Pontianak (Antara Kalbar) - Wali Kota Pontianak, Sutarmidji menyatakan, diperlukan kesabaran dan kasih sayang dalam menangani anak-anak berkebutuhan khusus.
"Bahkan dari sisi kecerdasan, ada anak berkebutuhan khusus kemampuannya bisa melebihi dari anak-anak biasa. Hanya sekarang bagaimana melakukan terapi terhadap anak tersebut dengan metode yang tepat," kata Sutarmidji saat memperingati Hari Autis Sedunia di Pontianak Convention Center, Minggu.
Ia menjelaskan, Pemkot Pontianak sudah memiliki Autis Center dalam menangani anak-anak berkebutuhan khusus tersebut. Ia meminta pihak UPTD Autis Center bersinergi dengan yayasan atau lembaga pendidikan lainnya yang memberikan penanganan anak berkebutuhan khusus itu.
"Kami berharap keberadaan Autis Center itu, terus dikembangkan, baik itu terkait kebutuhan yang diperlukan Autis Center maupun model penanganan yang perlu diterapkan. Saya maunya para pakar dan orang tua dari anak-anak berkebutuhan khusus, angkat bicara apa yang masih perlu dipenuhi dan disiapkan oleh Pemkot," ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menambahkan, penanganan anak-anak berkebutuhan khusus sudah harus dilakukan sejak dini supaya kualitas mereka meningkat.
"Karenanya, dibutuhkan kesabaran dan peningkatan kualitas dari guru-guru yang menangani anak-anak berkebutuhan khusus tersebut. Mereka juga punya kelebihan di bidang lain, sehingga harus dikembangkan supaya mereka bisa mandiri,� ujarnya.
Menurutnya, bila si anak memiliki keahlian dan bisa mengembangkan kekhususannya, bukan tidak mungkin terbuka peluang pekerjaan di tempat-tempat tertentu. Semua memiliki peluang sepanjang mereka bisa mengaplikasikan keahliannya di tempat yang menyatu dengan masyarakat, misalnya melukis, menari dan keahlian lainnya.
Kepala UPTD Autis Center Kota Pontianak, Ismi Ardani menuturkan, dalam rangka Hari Autis Sedunia itu, pihaknya menggelar kegiatan melukis secara massal di bentangan spanduk putih yang diikuti anak-anak berkebutuhan khusus di Kota Pontianak, dengan mengusung tema "Peringatan Hari Autis Sedunia, dan Mewarnai Dunia".
�Ismi menjelaskan, Autis Center yang dimiliki Pemkot Pontianak saat ini jumlah anak yang diterapi pihaknya tahun 2017 ini sebanyak 90 anak. Sementara sebanyak 88 orang masih masuk dalam daftar tunggu.
"Mereka nanti baru mulai masuk pada bulan Juli ini," terangnya.
Sarana dan prasarana, dikatakannya, sudah cukup lengkap. Namun yang masih menjadi kendala adalah keterbatasan SDM-nya. Sejatinya, paling tidak butuh 20 orang terapis untuk menangani anak-anak berkebutuhan khusus yang ada di Autis Center.
"Tapi bisa kita siasati dengan mengatur jadwal, dari yang saat ini hanya ada enam orang terapis, sehingga sebanyak 90 anak bisa kita kelola dengan baik," jelasnya. ��
Ruang yang dimiliki Autis Center Pontianak sangat besar, begitu pula ruang terapi yang disediakan pun sangat nyaman. Di UPTD yang dipimpinnya, tidak hanya diisi oleh anak-anak penyandang autis, tetapi ada juga tuna grahita dan lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"Bahkan dari sisi kecerdasan, ada anak berkebutuhan khusus kemampuannya bisa melebihi dari anak-anak biasa. Hanya sekarang bagaimana melakukan terapi terhadap anak tersebut dengan metode yang tepat," kata Sutarmidji saat memperingati Hari Autis Sedunia di Pontianak Convention Center, Minggu.
Ia menjelaskan, Pemkot Pontianak sudah memiliki Autis Center dalam menangani anak-anak berkebutuhan khusus tersebut. Ia meminta pihak UPTD Autis Center bersinergi dengan yayasan atau lembaga pendidikan lainnya yang memberikan penanganan anak berkebutuhan khusus itu.
"Kami berharap keberadaan Autis Center itu, terus dikembangkan, baik itu terkait kebutuhan yang diperlukan Autis Center maupun model penanganan yang perlu diterapkan. Saya maunya para pakar dan orang tua dari anak-anak berkebutuhan khusus, angkat bicara apa yang masih perlu dipenuhi dan disiapkan oleh Pemkot," ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menambahkan, penanganan anak-anak berkebutuhan khusus sudah harus dilakukan sejak dini supaya kualitas mereka meningkat.
"Karenanya, dibutuhkan kesabaran dan peningkatan kualitas dari guru-guru yang menangani anak-anak berkebutuhan khusus tersebut. Mereka juga punya kelebihan di bidang lain, sehingga harus dikembangkan supaya mereka bisa mandiri,� ujarnya.
Menurutnya, bila si anak memiliki keahlian dan bisa mengembangkan kekhususannya, bukan tidak mungkin terbuka peluang pekerjaan di tempat-tempat tertentu. Semua memiliki peluang sepanjang mereka bisa mengaplikasikan keahliannya di tempat yang menyatu dengan masyarakat, misalnya melukis, menari dan keahlian lainnya.
Kepala UPTD Autis Center Kota Pontianak, Ismi Ardani menuturkan, dalam rangka Hari Autis Sedunia itu, pihaknya menggelar kegiatan melukis secara massal di bentangan spanduk putih yang diikuti anak-anak berkebutuhan khusus di Kota Pontianak, dengan mengusung tema "Peringatan Hari Autis Sedunia, dan Mewarnai Dunia".
�Ismi menjelaskan, Autis Center yang dimiliki Pemkot Pontianak saat ini jumlah anak yang diterapi pihaknya tahun 2017 ini sebanyak 90 anak. Sementara sebanyak 88 orang masih masuk dalam daftar tunggu.
"Mereka nanti baru mulai masuk pada bulan Juli ini," terangnya.
Sarana dan prasarana, dikatakannya, sudah cukup lengkap. Namun yang masih menjadi kendala adalah keterbatasan SDM-nya. Sejatinya, paling tidak butuh 20 orang terapis untuk menangani anak-anak berkebutuhan khusus yang ada di Autis Center.
"Tapi bisa kita siasati dengan mengatur jadwal, dari yang saat ini hanya ada enam orang terapis, sehingga sebanyak 90 anak bisa kita kelola dengan baik," jelasnya. ��
Ruang yang dimiliki Autis Center Pontianak sangat besar, begitu pula ruang terapi yang disediakan pun sangat nyaman. Di UPTD yang dipimpinnya, tidak hanya diisi oleh anak-anak penyandang autis, tetapi ada juga tuna grahita dan lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017