Mempawah (Antara Kalbar) - Seorang warga Kecamatan Siantan, Ralib (54), yang juga staf TU Staklim BMKG Siantan, Mempawah dikabarkan hilang saat memancing di laut sejak Kamis (2/6).
"Kabar tersebut kami ketahui dari pihak keluarga. Infonya pak Ralib turun melaut pada Kamis kemarin sekira pukul 05.00 WIB naik perahu sendirian. Ini sudah kami informasikan ke BPBD Kabupaten Mempawah," kata Kepala Stasiun Klimatoligi BMKG Siantan, Mempawah Wandayantolis, Jumat.
Pada pukul 11.00 WIB, Kamis (1/6), kata Wandayantolis, ada dua orang nelayan di perahu lain yang masih tetangga Ralib, sempat bertemu dan berbincang-bincang.
Kemudian pada pukul 12.00 WIB, saat cuaca di darat mulai gelap dan angin bertiup kencang, salah seorang anak Ralib mencoba menelpon orangtuanya itu. Tetapi ponsel beliau nada panggilnya sudah tidak aktif.
Dua jam kemudian, nelayan yang sebelumnya sempat bertemu Ralib, menghampiri lagi perahu beliau. Namun beliau tidak ada di perahunya.
"Mereka langsung berputar-putar memeriksa sekitar perahu namun tetap tidak melihat beliau. Saat itu ombak memang sudah tinggi," ujar Wandayantolis menceritakan kronologis.
Pada pukul 16.00 WIB, dua nelayan tersebut sampai di darat. Mereka langsung melaporkan kepada anaknya tentang perahu orangtuanya yang ditemukan kosong.
Hingga pukul 18.00 WIB, semua perahu nelayan dari kompleks yang sama sudah kembali ke darat kecuali perahu Ralib. Anaknya kemudian melapor ke Polairud. Informasi terkait hilangnya Staf TU BMKG Staklim Siantan, Mempawah itu kemudian dikoordinasikan dengan tim SAR Pontianak.
Sejak saat itu para nelayan Desa Jungkat yang sepemukiman dengan Ralib berkumpul untuk turun mencari ke laut. Kendala cuaca angin kencang disertai hujan dan gelombang tinggi menghambat upaya pencarian.
"Sudah disiapkan dua perahu besar untuk melakukan pencarian, menunggu cuaca membaik. Sekitar pukul 22.00 WIB, satu regu tim SAR dengan boat sudah menyisir wilayah pesisir seputar TKP melakukan pencarian terhadap pak Ralib yang dikabarkan hilang. Pencarian dihentikan pada pukul 24.00 WIB karena gelombang tinggi dan cuaca yang tidak memungkinkan," ujar Wandayantolis.
Saat ini sudah ada posko sementara di Jungkat Beach. Pihak Basarnas yang dikomandoi Alfyan itu juga didukung personil dari Polsek Siantan dan personil TNI Batalyon Kavaleri dan para nelayan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"Kabar tersebut kami ketahui dari pihak keluarga. Infonya pak Ralib turun melaut pada Kamis kemarin sekira pukul 05.00 WIB naik perahu sendirian. Ini sudah kami informasikan ke BPBD Kabupaten Mempawah," kata Kepala Stasiun Klimatoligi BMKG Siantan, Mempawah Wandayantolis, Jumat.
Pada pukul 11.00 WIB, Kamis (1/6), kata Wandayantolis, ada dua orang nelayan di perahu lain yang masih tetangga Ralib, sempat bertemu dan berbincang-bincang.
Kemudian pada pukul 12.00 WIB, saat cuaca di darat mulai gelap dan angin bertiup kencang, salah seorang anak Ralib mencoba menelpon orangtuanya itu. Tetapi ponsel beliau nada panggilnya sudah tidak aktif.
Dua jam kemudian, nelayan yang sebelumnya sempat bertemu Ralib, menghampiri lagi perahu beliau. Namun beliau tidak ada di perahunya.
"Mereka langsung berputar-putar memeriksa sekitar perahu namun tetap tidak melihat beliau. Saat itu ombak memang sudah tinggi," ujar Wandayantolis menceritakan kronologis.
Pada pukul 16.00 WIB, dua nelayan tersebut sampai di darat. Mereka langsung melaporkan kepada anaknya tentang perahu orangtuanya yang ditemukan kosong.
Hingga pukul 18.00 WIB, semua perahu nelayan dari kompleks yang sama sudah kembali ke darat kecuali perahu Ralib. Anaknya kemudian melapor ke Polairud. Informasi terkait hilangnya Staf TU BMKG Staklim Siantan, Mempawah itu kemudian dikoordinasikan dengan tim SAR Pontianak.
Sejak saat itu para nelayan Desa Jungkat yang sepemukiman dengan Ralib berkumpul untuk turun mencari ke laut. Kendala cuaca angin kencang disertai hujan dan gelombang tinggi menghambat upaya pencarian.
"Sudah disiapkan dua perahu besar untuk melakukan pencarian, menunggu cuaca membaik. Sekitar pukul 22.00 WIB, satu regu tim SAR dengan boat sudah menyisir wilayah pesisir seputar TKP melakukan pencarian terhadap pak Ralib yang dikabarkan hilang. Pencarian dihentikan pada pukul 24.00 WIB karena gelombang tinggi dan cuaca yang tidak memungkinkan," ujar Wandayantolis.
Saat ini sudah ada posko sementara di Jungkat Beach. Pihak Basarnas yang dikomandoi Alfyan itu juga didukung personil dari Polsek Siantan dan personil TNI Batalyon Kavaleri dan para nelayan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017