Pontianak (Antara Kalbar) - Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis mengatakan, tradisi permainan rakyat Meriam Karbit saat ini telah resmi menjadi warisan kesenian budaya Melayu Kota Pontianak, sehingga tidak ada pihak lain yang bisa mengklaim hal tersebut.

"Setelah mendapat pengakuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sebagai warisan budaya tak benda, Meriam Karbit yang menjadi salah satu ikon wisata kota Pontianak diharapkan go Internasional," kata Cornelis di Pontianak, Senin.

Dengan adanya pengakuan pemerintah terhadap kebudayaan Melayu terutama menyangkut Meriam Karbit, menurutnya tidak boleh lagi ada orang atau pihak lain yang mengklaim maupun mengkomplain bahwa ini adalah miliknya selain orang Melayu Pontianak.

Dia mengatakan, selain Permainan Meriam Karbit, salah satu masakan khas Melayu Pontianak, yakni Peceri Nanas juga akan didaftarkan hak patennya oleh Pemerintah Kota Pontianak.

"Kalau sudah didaftar dan masuk dalam daftar Kementerian Hukum dan HAM menjadi trademark, maka itu tidak bisa lagi dikomplain atau diklaim oleh pihak manapun," tuturnya.

Sebagai pemerintah provinsi Kalbar, dirinya sangat mengapresiasi adanya kegiatan Festival Meriam Karbit yang dilakukan dalam rangka menyambut Idul Fitri setiap tahunnya di kota Pontianak.

Seperti pada kegiatan festival Meriam Karbit 2017 yang dilaksanakan tadi malam di kota Pontianak, dimana kegiatan itu diikuti 44 kelompok dengan jumlah keseluruhan 259 meriam karbit.

Terkait hal itu, Cornelis mengimbau agar Tradisi Meriam Karbit menyambut Lebaran harus tetap ada, dan jangan hilang.

"Kalau hilang nanti kita tidak ada jadi Indonesia, karena suku bangsa di Indonesia tidak boleh ada yang hilang. Demikian juga kebudayaannya tidak boleh ada yang hilang, karena kita dibangun dari berbagai suku bangsa," katanya.

Di tempat yang sama, Wali Kota Pontianak, Sutarmidji menyebutan, pihaknya sudah mendaftarkan hak paten Meriam Karbit beserta Tugu Khatulistiwa. Namun saat didaftarkan sebelumnya, diakuinya ada sedikit kekeliruan sebab yang mendaftarkan semestinya badan hukum atau lembaga seperti Pemkot Pontianak.

"Sedangkan waktu itu didaftarkan atas nama wali kota. Kalau itu sudah dilengkapi, Insya Allah akan keluar hak patennya sehingga sudah menjadi paten milik kita, termasuk peceri nanas mau kita patenkan," katanya.

Terkait Festival Meriam Karbit, Sutarmidji menilai, festival tahun ini lebih meriah dibandingkan tahun lalu sebab di sepanjang pinggir sungai di kedua sisinya dihiasi dengan berbagai pernak-pernik lampu hias serta dekorasi.

"Dengan berbagai hiasan ini ditambah dentuman meriam karbit membuat suasana semakin semarak," kata Sutarmidji.


(U.KR-RDO/N005)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017