.

Untuk itu, pihaknya sejak mulai dari sebelum pukul 06.00 WIB sudah mensetting di jalan untuk melakukan pengamanan-pengamanan demi lancarnya arus lalu lintas yang akan dilewati bus-bus tersebut. Untuk itu, dibutuhkan kerja sama dengan Dinas Perhubungan, baik yang mengoperasionalkan kendaraan di lapangan, termasuk juga anggotanya yang mengatur lalu lintas di jalan raya.

"Tujuannya, bus ini start jam berapa, bisa sampai tujuan jam berapa. Jangan sampai terjadi anak-anak sekolah terlambat tiba di sekolah, ini butuh kelancaran lalu lintas," ungkapnya.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Pontianak, Utin Srilena Candramidi menambahkan, setelah diresmikannya BRT ini, secepatnya bus-bus ini beroperasi ke sekolah-sekolah yang memerlukan kehadiran bus untuk transportasi mereka dari rumah ke sekolah dan sebaliknya. Meskipun hanya ada tujuh titik halte, namun pada pengoperasiannya, bus ini akan lebih fleksibel untuk mengangkut penumpang khususnya para pelajar.

"Ada beberapa lokasi yang diperlukan para pelajar seperti di Jalan Komodor Yos Sudarso atau Jeruju yang tidak ada halte. Kebanyakan pelajar berdomisili di Jeruju. Nanti kita akan sepakati dengan para pelajar untuk menentukan titik kumpul penjemputan," terangnya.

Bus berwarna biru itu mulai beroperasi sekitar pukul 05.00 WIB dan berakhir sebelum pukul 18.00 WIB. Pengoperasiannya sengaja lebih awal supaya tidak ada keterlambatan pelajar ke sekolah akibat menunggu bus terlalu lama.

Ia menambahkan, kehadiran lima unit bus ini memang belum bisa mencakup seluruh wilayah atau kecamatan se-Kota Pontianak. "Namun kita akan menetapkan skala prioritas. Kehadiran bus ini diperlukan oleh pelajar sebagai jawaban kebutuhan pelajar akan transportasi umum," katanya.

(A057/N005)

Pewarta: Andilala

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017