Mempawah (Antara Kalbar) - Wakil Bupati Mempawah Gusti Ramlana mengaku prihatin atas terjadinya tindakan main hakim sendiri yang dilakukan oknum warga desa, apalagi hal tersebut terkait informasi bohong atau hoax yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Kita imbau masyarakat cek dulu yang benar, jangan mudah bertindak sendiri, kalau sudah seperti ini kejadiannya, bagaimana. Kita selaku pemerintah terus mengimbau masyarakat, kalau mendapati orang asing atau tidak dikenal jangan langsung menghakimi mereka berniat jahat. Kalau ada yang dicurigai, cek betul laporkan ke kita, ke koramil, polsek, bhabinkamtibmas, aparat desa silakan, jangan main hakim sendiri," harapnya di Mempawah, Senin.
Sebelumnya, seorang warga menjadi korban amuk massa di Desa Amawang Kecamatan Sadaniang, Kabupaten Mempawah, Minggu (26/3). Korban diketahui bernama Maman Budiman (53) warga Pontianak Selatan.
Ia dituding warga desa sebagai pelaku penculik anak ketika sedang bertanya kepada warga setempat yang hendak menanyakan alamat keluarga yang dituju.
Kasatreskrim Polres Mempawah, Iptu Idris Bakara menerangkan peristiwa terjadinya penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia itu buntut dari salah paham sekelompok masyarakat Desa Amawang terhadap Maman Budiman. Dikatakan aparat sebenarnya telah mendapatkan informasi dari pihak desa yang menginformasikan ada masyarakat yang mengamankan seorang warga yakni korban di balai desa Amawang.
Warga yang diamankan itu diduga oleh masyarakat sebagai penculik anak. "Informasi itu sekitar pukul 15.40 WIB sudah kita terima," kata Kasatreskrim Iptu Idris Bakara, Senin (27/3) di Mempawah.
Berdasarkan laporan yang dihimpun oleh anggota polsek Toho, menurut Kasatreskrim Iptu Idris Bakara dari rangkaian kronologis sebenarnya korban hendak mengantarkan beras kerumah kerabatnya di desa Amawang, kemudian ia sempat membeli petei untuk di bawa ke Pontianak.
Mendapat laporan tersebut, pihak Polsek Toho dengan anggota lengkap bersama tim piket berangkat ke TKP. Tiba di TKP, anggota langsung mengamankan korban dan memberikan imbauan kepada masyarakat agar tidak main hakim sendiri.
"Namun masyarakat tidak mengindahkan imbauan polisi dan memaksa melakukan penganiayaan terhadap Maman Budiman. Kapolsek saat itu telah memberikan negosiasi dan imbauan. Namun massa semakin beringas dan petugas yang ada di TKP tidak sebanding dengan jumlah massa yang semakin ramai dan diperkirakan mencapai ratusan orang. Sementara di tempat tersebut jaringan telekomunikasi sulit, tidak ada signal sehingga susah untuk meminta bantuan personel," ungkap Kasatreskrim Iptu Idris Bakara.
Jumlah aparat kepolisian yang sangat tidak sebanding dengan pergerakan amuk massa itu menyebabkan korban yang sudah babak belur dianiaya tidak kuat bertahan. Maman Budiman akhirnya meninggal dunia pada Minggu petang sekira pukul 17.30 WIB. Korban dianiaya persis di WC balai desa Amawang, Kecamatan Sadaniang, Kabupaten Mempawah.
"Seketika itu juga korban terus diberangkatkan ke rumah sakit di RSUD Mempawah untuk dilakukan langkah visum sebelum akhirnya di serah terimakan ke pihak keluarga," ujarnya.
Terkait tindakan main hakim sendiri yang dilakukan warga itu, Kapolres Mempawah AKBP Dedi Agustono, S.Ik melalui Kasatreskrim Iptu Idris Bakara menegaskan pihaknya akan memproses kasus tersebut secara hukum.
"Polres Mempawah tentu akan tetap menindaklanjuti persoalan ini ke proses hukum, pastinya saat ini kita tengah melakukan lidik," tegasnya.
