Pontianak (Antara Kalbar) - Cargill merilis laporan terbaru mengenai program kelapa sawit berkelanjutan tahun 2016 dan rencana kerja yang menyatakan bahwa Cargill telah berada di jalan yang benar dalam mencapai sasarannya yaitu 100 persen rantai pasokan minyak sawit yang berkelanjutan menjelang tahun 2020.

Laporan yang dirilis pada 7 April
dengan tebal 22 halaman itu menyoroti tiga hal penting.

Pertama, laporan terkait berbagai kemajuan yang telah dicapai Cargill sepanjang tahun 2016. Kedua, laporan yang memaparkan prioritas target perusahaan tahun 2017 dan terakhir, laporan yang memaparkan tentang roadmap Cargill menuju tahun 2020.

Dalam laporan tersebut dipaparkan bahwa Cargill telah berada di jalan yang benar dalam mencapai sasarannya yaitu 100 persen rantai pasokan minyak sawit yang berkelanjutan menjelang tahun 2020. Kunci keberhasilan jangka panjang Cargill ini didasarkan pada langkah kebijakan yang bermanfaat bagi karyawan, lingkungan dan masyarakat serta bisnis Cargill.

Pada tahun lalu, Cargill juga telah terlibat dalam kemitraan dan ada kemajuan dalam hal Traceability, Supplier engagement, Smallholder programs serta Partnership dan collaboration.

Selain memegang teguh komitmen NDPE (No deforestation, peat and exploitation), dalam laporan itu juga disebutkan bahwa Cargill bekerja menuju 100 persen transparan, traceable serta sustainable palm supply chain pada 2020.

Cargill senantiasa bekerja untuk memastikan bahwa semua minyak sawit dan produk sawit yang dihasilkan, diperdagangkan atau proses sejalan dengan komitmen NDPE tersebut.

Cargill tetap berdedikasi untuk mencapai sektor sawit berkelanjutan dengan bekerja sama dengan para pemasok dan mitra untuk membawa perubahan dan mendorong perbaikan positif.

Pada tahun 2016, masih dalam laporan itu, Cargill terus memperkuat komitmen untuk minyak sawit berkelanjutan dengan jangkauan dan pengaruh lebih luas untuk mendorong berbagai inisiatif baru. Terutama untuk hal-hal yang dikenal dengan 5 Pilar, yakni traceability, supplier engagement, sustainable plantations, smallholder programs serta partnerships and collaborations.

Untuk Traceability, di dalam laporan itu, dipaparkan bahwa Cargill mencapai 93 persen ketertelusuran gabungan hingga tingkat pabrik (97 persen untuk kernel/inti sawit dan 93 persen untuk palm/sawit) dan 39 persen ketertelusuran gabungan hingga tingkat perkebunan (18 persen dari kernel/inti sawit dan 42 persen untuk palm/sawit) pada kuartal keempat di tahun 2016 untuk seluruh sawit yang Cargill pasarkan.

Cargill juga meluncurkan Palm Sustainability Dashboard sebagai bagian dari komitmen perusahaan terhadap pelaporan yang transparan, yang mencakup informasi rantai pasokan, kemajuan keberlanjutan dan informasi terbaru terkait keluhan.

Cargill menyelesaikan 8 penilaian pabrik dengan prioritas tinggi, 8 tindak lanjut terkait penilaian pabrik-pabrik terdahulu, serta 6 lokakarya keberlanjutan di Malaysia, Indonesia, Brasil dan Kolombia.

Cargill memberikan sertifikasi RSPO kepada 175 petani plasma mandiri di Air Kuning, Perak, Malaysia dimana ini merupakan bagian dari Wild Asia Group Scheme (WAGS). Tahun lalu, Cargill juga telah menyetujui sebuah proyek petani plasma yang akan memberikan sertifikasi RSPO kepada 487 petani plasma di Kolombia.

Untuk Indonesia, Cargill telah menyelesaikan rancangan "Smallholder Protocol for Sustainable and Responsible Management of Peat Areas" dalam kemitraan dengan IDH, Costco dan Winrock.

Sedangkan untuk Sustainable Plantation, Cargill telah menerima sertifikasi RSPO pertama untuk Poliplant Group dan palm kernel crushing plant milik PT Hindoli.

Selain itu, 5 pabrik Cargill juga menerima penghargaan atas komitmen pengelolaan lingkungan secara baik oleh pemerintah Indonesia Di tahun 2016, Cargill juga telah meluncurkan program Cargill Fire-free Village di 26 desa rawan kebakaran.

Dalam laporan itu, juga dijelaskan kegiatan Cargill di tahun 2017. Cargill akan fokus pada langkah untuk menyelaraskan definisi, metodologi dan pemetaan yang tentu saja membutuhkan pengumpulan data, assessment, monitoring dan pengukuran.

Cargill juga akan mengidentifikasi kesenjangan, membangun kapasitas serta menjalin kolaborasi/resources untuk meletakan pondasi kegiatan 3 tahun ke depan.

Peta jalan Cargill Palm 2020

Ketika Cargill meluncurkan kebijakan tentang Sustainable Palm Oil pada 2014, dalam laporan itu dipaparkan tentang roadmap tahun 2020 Cargill yang mencakup indikator-indikator kinerja utama yang konkret, yang akan digunakan untuk melaporkan dan mengukur kemajuan terhadap komitmen Cargill dalam mencapai 100 persen minyak sawit yang dapat dilacak, transparan dan berkelanjutan sebelum tahun 2020.

Di bawah masing-masing pilar sebagaimana telah dijelaskan di atas, Cargill telah menetapkan peta jalan, tujuan dan key performance index (KPI) dimana ketiganya digunakan sebagai guidance untuk memenuhi masing-masing komitmen.

Traceability, dimana seluruh volume palm oil yang diproduksi dan diperdagangkan oleh Cargill (ship & physically handle) serta proses akan bisa dilacak hingga ke tingkat pabrik dan perkebunan secara berkelanjutan pada 2020.

Supply Engagement, Cargill berkomitmen mengurangi HCS dan HCV, pelestarian lahan gambut dan tanah, serta menghormati tenaga kerja dan hak asasi manusia yang merupakan bagian third party palm supply chain.

Sustainable Plantation, kegiatan di perkebunan milik Cargill telah selaras dengan komitmen kebijakan NDPE dan telah menjadi role model.

Smallholder Program, melibatkan smallholder sebagai bagian dari supply
chain dan engaged on sustainable serta profitable practices.

Pewarta:

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017