Pontianak (Antara ) - Bupati Landak, dr. Karolin Margret Natasa meminta pengawasan dan pembinaan intensif terhadap setiap sekolah yang ada di kabupaten itu, terkait pembaharuan laporan Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
"Yang saya perhatikan, akar permasalahan pendidikan kita berada pada Dapodik dan kemampuan mereka untuk mengakses teknologi itu yang masih sangat kurang," kata Karolin di Ngabang, Jumat.
Dengan lemahnya Dapodik yang dimiliki Pemkab Landak, mengakibatkan pihaknya sulit untuk menganggarkan dana pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan, mengingat Dapodik yang ada tentu tidak lengkap.
"Makanya saya minta kepada dinas pendidikan untuk memberi perhatian khusus pada Dapodik kita, agar datanya benar-benar sesuai dengan kondisi faktual. Yang belum bisa dilatih lagi, yang pemalas diingatkan lagi," tuturnya.
Mantan anggota komisi IX DPR RI itu menyadari bahwa keterbatasan Sumber Daya Manusia dalam mengelola laporan Dapodik tersebut yang menyebabkan pembangunan sekolah-sekolah didaerah serta sarana dan prasarananya menjadi terhambat. Laporan yang disampaikan tidak sesuai dengan fakta yang ditemukan dilapangan.
Dirinya menyadari karena keterbatasan SDM di Landak menyebabkan laporan Dapodik seringkali tidak sesuai dengan fakta yang ada dilapangan.
Sehingga ketika Pemkab Landak meminta pembangunan kepada pemerintah pusat, selalu tekendala pada Dapodik yang ada.
"Coba diminta mereka mengupdate laporan Dapodik nya, saat ini pagu dana untuk tahun depankan sudah ada, tahun ini berarti masih ada kesempatan untuk kita memperbaiki laporan Dapodik kita," kata Karolin.
Dokter lulusan Unika Atmajaya Jakarta itu meminta untuk dilakukan pengecekan terhadap beberapa sekolah di Kabupaten Landak sehingga pihak sekolah memiliki keinginan untuk melakukan update Dapodiknya.
"Setiap tahunnya dilakukan random cek saja, mungkin dua sampai tiga kali dilakukan pengecekan langsung dilapangan. Random cek itu, pilih saja tiga atau empat sekolah tidak semuanya, kita berharap itu akan menjadi peringatan bagi sekolah-sekolah yang lainnya," tuturnya.
Dengan demikian, kata Karolin, pihak sekolah memiliki keinginan untuk mengupdate, sehingga pihak sekolah tidak marah-marah kalau sekolahnya tidak diperhatikan dan diperbaiki.
"Makanya, kita minta pihak sekolah juga harus memperbaiki databasenya, karena ini adalah sumber dari segala sumber dasar kebijakan pendidikan di tingkat Nasional. Semua pakai itu, guru, sarana dan prasarana di sekolah juga berdasarkan laporan Dapodik," kata Karolin.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"Yang saya perhatikan, akar permasalahan pendidikan kita berada pada Dapodik dan kemampuan mereka untuk mengakses teknologi itu yang masih sangat kurang," kata Karolin di Ngabang, Jumat.
Dengan lemahnya Dapodik yang dimiliki Pemkab Landak, mengakibatkan pihaknya sulit untuk menganggarkan dana pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan, mengingat Dapodik yang ada tentu tidak lengkap.
"Makanya saya minta kepada dinas pendidikan untuk memberi perhatian khusus pada Dapodik kita, agar datanya benar-benar sesuai dengan kondisi faktual. Yang belum bisa dilatih lagi, yang pemalas diingatkan lagi," tuturnya.
Mantan anggota komisi IX DPR RI itu menyadari bahwa keterbatasan Sumber Daya Manusia dalam mengelola laporan Dapodik tersebut yang menyebabkan pembangunan sekolah-sekolah didaerah serta sarana dan prasarananya menjadi terhambat. Laporan yang disampaikan tidak sesuai dengan fakta yang ditemukan dilapangan.
Dirinya menyadari karena keterbatasan SDM di Landak menyebabkan laporan Dapodik seringkali tidak sesuai dengan fakta yang ada dilapangan.
Sehingga ketika Pemkab Landak meminta pembangunan kepada pemerintah pusat, selalu tekendala pada Dapodik yang ada.
"Coba diminta mereka mengupdate laporan Dapodik nya, saat ini pagu dana untuk tahun depankan sudah ada, tahun ini berarti masih ada kesempatan untuk kita memperbaiki laporan Dapodik kita," kata Karolin.
Dokter lulusan Unika Atmajaya Jakarta itu meminta untuk dilakukan pengecekan terhadap beberapa sekolah di Kabupaten Landak sehingga pihak sekolah memiliki keinginan untuk melakukan update Dapodiknya.
"Setiap tahunnya dilakukan random cek saja, mungkin dua sampai tiga kali dilakukan pengecekan langsung dilapangan. Random cek itu, pilih saja tiga atau empat sekolah tidak semuanya, kita berharap itu akan menjadi peringatan bagi sekolah-sekolah yang lainnya," tuturnya.
Dengan demikian, kata Karolin, pihak sekolah memiliki keinginan untuk mengupdate, sehingga pihak sekolah tidak marah-marah kalau sekolahnya tidak diperhatikan dan diperbaiki.
"Makanya, kita minta pihak sekolah juga harus memperbaiki databasenya, karena ini adalah sumber dari segala sumber dasar kebijakan pendidikan di tingkat Nasional. Semua pakai itu, guru, sarana dan prasarana di sekolah juga berdasarkan laporan Dapodik," kata Karolin.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017