Maraknya isu penculikan yang terjadi di media sosial dan media massa yang sudah dibantah dan ditegaskan Kapolri sebagai berita bohong atau hoax kini sudah menimbulkan korban jiwa. Di Kabupaten Mempawah, Polres Mempawah sedikitnya mencatat sudah terjadi 4 kali kejadian tindakan pengamanan warga terhadap pendatang yang diduga penculik, diantaranya Desa Penibung Kecamatan Mempawah Hilir, di Kecamatan Segedong, Kecamatan Toho dan terakhir ini di Kecamatan Sadaniang dimana korban dianiaya hingga tewas.Â
"Di Kecamatan Sungai Pinyuh juga sempat hampir kejadian, namun mereka lebih pandai, dimana mengecek dulu kebenarannya," ujar Kapolres Mempawah AKBP Dedi Agustono.
Terkait peristiwa main hakim warga terhadap korban di desa Amawang, khususnya di wilayah hukum Polsek Toho meliputi kecamatan Toho dan Sadaniang, sebenarnya sangat disayangkan Kapolres Mempawah.
Sebab, pihaknya belum lama ini telah memberikan imbauan langsung ke desa-desa untuk tidak mudah percaya isu hoax.
"Kita sudah mengadakan tatap muka dengan masyarakat tokoh agama, tokoh masyarakat. Di Mempawah ini belum menemukan adanya laporan kasus penculikan. Sampai saat ini belum ada kasus penculikan," tegas Kapolres.
Kapolres AKBP Dedi Agustono Sik meminta setiap orang tua untuk menjaga anak-anak mereka, lantaran bisa saja situasi yang berkembang saat ini salah-salah malah dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab dalam berbuat hal tidak diinginkan.
Sementara, Dandim 1201/Mph Letkol Inf Win Nindar mengakui isu penculikan yang marak berkembang saat ini sedikit banyak membuat situasi keamanan di semua wilayah tidak kondusif.
Dirinya menekankan perlunya kebijakan dari masyarakat untuk memilah dan memilih informasi yang benar atau tidak.
"Cek dulu kebenarannya, jangan asal mengambil tindakan sendiri. Jika sudah terjadi hal yang tidak diinginkan hingga menimbulkan korban jiwa tentu itu merugikan banyak pihak," ujarnya.
Terhadap jenazah korban Maman Budiman (53) hingga Senin (27/3) sore dilakukan otopsi guna penyelidikan. Otopsi tersebut dilakukan tim medis RS. Bhayangkara Polda Kalbar. Usai dilakukan autopsi jenazah korban akan diserahkan kepada pihak keluarga untuk dibawa ke Pontianak dan dimakamkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"Kita imbau masyarakat cek dulu yang benar, jangan mudah bertindak sendiri, kalau sudah seperti ini kejadiannya, bagaimana. Kita selaku pemerintah terus mengimbau masyarakat, kalau mendapati orang asing atau tidak dikenal jangan langsung menghakimi mereka berniat jahat. Kalau ada yang dicurigai, cek betul laporkan ke kita, ke koramil, polsek, bhabinkamtibmas, aparat desa silakan, jangan main hakim sendiri," harapnya di Mempawah, Senin.
Sebelumnya, seorang warga menjadi korban amuk massa di Desa Amawang Kecamatan Sadaniang, Kabupaten Mempawah, Minggu (26/3). Korban diketahui bernama Maman Budiman (53) warga Pontianak Selatan.
Ia dituding warga desa sebagai pelaku penculik anak ketika sedang bertanya kepada warga setempat yang hendak menanyakan alamat keluarga yang dituju.
Kasatreskrim Polres Mempawah, Iptu Idris Bakara menerangkan peristiwa terjadinya penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia itu buntut dari salah paham sekelompok masyarakat Desa Amawang terhadap Maman Budiman. Dikatakan aparat sebenarnya telah mendapatkan informasi dari pihak desa yang menginformasikan ada masyarakat yang mengamankan seorang warga yakni korban di balai desa Amawang.
Warga yang diamankan itu diduga oleh masyarakat sebagai penculik anak. "Informasi itu sekitar pukul 15.40 WIB sudah kita terima," kata Kasatreskrim Iptu Idris Bakara, Senin (27/3) di Mempawah.
Berdasarkan laporan yang dihimpun oleh anggota polsek Toho, menurut Kasatreskrim Iptu Idris Bakara dari rangkaian kronologis sebenarnya korban hendak mengantarkan beras kerumah kerabatnya di desa Amawang, kemudian ia sempat membeli petei untuk di bawa ke Pontianak.
Mendapat laporan tersebut, pihak Polsek Toho dengan anggota lengkap bersama tim piket berangkat ke TKP. Tiba di TKP, anggota langsung mengamankan korban dan memberikan imbauan kepada masyarakat agar tidak main hakim sendiri.
