Pontianak (Antara Kalbar) - Sejumlah guru dari daerah perbatasan Indonesia - Malaysia di wilayah Temajuk, Kabupaten Sambas, mendatangi DPRD setempat mempertanyakan tunjangan khusus bagi guru perbatasan.

"Kita telah datang ke DPRD Sambas untuk menyampaikan keluhan dan aspirasi kita soal guru di Temajok Paloh yang belum mendapat tunjangan guru perbatasan. Kita datang mempertanyakan soal itu," ujar Syamsir, guru di Paloh yang juga sebagai Ketua PGRI Kecamatan Paloh, saat dihubungi di Sambas, Kamis.

Syamsiar menjelaskan setiap tahun sejak 2008 tunjangan khusus untuk daerah terpencil selalu bermasalah dalam penyalurannya. Bahkan untuk tahun ini guru yang bertugas di Desa Temajuk Kecamatan Paloh tidak ada satu orangpun yang masuk nominasi untuk mendapatkan tunjangan khusus tersebut.

"Padahal Desa Temajuk merupakan desa tertinggal dengan fasilitas yang minim dan garda terdepan NKRI. Di Desa Temajuk akses berupa jalan sangat terbatas, sehingga untuk mengaksesnya juga sulit. Listrik juga sangat minim," kata dia.

Untuk itu, pihaknya bersama para guru lainnya mendorong Pemkab dan DPRD Kabupaten Sambas membantu mereka agar mendapatkan tunjangan khuusus tersebut.

"Kami minta kepada Bupati Sambas dapat mengubah status Desa Temajuk menjadi desa sangat tertinggal sebab kalau berdasarkan juknis yang ada terkait tunjangan khusus yang kami maksud, Desa Temajuk kita lihat layak jadi desa sangat tetinggal," kata dia.

Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Sambas, Supni Alatas mengatakan akan menindaklanjuti permasalahan tersebut dengan melakukan koordinasi bersama pihak terkait. Menurutnya beberapa upaya pernah dilakukan, dengan membentuk tim bersama dengan Bupati Sambas.

"Bahkan tim juga sudah mendatangi kementerian terkait. Namun begitu kita akan terus berupaya, dengan meminta para guru untuk bersabar sambil menunggu kemungkinan adanya perubahan untuk semester kedua tahun ini," kata dia.

Pewarta: Dedi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017