Pontianak (Antara Kalbar) - Politeknik Negeri Sambas (Poltesa) memberikan pelatihan manajemen bisnis kepada sejumlah pengrajin rotan Desa Piantus, Sambas untuk perbaikan pengelolaan usaha agar tetap berkelanjutan.
"Dengan pelatihan ini juga diharapkan pengrajin yang ada di Desa Piantus bisa mengelola produksi dan pemasaran produk-produk dengan maksimal sehingga dapat dikelola dengan baik," kata Widji Astuti, salah seorang dosen Poltesa yang ikut pelatihan tersebut, saat dihubungi di Sambas, Jumat.
Menurutnya, untuk memaksimalkan potensi yang ada pihaknya telah mendorong pengrajin membuat kelompok agar produksi dan pemasaran produk yang dibuat dapat dikelola dengan baik pula.
Widji memaparkan Desa Piantus merupakan desa yang sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai pengrajin rotan. Produk yang dihasilkan seperti kursi, lemari, dan lain-lain dipasarkan di wilayah Sambas hingga ke negeri tetangga, Malaysia.
"Namun, sayangnya usaha ini masih menjadi usaha rumahan masing-masing. Sehingga modal dan pemasarannya dilakukan sendiri-sendiri," jelasnya.
Ia menerangkan pihaknya dari Poltesa selain memberikan pelatihan juga menawarkan website kepada pengrajin Desa Piantus yang dapat menjadi media untuk mempermudah dalam promosi produk kerajinan tangan dari rotan ini serta mempermudah dalam transaksi.
"Kembali dengan apabila dibentuknya kelompok tersebut dapat dengan mudah mengelola website tersebut. Sehingga semua produk yang dibuat oleh pengrajin dapat terekspos dan terjual lebih luas lagi," kata dia.
Salah seorang perajin rotan asal Desa Piantus, Fendi mengungkapkan bahwa hampir di setiap rumah melakukan aktivitas pengrajian rotan. Namun kerajinan ini masih menjadi usaha masing-masing termasuk baik modal, proses pembuatan maupun pemasaran.
"Tak jarang beberapa pengrajin mengalami kegagalan karena modal dan kebutuhan bahan baku hingga pemasaran kurang termanajemen dengan baik," kata dia.
(U.KR-DDI/T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"Dengan pelatihan ini juga diharapkan pengrajin yang ada di Desa Piantus bisa mengelola produksi dan pemasaran produk-produk dengan maksimal sehingga dapat dikelola dengan baik," kata Widji Astuti, salah seorang dosen Poltesa yang ikut pelatihan tersebut, saat dihubungi di Sambas, Jumat.
Menurutnya, untuk memaksimalkan potensi yang ada pihaknya telah mendorong pengrajin membuat kelompok agar produksi dan pemasaran produk yang dibuat dapat dikelola dengan baik pula.
Widji memaparkan Desa Piantus merupakan desa yang sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai pengrajin rotan. Produk yang dihasilkan seperti kursi, lemari, dan lain-lain dipasarkan di wilayah Sambas hingga ke negeri tetangga, Malaysia.
"Namun, sayangnya usaha ini masih menjadi usaha rumahan masing-masing. Sehingga modal dan pemasarannya dilakukan sendiri-sendiri," jelasnya.
Ia menerangkan pihaknya dari Poltesa selain memberikan pelatihan juga menawarkan website kepada pengrajin Desa Piantus yang dapat menjadi media untuk mempermudah dalam promosi produk kerajinan tangan dari rotan ini serta mempermudah dalam transaksi.
"Kembali dengan apabila dibentuknya kelompok tersebut dapat dengan mudah mengelola website tersebut. Sehingga semua produk yang dibuat oleh pengrajin dapat terekspos dan terjual lebih luas lagi," kata dia.
Salah seorang perajin rotan asal Desa Piantus, Fendi mengungkapkan bahwa hampir di setiap rumah melakukan aktivitas pengrajian rotan. Namun kerajinan ini masih menjadi usaha masing-masing termasuk baik modal, proses pembuatan maupun pemasaran.
"Tak jarang beberapa pengrajin mengalami kegagalan karena modal dan kebutuhan bahan baku hingga pemasaran kurang termanajemen dengan baik," kata dia.
(U.KR-DDI/T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017