Sungai Raya (Antara Kalbar) - Nelayan Desa Sepuk Laut Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya, lebih memilih untuk merawat kapal dan menganggur selama dua pekan terakhir akibat cuaca ekstrim.

Kondisi ini, sangat berdampak terhadap nelayan tradisional yang memiliki kapal-kapal kecil kisaran 5 GT. Kapal mereka tak akan bisa bertahan oleh hantaman ombak akibat terjangan angin kencang.

"Dengan situasi seperti ini, kita tak ada penghasilan sama sekali. Paling kita hanya merawat kapal ataupun seperti saya menganggur dulu sampai cuaca kembali normal," kata seorang nelayan Desa Sepuk Laut, Achmad (32) di Sungai Kakap, Minggu.

Menurutnya, cuaca saat ini, bagi nelayan terbilang sangat ganas. Sehingga bisa sangat membahayakan keselamatan diri mereka jika memaksakan diri.

Pasalnya, ketinggian ombak mencapai sekitar 3 meter lebih. Angin mulai berembus kencang mulai sore hari.

"Kalau kapal kecil kayak punya kami bisa terbalik kena ombak. Makanya kita tak melaut, hanya kapal-kapal besar saja yang bisa bertahan dan tetap bisa melaut. Itupun tetap harus berhati-hati," kata Achmad.

Terhadap cuaca ekstrim, siapapun tak bakal bisa bertahan. Padahal Achmad menjadi seorang pelaut sejak dirinya berusia 10 tahun, makanya dia sangat paham dengan cuaca.

"Untuk cuaca saat ini memang tak bisa dipaksakan melaut. Bisa membahayakan diri sendiri," tuturnya.

Bermata pencaharian sebagai nelayan, Achmad juga tergabung dalam kelompok nelayan di Desa Sepuk Laut.

Namun kelompoknya saat ini belum terdaftar sebagai nelayan Kubu Raya dan belum terdaftar sebagai peserta asuransi nelayan.

"Dalam cuaca seperti ini, upaya kita paling memancing di daerah alur sungai saja. Atau menjala ikan, memang hasilnya tak seberapa tapi sangat membantu untuk menopang hidup," katanya.

Ditempat yang sama, Bupati Kubu Raya Rusman Ali yang bertemu langsung dengan para nelayan di Desa Sepuk Laut meminta agar nelayan lebih berhati-hati saat pergi melaut. Terlebih saat cuaca ekstrim.

Dikatakan Rusman Ali, selama tidak melaut, masyarakat nelayan bisa memanfaatkan waktunya untuk bercocok tanam. Sehingga saat cuaca baik bisa pergi melaut dan tanaman-tanaman pangan bisa dilanjutkan oleh istrinya masing-masing. Sehingga perekonomian masyarakat bisa lebih maju apabila kegiatan nelayan dipadukan dengan bercocok tanam tanaman pangan. 

(KR-RDO/N005)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017