"Namun masyarakat tidak mengindahkan imbauan polisi dan memaksa melakukan penganiayaan terhadap Maman Budiman. Kapolsek saat itu telah memberikan negosiasi dan imbauan. Namun massa semakin beringas dan petugas yang ada di TKP tidak sebanding dengan jumlah massa yang semakin ramai dan diperkirakan mencapai ratusan orang. Sementara di tempat tersebut jaringan telekomunikasi sulit, tidak ada signal sehingga susah untuk meminta bantuan personel," ungkap Kasatreskrim Iptu Idris Bakara.
Jumlah aparat kepolisian yang sangat tidak sebanding dengan pergerakan amuk massa itu menyebabkan korban yang sudah babak belur dianiaya tidak kuat bertahan. Maman Budiman akhirnya meninggal dunia pada Minggu petang sekira pukul 17.30 WIB. Korban dianiaya persis di WC balai desa Amawang, Kecamatan Sadaniang, Kabupaten Mempawah.
"Seketika itu juga korban terus diberangkatkan ke rumah sakit di RSUD Mempawah untuk dilakukan langkah visum sebelum akhirnya di serah terimakan ke pihak keluarga," ujarnya.
Terkait tindakan main hakim sendiri yang dilakukan warga itu, Kapolres Mempawah AKBP Dedi Agustono, S.Ik melalui Kasatreskrim Iptu Idris Bakara menegaskan pihaknya akan memproses kasus tersebut secara hukum.
"Polres Mempawah tentu akan tetap menindaklanjuti persoalan ini ke proses hukum, pastinya saat ini kita tengah melakukan lidik," tegasnya.
Maraknya isu penculikan yang terjadi di media sosial dan media massa yang sudah dibantah dan ditegaskan Kapolri sebagai berita bohong atau hoax kini sudah menimbulkan korban jiwa. Di Kabupaten Mempawah, Polres Mempawah sedikitnya mencatat sudah terjadi 4 kali kejadian tindakan pengamanan warga terhadap pendatang yang diduga penculik, diantaranya Desa Penibung Kecamatan Mempawah Hilir, di Kecamatan Segedong, Kecamatan Toho dan terakhir ini di Kecamatan Sadaniang dimana korban dianiaya hingga tewas.Â
"Di Kecamatan Sungai Pinyuh juga sempat hampir kejadian, namun mereka lebih pandai, dimana mengecek dulu kebenarannya," ujar Kapolres Mempawah AKBP Dedi Agustono.
Terkait peristiwa main hakim warga terhadap korban di desa Amawang, khususnya di wilayah hukum Polsek Toho meliputi kecamatan Toho dan Sadaniang, sebenarnya sangat disayangkan Kapolres Mempawah.
Sebab, pihaknya belum lama ini telah memberikan imbauan langsung ke desa-desa untuk tidak mudah percaya isu hoax.
"Kita sudah mengadakan tatap muka dengan masyarakat tokoh agama, tokoh masyarakat. Di Mempawah ini belum menemukan adanya laporan kasus penculikan. Sampai saat ini belum ada kasus penculikan," tegas Kapolres.
Kapolres AKBP Dedi Agustono Sik meminta setiap orang tua untuk menjaga anak-anak mereka, lantaran bisa saja situasi yang berkembang saat ini salah-salah malah dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab dalam berbuat hal tidak diinginkan.
Sementara, Dandim 1201/Mph Letkol Inf Win Nindar mengakui isu penculikan yang marak berkembang saat ini sedikit banyak membuat situasi keamanan di semua wilayah tidak kondusif.
Dirinya menekankan perlunya kebijakan dari masyarakat untuk memilah dan memilih informasi yang benar atau tidak.
"Cek dulu kebenarannya, jangan asal mengambil tindakan sendiri. Jika sudah terjadi hal yang tidak diinginkan hingga menimbulkan korban jiwa tentu itu merugikan banyak pihak," ujarnya.
Terhadap jenazah korban Maman Budiman (53) hingga Senin (27/3) sore dilakukan otopsi guna penyelidikan. Otopsi tersebut dilakukan tim medis RS. Bhayangkara Polda Kalbar. Usai dilakukan autopsi jenazah korban akan diserahkan kepada pihak keluarga untuk dibawa ke Pontianak dan dimakamkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017