Seoul (Antara Kalbar) - Korea Utara pada Senin mengatakan berhasil menguji peluru kendali balistik jarak menengah-jauh kemarin, menyatakan perkembangan dalam persenjataan mereka, yang menyalahi resolusi PBB.

Peluru kendali jenis baru itu diluncurkan ke arah laut pada Minggu pagi.

Kantor berita Korea Utara KCNA mengatakan pemimpin negara itu, Kim Jong-un, mengawasi uji uji Pukguksong-2 itu, yang disebut memiliki kemampuan mengangkut hulu ledak nuklir.

Amerika Serikat, Jepang dan korea Selatan meminta pembicaraan darurat Dewan Keamanan PBB terkait uji itu, yang dijadwalkan diadakan pada Senin siang, kata pejabat AS untuk PBB.

Korea Utara lima kali melaksanakan uji peluru kendali, dua diadakan pada tahun lalu, meskipun terdapat pengakuan tentang senjata nuklir, yang dapat diangkut peluru kendali itu, belum dipastikan.

KCNA mengatakan misil itu diluncurkan ke ketinggian tinggi agar tidak membahayakan negara sekitar. Seorang sumber militer Korea Selatan mengatakan pada Minggu bahwa misil itu mencapai ketinggian sekitar 550 kilometer.

Misil itu meluncur sejauh 500 kilometer, jatuh di lepas pantai semenanjung Korea ke arah Jepang.

Pukguksong-2 itu ditenagai oleh mesin berbahan bakar padat dan merupakan varian misil yang lebih canggih dan lebih jauh jangkauannya dari misil kapal selam yang diujikan pada Agustus lalu, kata KCNA.

Militer korea Selatan mengatakan pada Senin misil itu diluncurkan dengan menggunakan sistem "pengeluaran dingin," dimana benda itu diluncurkan oleh gas bertekanan terlebih dahulu sebelum menggunakan mesin roketnya, sistem itu umumnya digunakan untuk meluncurkan misil dari kapal selam.

Jonathan McDowell dari Pusat Astrofisika Harvard Smithsonian mengatakan usaha Korea Utara untuk mengembangkan misil berbahan bakar padat merupakan "perkembangan yang sangat mengkhawatirkan".

"Roket baru ini merupakan jenis yang harus lebih kita khawatirkan. Roket berbahan bakar padat dapat diluncurkan dengan cepat tanpa perlu banyak persiapan," kata dia dalam surat elektronik.

"Mesin yang menggunakan bahan bakar padat sulit untuk dikembangkan dengan semestinya maka ini benar-benar perkembangan besar bagi korea Utara," tambahnya.

Selain menjadikan proses peluncuran lebih cepat, mesin berbahan bakar padat dapat memberikan misil itu kekuatan dan jangkauan yang lebih besar.

Uji itu juga disebut "fitur pencegahan" dan "mobilitas dan operasi truk peluncur misil yang baru", kata KCNA.

Provokasi Sebelum Minggu, dua uji peluru kendali Korea Utara sebelumnya telah dilakukan pada Oktober. Keduanya merupakan misil musudan jarak menengah dan keduanya gagal, menurut sejumlah pejabat AS dan Korea Selatan.

Pejabat AS mengatakan pada akhir minggu bahwa pemerintahan Trump telah memperkirakan adanya "provokasi" dari Korea Utara sesaat setelah dilantik.

Uji terbaru itu diadakan satu hari setelah pertemuan Trump dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, menyusul sambungan telepon Trump dengan Presiden China Xi Jinping.

Abe menyebut uji coba itu "sangat tidak dapat ditoleransi" dan mengatakan Korea Utara harus menuruti resolusi Dewan keamanan PBB.

Dalam sebuah pernyataan saat bertemu dengan Abe di Palm Beach, Florida, Trump mengatakan, "Saya hanya ingin semuanya mengerti dan memahami, bahwa Amerika Serikat berada di belakang Jepang, sekutu kami yang hebat, sepenuhnya." Trump beserta pemerintahannya diperkirakan akan menangani serangkaian kemungkinan tanggapan, termasuk sejumlah sanksi baru AS untuk memperketan kendali finansial, peningkatan aset angkatan laut dan udara di dan sekitar semenanjung korea, dan percepatan penempatan sistem pertahanan misil baru di Korea Selatan, pejabat pemerintah mengatakan.

Meskipun demikian, para pejabat mengatakan bahwa misilo itu diduga bukanlah sebuah ICBM (Peluru Kendali Balistik Antar-Benua) dan Pyongyang tidak melakukan ledakan nuklir baru, segala tanggapan akan dipertimbangkan untuk menghindari peningkatan ketegangan.

Kim Jong-un mengatakan dalam pidato tahun barunya bahwa Korea Utara segera dapat menguji sebuah ICMB dan media nasional telah mengatakan uji itu dapat dilakukan kapan saja.

Begitu berhasil dikembangkan secara penuh, ICBM Korea Utara akan dapat mengenai Amerika Serikat, yang terletak sekitar 9.000 kilometer dari Korut.

Kementerian keuangan Korea Selatan mengatakan mereka akan bertindak "cepat dan baik" jika pasar keuangan terpengaruh oleh peluncuran misil itu.

"Kami tidak dapat menyingkirkan kemungkinan bahwa aksi Korea Utara dapat berbeda dari sebelumnya dikarenakan ini merupakan provokasi pertama sejak Presiden Donald Trump menjabat," kata kementerian keuangan dalam pernyataan.

Mata uang won korea Selatan dan saham belum terpengaruh oleh uji itu.

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017