Singkawang (Antara Kalbar) - Staf Ahli Menteri Pariwisata RI, Hary Untoro mengatakan, Singkawang merupakan kota multikultural yang memiliki potensi wisata menawan.
"Keberagaman budaya Indonesia yang ada di Kota Singkawang sangat kaya," kata Hary saat kunjungan kerja di kota Singkawang, Kalimantan Barat, Minggu.
Hadirnya para Dubes negara sahabat di Singkawang pada acara Cap Go Meh yang dilaksanakan di kota itu, Sabtu (11/2) katanya, diharapkan nantinya dapat menjadikan pagelaran itu menjadi event internasional.
Kementerian Pariwisata, katanya, telah menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 20 juta tahun 2019.
Dengan adanya event atraksi semacam ini, tentunya dapat mendukung target-target tersebut.
Sementara itu, Festival Cap Go Meh yang digelar menampilkan sebanyak 565 tatung. Selain dihadiri 26 Dubes, juga dihadiri Kapolda Kalbar Irjen Musyafak, Kapolres Singkawang AKBP Sandi Alfadien Mustofa, Dandim 1202/Skw, Letkol Czi Darody Agus, Anggota DPR RI Daniel Johan, Anggota DPRD Provinsi Kalbar, Bong Cin Nen, Anggota DPRD Singkawang dan Forkopinda.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pariwisata, pada Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Singkawang, Triwahdina Safriantini, mengatakan, pemerintah Kota Singkawang saat ini juga berencana akan mengembangkan potensi wisata budaya selain pantai di kota itu.
"Harus kita akui, Singkawang tidak hanya memiliki potensi wisata pantai seperti yang menjadi primadona dari para pelancong," katanya.
Potensi wisata lainnya yang ada di Singkawang seperti laut, pegunungan, kelenteng dan lainnya, juga sangat layak untuk dipromosikan, tinggal bagaimana cara kita mengemasnya, sehingga punya nilai jual ke daerah lain, katanya.
Namun diakuinya hal tersebut tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan. Menurutnya, hal itu bisa terwujud, apabila pemerintah setempat melibatkan pihak ketiga yaitu pengusaha atau investor untuk mengembangkan potensi yang ada.
"Ketika ada suatu obyek yang ingin dijual ke wisatawan, pemerintah setempat harus melibatkan pihak ketiga. Dengan cara apa bisa kita promosikan, ini yang sedang ada dalam pikiran kita," katanya.
Dia mencontohkan, wisata mangrove yang berada di Kecamatan Singkawang Utara, merupakan binaan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Singkawang. Menurutnya, wisata itu bisa dijadikan sebagai wisata pendidikan pembelajaran siswa. Dan bisa juga untuk pemijahan udang.
Kemudian, lanjutnya, wisata Batu Belimbing, yang sampai saat ini masih dalam perencanaan Disbudparpora, serta Agrowisata yang berada di Singkawang Utara.
Disamping itu juga, Pemerintah Kota Singkawang harus mampu menggelar event-event besar guna menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara.
"Kita harus selalu menggelar event-event besar, sehingga wisatawan lokal maupun mancanegara mau datang ke Kota Singkawang," katanya.
Seperti perayaan Imlek dan Festival Cap Go Meh di Singkawang kemarin, menurutnya, akhirnya menjadikan Singkawang lebih dikenal, dan dikunjungi para wisatawan serta berdampak positif bagi PAD Kota Singkawang.
(KR-RDO/J003)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"Keberagaman budaya Indonesia yang ada di Kota Singkawang sangat kaya," kata Hary saat kunjungan kerja di kota Singkawang, Kalimantan Barat, Minggu.
Hadirnya para Dubes negara sahabat di Singkawang pada acara Cap Go Meh yang dilaksanakan di kota itu, Sabtu (11/2) katanya, diharapkan nantinya dapat menjadikan pagelaran itu menjadi event internasional.
Kementerian Pariwisata, katanya, telah menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 20 juta tahun 2019.
Dengan adanya event atraksi semacam ini, tentunya dapat mendukung target-target tersebut.
Sementara itu, Festival Cap Go Meh yang digelar menampilkan sebanyak 565 tatung. Selain dihadiri 26 Dubes, juga dihadiri Kapolda Kalbar Irjen Musyafak, Kapolres Singkawang AKBP Sandi Alfadien Mustofa, Dandim 1202/Skw, Letkol Czi Darody Agus, Anggota DPR RI Daniel Johan, Anggota DPRD Provinsi Kalbar, Bong Cin Nen, Anggota DPRD Singkawang dan Forkopinda.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pariwisata, pada Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Singkawang, Triwahdina Safriantini, mengatakan, pemerintah Kota Singkawang saat ini juga berencana akan mengembangkan potensi wisata budaya selain pantai di kota itu.
"Harus kita akui, Singkawang tidak hanya memiliki potensi wisata pantai seperti yang menjadi primadona dari para pelancong," katanya.
Potensi wisata lainnya yang ada di Singkawang seperti laut, pegunungan, kelenteng dan lainnya, juga sangat layak untuk dipromosikan, tinggal bagaimana cara kita mengemasnya, sehingga punya nilai jual ke daerah lain, katanya.
Namun diakuinya hal tersebut tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan. Menurutnya, hal itu bisa terwujud, apabila pemerintah setempat melibatkan pihak ketiga yaitu pengusaha atau investor untuk mengembangkan potensi yang ada.
"Ketika ada suatu obyek yang ingin dijual ke wisatawan, pemerintah setempat harus melibatkan pihak ketiga. Dengan cara apa bisa kita promosikan, ini yang sedang ada dalam pikiran kita," katanya.
Dia mencontohkan, wisata mangrove yang berada di Kecamatan Singkawang Utara, merupakan binaan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Singkawang. Menurutnya, wisata itu bisa dijadikan sebagai wisata pendidikan pembelajaran siswa. Dan bisa juga untuk pemijahan udang.
Kemudian, lanjutnya, wisata Batu Belimbing, yang sampai saat ini masih dalam perencanaan Disbudparpora, serta Agrowisata yang berada di Singkawang Utara.
Disamping itu juga, Pemerintah Kota Singkawang harus mampu menggelar event-event besar guna menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara.
"Kita harus selalu menggelar event-event besar, sehingga wisatawan lokal maupun mancanegara mau datang ke Kota Singkawang," katanya.
Seperti perayaan Imlek dan Festival Cap Go Meh di Singkawang kemarin, menurutnya, akhirnya menjadikan Singkawang lebih dikenal, dan dikunjungi para wisatawan serta berdampak positif bagi PAD Kota Singkawang.
(KR-RDO/J003)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017